K A B U T : Virtual Reality

123 18 13
                                    


Virtual Reality (Noun)

Kenyataan yang semu, kefanaan yang menyakitkan.

S A G A

Kalo ada penghargaan buat orang paling memalukan sekaligus paling sabar menunggu di dunia kayaknya seorang Aksara Saga Abimana bakal jadi juara bertahan sampai akhir hayat deh kayaknya.

7 tahun jatuh buat seseorang dan gak pernah kasih tau dia kalau gua begitu menyayanginya lebih dari apapun bahkan diri gua sendiri secara ikhlas gua pertarukan untuk dia. Alah bacot pisan kao, Saga.

Ini pasti semua yang baca lagi sibuk ngatain gua sesuai tata bahasa baku perkomenan netijen.

Ya gimana ya? Dia—cewek yang bikin gua sebegini jatoh—bukan cewek biasa.

Kamelia Maudy dengan semua prestasi dan manner yang jempolan. Kamelia Maudy dengan fisik yang nyaris tanpa cela. Kamelia Maudy dengan otak yang sejenius Einstein bagi gua. Kamelia Maudy  dengan semua sakit hati dan lukanya. Maudy Kamelia yang selalu menjadi poros dunia untuk Aksara Saga Abimana.

Gua menyayangi Maudy lebih dari diri gua sendiri dan itu bikin gua gak pernah berani mengungkapkan semuanya ke dia dari dulu. Gua takut, dengan dia tau perasaan gua selama ini, dia bakal sakit dan pergi.

Gak, bayanginnya aja udah bikin gua pengen nyebur ke Waduk Gajah Mungkur.

Kamelia Maudy adalah hidupnya Aksara Saga Abimana.

Mana ada orang yang bisa lanjutin sisa hidup kalo gak ada sumber kehidupannya?

"Ga, kenapa sih lo masih sepeduli dan sebaik ini sama gue?"

"Karena lo temen gua, Dy."

Salah.

Yang sebenernya itu, karena lo Kamelia Maudy. Atau benar, karena temen yang paling gua sayang itu elo, Dy, hidup gua. Jadi, mau dunia terbalik atau terbelah sepuluh pun gua bakal tetep baik dan peduli sama lo.

Selamanya, Dy, selama gua masih sanggup dan gua bisa pastikan kalau gua akan selalu sanggup.

Selamanya, Dy, selama gua masih sanggup dan gua bisa pastikan kalau gua akan selalu sanggup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga," Teo—setan yang baru bangkit dari bangke pesawat—menatap gua sendu."Mau sampe kapan?"

"3 hari lagi kelar, harusnya lo gak usah repot-repot kemari, Yo."

Teo menghela napas panjang, dia memijat dahinya macam orang frustasi. Halah, minta disiram minyak butbut banget tuh kepalanya, kesel gua.

"Mas Dean udah bahagia sama Rahma, apa lagi yang lo takutin? Ody udah gak punya laki-laki lain buat bersandar selain lo!" Atreo kedengaran frustasi dan berharap tinggi, "Please, Ga, jangan jadi orang bodoh kaya gue...."

"Yo," gua berusaha mengucapkannya dengan biasa aja karena Teo akan mengasihani gua kalo dia tau bagaimana perasaan Saga Abimana saat ini. "Mau berapa abad pun, tetap gak bakal ada yang berubah dan gak bakal ada kata 'kita' buat gua sama dia."

S E N A N D I K A | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang