K A B U T : INTRO

382 32 14
                                    

S A G A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S A G A

"Ngapain sih lo repot-repot belajar mtk sampe kuliah aja ambil mtk? Kan gak bakal guna juga buat hidup lo, Dy!"

Waktu itu gua sempat berkomentar tentang keputusan Ody yang mati-matian pengen masuk jurusan MTK entah itu murni atau pendidikan, intinya MTK. Kan gak bakal berguna juga buat hidup lo selain pas sekolah.

Dan Ody membalas komentar gua dengan kalimat cerdasnya, "Tau apa lo itu gak bakal guna di hidup gue?"

"Taulah! Nih ya, gua jadi pemain bola gak butuh MTK terus penyanyi di tv gak butuh bisa MTK atau- atau si Aci tuh mau jadi guru TK gak perlu bisa MTK!"

"Kalo itu kehidupan yang lo maksud, jelas gak berguna, Ga." Ody senyum lebaar banget waktu bilang itu tapi entah kenapa matanya justru seperti gak ikut tersenyum. "Dunia gue berbeda sama dunia lo, Ga."

Ah, andai lo tau, Dy. Dunia gua itu elo, jadi harusnya dunia kita gak beda kecuali...

"Karena gue pengin rasain dunia Eyan, Ga, dunia yang bikin dia begitu bahagia ketimbang bersama gue."

Kecuali, dunia lo bukan gua.

Lo dunia gua, tapi Dean hidup lo.



Lo dunia gua, tapi Dean hidup lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

M A U D Y

Temen-temen gue bilang, wajah gue itu cantik. Cantik banget kaya pemain film ternama. Makanya, sejak gue bahkan baru duduk di bangku TK banyak agent talent yang bujuk Mama buat izinin gue jadi bintang iklan atau main sinetron.

Hanya aja, di dunia ini ada pengecualian. Dan Seta Andrean adalah orangnya.

"Aku gak bisa lanjutin hubungan kita, Dy."

Sore itu di Braga, Andrean Seta mengajak gue jalan hanya untuk bilang begitu.

"Aku gak nemuin alasan kamu gak bisa lanjutin hubungan kita, Yan."

Dean menyugar rambutnya yang agak gondrong dengan ekspresi paling risau yang pernah gue lihat selama 2 tahun mengenalnya. Gue yakin kalau itu muncul karena alasan yang sangat penting, karena Eyan-panggilan gue untuknya- selalu tenang seperti air di kolam.

"Aku kurang baik?"

"Aku bego ya?"

Gue bahkan sampai menyepelekan diri gue sendiri untuk kali pertama, "Aku kurang cantik ya sampe kamu malu pacaran sama anak SMA kaya aku?"

"Enggak, Dy, kamu selalu sempurna di mata aku."

"Atau aku ada salah sama kamu?"

"Enggak sama sekali," iris cokelat gelapnya menatap lurus hingga gue merasa ditusuk. "Aku yang ada salah sama kamu, Maudy."

Jantung gue berhenti berdetak selesai dia berbicara, biasanya kalau begitu ada hal yang amat sangat gak teduga bakal kejadian.

"Aku jatuh cinta sama orang lain."

Untuk kali pertama, air kolam yang tenang itu beriak hingga menimbulkan kerusakan buat hati gue.




Untuk kali pertama, air kolam yang tenang itu beriak hingga menimbulkan kerusakan buat hati gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D E A N

Andrean Seta. Banyak yang bilang dia serius banget dan selalu tenang dalam kondisi apapun. Senior panutan, mahasiswa hebat dan berprestasi, gentleman, ramah, dan baik sama semua orang. Dia itu, saya. Ya, sayalah si Andrean Seta itu.

"Oy, Setan!"

Pandu Pradipta, temen deket saya sejak maba, tengah menatap saya dengan pandangan mengasihani juga napas yang terdengar menyesakkan seperti habis lomba balap lari bersama Harimau Benggala.

"Ono opo toh, Ndu? Mbok ya kalo ngomong tuh jangan separuh gitu."

"Taro dulu tuh laprak lo jauh-jauh, baru gua lanjutin omongan gua."

Sret.

Gantian saya yang memperhatikan dia dengan intens juga bingung. Ada apa ini? Nada suaranya Pandu yang biasa tengil ilang kemana? Tumben dia serius banget.

"Ndu," saya menggoyangkan bahunya agak khawatir. "Kenapa? Lo ada masalah?"

"Jauhin dulu lapraknya, gua gak mau tugas lo jadi remekan sampah terus dilempar ke tong sampah." Pandu menunjuk laporan praktikum saya yang tergeletak di atas meja dengan dagunya, "Ini penting banget, Yan, bukan buat gua tapi buat lo."

Daripada dia ngotot terus mending ikutin aja, jadi saya taruh laprak yang udah selesa itu di atas kursi yang jauh dari kami.

"Lo harus kuat ya, Yan, jangan meledak abis denger ini," Pandu berkata serius seolah omongan dia yang tertunda tadi adalah pengumuman kematian saya yang tidak lama lagi.

"Iya iya, Ndu, apa sih emangnya?"

Pandu menepuk-nepuk pundak saya berusaha memberi dukungan, "Renjana minggu depan nikah, dia dihamilin selingkuhannya."

"Hah?" Otak saya kosong sesaat setelah mendengar pernyataan Pandu yang bukan hanya mengagetkan, tapi juga terlalu cepat diucapkan.

"Yang tabah, Yan, orang baik emang cobaannya gede, Yan."

"Maksudnya?"

"Lah lo pacaran kan sama Renjana? Kok nanyanya gitu sih lo?!" Pandu keliatan bingung banget sekaligus sewot.

"Iya, terus?"

Tangan kekar Pandu menunjuk-nunjuk keluar Sekre BEM dengan mata melotot, "Lo.. Gila ya? Cewek lo bunting duluan ono woy! Hamil gara-gara selingkuhannya!"

"Iya, Ndu, terus kenapa?"

"Lo kaga marah? Otak lo gak konslet kan karena kebanyakan megang colokan?"

"Enggak, ya Allah haha," saya menggeleng pelan."Gua udah tau duluan kok dan gak marah sama sekali.."

"Anjing! Yan, lo kaga kesurupan kan? Ngaco ya lo abis denger berita gua? Hah, ya kan?"

Enggak, Pandu. Saya serius, temanmu ini benar-benar serius. Saya hanya akan marah kalau orang yang saya cintai melakukan itu dan Renjana bukanlah orangnya tapi Kamelia Maudy. Sayang, saya sudah terlanjur melepasnya lebih dulu karena kepengecutan juga ego.














Jangan Lupa Ikuti Kami di Instagram ya!!

- @sagaabimana

- @maudykamelia

- @setaandrean

Jakarta, 18 Februari 2019

17:37 WIB

S E N A N D I K A | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang