Harry kembali mengantar Rebecca pulang, tak peduli dia akan menjadi gosip yang juga menyangkut pautkan Rebecca. Dia tidak akan repot lagi jika suatu saat benar-benar mendapatkan Rebecca.
"Terima kasih Harry" Harry mengangguk dengan senyumannya, Rebecca mengambil Olivia yang tertidur dijok belakang.
"Dad, kita tidak menginap?" tanya Emily membuat Rebecca menatap Harry yang kini tengah memutar tubuhnya kebelakang.
"Tidak sayang, Aunty Becca pasti lelah jadi kita akan menginap kapan-kapan" Rebecca mendesah kecewa, sebenarnya dia berharap Harry mau menginap agar dirinya tak kesepian dirumah.
"Tapi kurasa tidak jadi, Aunt Becca terlihat ingin menangis sekarang. Jadi sebaiknya kita menginap" Harry tertawa melihat wajah terkejut Rebecca.
🍁🍁🍁
Anne menatap Aurbey yang duduk didepannya dengan air mata.
"Katakan, apa yang Harry lakukan padamu Bey?" tanya Anne pasalnya dia bingung Aurbey datang dengan tangisan diwajahnya."Kau tahu Mom? Harry memacari seorang wanita beranak satu dikantornya, wanita itu bekerja di devisi keuangan" rengek Aurbey.
Anne menatap Aurbey tak percaya, kenapa Harry bisa berubah? Selama ini Harry tak pernah dekat dengan wanita mana pun bahkan pacaran pun pria itu tak akan mau.
"Siapa nama perempuan itu?"
"Rebecca Aline Hood"
🍁🍁🍁
Harry menyantap pasta buatan Rebecca dengan lahap, dia seperti kembali dimasa lalu dimana Tifanny membuatkan dirinya pasta yang enak. Rasa pasta ini sama seperti buatan Tifanny. Tentu saja karena memang mereka orang yang sama.
"Dari mana kau belajar membuat pasta seenak ini Becca?" tanya Harry sambil kembali menyuapkan pasta itu.
"Mungkin ibuku yang mengajariku, aku tak ingat" ia tersenyum kecil pada Harry, ke 3 anak kecil itu tidak bicara apapun. Mereka sangat menikmati pasta buatan Rebecca.
"Kau kemari lagi lubang hidung besar?" Harry menoleh dan memutar bola mata saat melihat Calum, rupanya pria itu punya dendam tersendiri untuk Harry.
"Calum, jangan seperti itu." ucap Rebecca membuat Calum menghela nafas dan duduk dikursi ikut makan bersama mereka.
"Ya, ya" Calum menyuapkan dengan cepat pasta yang sudah ia lilit pada garpu dan matanya tak lepas menatap Harry.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Jangan bilang kau ini penyuka sesama jenis?" tuding Harry.
"Aku masih suka dada berisi dari pada dada datar pria" Calum memutar bola mata, lau kembali makan. Rebecca hanya menatap 2 pria itu secara bergantian karena tidak paham apa yang membuat mereka saling membenci.
🍁🍁🍁
Harry's P.O.V
Aku duduk sambil melirik sesekali kearah Calum yang ternyata masih menatapku, oke. Baiklah, kini aku merasa dia benar-benar sudah menjadi gay lantaran tak pernah mengalihkan pandangannya dariku.
Kurasa aku tidak akan mendapatkan teman bicara yang layak jika terus seperti ini, sebenarnya apa masalahnya padaku. Jika dia marah aku tertawa saat ia jatuh maka jangan salahkan aku, jika kalian yang ada diposisiku maka kalian juga akan melakukan hal yang sama. Yaitu tertawa lantaran melihat posisi Calum yang jatuh dengan cara tidak keren. Aku lupa jika semua yang namanya jatuh memang tidak keren, kecuali jatuh cinta. Mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time 2🇬🇧
Fanfiction[Book 2] Kepergiannya sungguh merubah hari-hariku, bukan hanya aku. namun juga putra kami. dimana Aaron yang dulu hanya sering menyebut namaku kini selalu menyebut nama ibunya. kami merindukannya. sangat!