K A B U T : Duaja

95 15 19
                                    

"We try so hard to hide everything we're really feeling

from those who probably know our true feeling the most."


Hari Minggu pagi, Rahma sudah bangun dan berpakaian rapi khas orang hendak olahraga—pakai celana trainning, kaos abu-abu yang dilapisi hoodie kuning milik Dean yang ditinggal di rumahnya pasca lelaki itu menginap di sana. Senyum senang sedari tadi setia mampir di wajah gadis kelahiran 23 tahun lalu itu.

"Eish," Rama—adik Rahma—bersiul kala melihat sang kakak. "Tumben banget nih bangun pagi-pagi? Kakak mau jogging?"

"Iya," sahut Rahma. "Sama Mas Dean."

"Asik banget yang punya pacar mah ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asik banget yang punya pacar mah ya..." Tiba-tiba Rama merasa tertohok. Usianya tahun ini menginjak angka 18 tahun dan sudah kuliah, tapi belum ada tanda perempuan suka padanya. "Rama dari lahir sampe kuliah gini gak punya gebetan apalagi pacar."

Dikira kalian Rahma bakal ketawain si Rama 'kan? Oh, tentu tidak demikian, yeorobun. Dari enam personil (?) Gusi Gengges, Rahma bisa dikatakan sebagai kandidat perempuan paket lengkap pertama. Cerdas, ramah, murah senyum, baik, dan penyayang.

Dibanding ngetawain Rama yang pasang muka aib, Rahma justru kasih adiknya senyum perhatian sembari ngusap kepala Rama.

"Ngeluh itu sah-sah aja, Ram. Kamu 'kan manusia, bukan malaikat." Rahma berkata lembut, "Gak punya pacar tuh bukan dosa besar apalagi sampai jadi hal yang memalukan. Mungkin belum waktunya ketemu sama perempuan yang pas untuk kamu."

Rama yang denger kalimat penyemangat kakaknya malah pengen mewek, "Kak Ama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama yang denger kalimat penyemangat kakaknya malah pengen mewek, "Kak Ama... mau peluk."

"Haha, sini." Rahma memeluk Rama perlahan. "Adik Kak Ama yang paling ganteng, paling baik."

Drama haru-biru seputar pacar itu gak berlangsung lama, sebab Dean tiba dan mengetuk pintu tetapi karena tidak ada jawaban jadi lelaki itu masuk saja. Bukannya tersenyum haru seperti di film-film, Dean justru tercekat di tempatnya berpijak kini.

"Kakak doain, nanti kamu ketemu perempuan yang baik dan sayang banget sama kamu." Sewaktu mengatakan itu, hati Rahma penuh harapan serupa untuk dirinya. "Kaya Mas Dean yang baik dan sayang banget sama Kakak."

S E N A N D I K A | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang