Part 2 - Pergi

1K 90 14
                                    

Part ini sudah aku revisi, sebagian ada yang dirubah.

Selamat Membaca!

------------------------

Suara nyaring dari jam diatas nakas kamar Aaron berhasil membuat tidur Harry terusik, pria itu membuka matanya sambil mengerjap-erjapkan matanya. Sedikit perih saat matanya disambar cahaya matahari.

"Arggh"

Harry duduk dipinggiran ranjang sambil sesekali menguap lantaran kantuk masih menyerangnya, malam tadi dia tidur pukul 3 pagi lantaran pikirannya yang melayang pada wanita bernama Rebecca itu.

Harry menggelengkan kepalanya mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang hampir saja ambruk lagi kekasur, sungguh! Saat ini dia masih benar-benar mengantuk. Ini masih pukul 6 pagi namun dia sudah harus bangun untuk mengemas beberapa perlengkapan Aaron dan Emily yang rencana nya hari ini akan dititipkan kerumah Anne lantaran ia harus keluar kota untuk meninjau pembangunan hotel nya yang kini sedang dibangun.

Setelah mengemas semuanya, Harry melangkah menuju dapur untuk membuat sarapan sambil menunggu anak-anaknya bangun dari tidur nyenyak mereka. Hari ini Harry memutuskan untuk membuat roti isi ikan tuna kesukaan Aaron dan Emily.

"Selamat pagi Dad" suara kecil milik Emily memasuki indra pendengaran Harry, Harry tersenyum kecil saat melihat putri kecilnya sedang mengucek matanya dengan rambutnya yang berdiri seperti rambut singa.

"Morning Honey, duduklah sarapan akan segera jadi." Emily memanjat kursi untuk duduk diatasnya setelah mendengarkan perintah Harry, dia melipat tangan diatas meja sambil memperhatikan Ayahnya menyiapkan sarapan untuknya.

"Dimana kakakmu?" tanya Harry setelah meletakkan roti isi itu didepan Emily tak lupa juga dengan segelas susu hangat.

Emily meminum susu hangat itu sedikit untuk membasahi tenggorokannya yang kering karena ia benci meminum air putih dipagi Harry.

"Aaron masih tidur Dad" gumamnya sambil menyengir memperlihatkan susunan giginya yang rapih.

Harry mengecup puncak kepala Emily lalu pamit untuk membangunkan Aaron yang ternyata masih telentang diatas ranjang yang bersprei Iron man itu, tidurnya begitu pulas hingga membuat Harry tersenyum kecil.

Harry menggoyangkan lengan Aaron.
"Iron man, ayo bangun" ucapnya sambil kembali mengguncang lengan Aaron hingga membuat Aaron mengerang.

"Ayolah, bangun nak." Harry terus menggangu tidur Aaron hingga membuat anak itu kesal dan langsung duduk dengan bibir mengerucutnya.

"Iron man tak boleh cemberut" ujar Harry menatap geli putranya yang terlihat kesal.

"Ayo cepat bangun, sarapan lalu setelah itu mandi. Dad akan membawamu kerumah Nenekmu." ungkap Harry hingga membuat Aaron berbinar.

"Benarkah Dad?" ia bertanya dengan antusias hingga melupakan rasa kesalnya, Harry mengangguk pasti lalu terkekeh saat melihat Aaron segera melompat dari tempat tidur dan berlari keluar dari kamar.

Harry berjalan dan duduk dihadapan kedua anaknya yang sibuk menyantap sarapan mereka.

"Dad akan keluar kota selama beberapa hari dan kalian akan Dad titipkan pada Grandma." ucap Harry membuka pembicaraan, kedua anak itu lagi-lagi berbinar saat mendengarnya. Walau sedikit kecewa karena harus berpisah dengan Ayah mereka. Namun mereka tak ingin menunjukkan itu pada Harry, mereka adalah anak-anak yang pengertian. Mereka tidak ingin Harry memikirkan mereka lantaran mereka tidak ingin ditinggal Harry.

"Dad? Apa Bianca ada disana?" Emily bertanya pada Harry dengan penuh harap, Bianca dan Emily memang sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu mereka dengan bermain jika bertemu satu sama lain.

One Last Time 2🇬🇧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang