Harry tertawa kecil melihat Emily yang belajar berhitung bersama Aaron, sedangkan Neels hanya melihat kedua tingkah anak-anak itu dengan senyuman kecil.
"Mereka sangat menggemaskan" cicitnya.
"5 + 7 = 57, benarkan aunty?" tanya Emily yang sedang menaikkan kedua tangannya seolah sedang berhitung membuat Neels tertawa.
"Bukan sayang, 5 + 7 = 12" jelas Neels.
"Nah! Itu yang benar Mily!" timpal Aaron.
"12? Tapi tadi Aaron menambahkan 6 + 6 = 12, lalu mengapa 5 + 7 jawabannya juga sama Aunty?" tanya Emily dengan wajah polosnya, Aaron berlari kearah Harry lalu berbisik.
"Mily bodoh Dad" bisiknya mengundang tawa Harry.
"Kalau begitu ajari Mily agar dia tak bodoh, cepatlah" suruh Harry.
"6 + 6 = 12, 5 + 7 = 12. Mengapa jawabannya sama? Karena salah satu angka 6 itu dikurangi 1 lalu yang dikurang itu ditambah keangka 6 yang satunya menjadi tujuh. Apa kau paham?" jelas Neels membuat Emily mengangguk mengerti padahal dia sama sekali tak mengerti dengan penjelasan Neels.
Harry merogoh ponsel nya yang berdering saat pesan dari Ivan masuk kedalam ponselnya.
From: IV
Dia keluar bersama Dann menaiki mobil
Harry mencengkram ponsel itu lalu segera mengirimkan balasan.
To: IV
Ikuti mereka, jangan lupa rekam dan kirimkan padaku!
Menghela nafas, Harry mengatur nafasnya yang menderu karena emosinya. Dia sangat kesal pada Dann yang selalu selangkah lebih maju walau pun dirinya telah pernah meniduri Rebecca namun tetap saja, langkah Dann lebih berpengaruh besar.
"Dad! Aku sudah pandai!" pekikan Emily membuat Harry menatap kearah anaknya yang sedang tersenyum lebar. Harry tersenyum dan memberi pujian untuk putri kecilnya.
"Neels, bisa aku titip anak-anak sebentar? Aku sedang ada urusan. Aku akan menambahkan gaji mu, jadi...-"
"Tidak, tidak. Kau tidak perlu menambahkan gajiku, aku dengan senang hati akan menjaga mereka. Kau boleh pergi" potongnya cepat, membuat Harry mengangguk lalu menghampiri anaknya.
"Dad pergi dulu, jangan nakal dan belajar yang baik. Okay?" kecupan diberikan secara bergantian untuk Emily dan Aaron.
Neels menatap punggung Harry yang menjauh, sebuah senyuman kecut muncul dibibirnya.
"Aku menyesal"------------------
Rebecca menatap jalanan lewat jendela mobil milik Dann, ia tak tahu kemana pria ini akan membawanya lantaran ia ditarik dan dengan terpaksa harus meninggalkan Olivia pada tetangga sebelahnya.
Pertanyaannya terjawab saat Dann menghentikan mobilnya didepan restoran mewah yang Rebecca yakini makanan disini sangatlah mahal, bahkan mungkin gaji nya tidak akan cukup untuk membayar jika dia makan disini.
"Apa yang kita lakukan disini?" tanyanya dengan pandangannya yang mengarah pada gedung itu, bukan kagum. Tapi ngeri membayangkan bagaimana kantungnya dan kantung Dann akan terkuras jika makan disini.
"Tentu saja makan malam, apa lagi? Ayo masuk"
"Tunggu! Tunggu!" seruan Rebecca membuat Dann bingung, karena wajah wanita itu seperti ketakutan.
"Ada apa?" Dann menarik tangan Rebecca dan Rebecca menghempaskannya.
"Disini restoran mewah Dann, pasti kau dan aku akan bangkrut jika makan disini" cicitnya membuat Dann tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time 2🇬🇧
Fanfic[Book 2] Kepergiannya sungguh merubah hari-hariku, bukan hanya aku. namun juga putra kami. dimana Aaron yang dulu hanya sering menyebut namaku kini selalu menyebut nama ibunya. kami merindukannya. sangat!