Leave your vomment guys!
Sebenernya gue mau update besok, tapi gegara kemarin gue gak update jdi gue update sekarang aja😂Selamat Membaca!
---------------------
Harry duduk dengan menyandar pada kursi kebesarannya, pikirannya melayang pada kata-kata Zayn beberapa waktu lalu yang meminta dirinya untuk segera mendekati Rebecca namun ia menolak karena Dann adalah saingannya. Bukannya dia takut namun ketampanan Dann juga tak bisa dielakkan.
"Sial! Jika aku berdampingan dengan Dann, aku bagaikan kecoak sedang Dann itu kucing. Jika aku bergerak selangkah maka dia akan terus mengejarku, apa yang harus kulakukan?!" erang nya frustasi sedangkan Zayn yang duduk disofa hanya menggeleng melihat Harry yang terlihat begitu kacau saat dirinya membandingkan Harry dengan Dann, tentu saja Dann memang menang dari banyak hal. Kecuali soal kekayaan, tentu saja Harry lebih diatas dari pada orang yang sering disebutnya bajingan tengik karena berani menikung nya.
"Kau harus berusaha keras Harry, mengingat Dann lebih baik dari bajingan sepertimu. Aku yakin Rebecca a.k.a Tifanny itu tidak akan memandang kekayaan seperti gadis luaran, kusarankan padamu. Bersikaplah lebih baik dari Dann" ujar Zayn sambil menandatangani beberapa berkas.
"Ck! Bagaimana? Sikapku ini sudah melekat pada diriku dan tidak mungkin diubah begitu saja, aku melewati banyak hal untuk mendapatkan sikapku ini" erangnya.
"Jadilah dirimu sendiri, wanita lebih menyukai pria yang apa adanya dan dipenuhi dengan kejujuran. Jangan bersikap baik kalau itu hanya kau gunakan untuk topeng" suara itu membuat Harry mendongak, dia tersenyum tipis saat melihat Britanny dengan Ketiga anaknya.
"Kurasa kita memang memerlukan sudut pandang wanita" ujar Zayn sambil terkekeh dan berdiri mengecup kening istrinya lalu beralih pada putri kecilnya dan juga kedua putra kembar nya.
"Hii uncle kriting" sapa Heath dan Andrew bersamaan, bocah kembar itu langsung berlari kearah Harry yang kini berdiri dengan merentangkan kedua tangannya.
"Hii, bagaimana kabar kalian?" tanya Harry saat kedua bocah itu sampai kepelukannya.
"Sangat baik setelah bertemu dirimu Uncle, dimana Aaron dan Emily?" tanya Andrew sedang Heath hanya menganggukkan kepala menatap Harry antusias.
"Ah, sepupu kalian itu sedang bersama neneknya. Kenapa kalian tidak pernah mengunjungi mereka?"
"Daddy selalu bilang bahwa jika kami kesana maka Uncle akan mengambil Mom, jadi kami tidak kesana" ucapan Andrew membuat Harry menoleh dengan tatapan tajam sedang yang ditatap hanya menyengir kuda, melihat itu Britanny menggelengkan kepala dan menyentil kepala suami nya.
"Aww"
"Kau membuat Harry sadar jika dia adalah pria menyedihkan" celetuk Britanny membuat Harry semakin kesal karena melihat keluarga yang menurutnya sialan kompak menjatuhkan hatinya yang sudah retak hingga menjadi hancur berkeping-keping.
"Kalian memang sialan" gumamnya kesal, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya sementara keluarga kecil itu sibuk berceloteh ria hingga membuat Harry iri. Ia teringat pada kedua anaknya, mereka tidak dapat merasakan lebih lama kehangatan keluarga dengan sosok ibu.
Melihat Harry yang tampak melamun, Zayn menghela nafas. Dia tahu apa yang ada dipikiran pria kriting itu.
"Pergilah keruanganku sayang, bawa anak-anak. Harry terlihat murung setelah kedatangan kalian, dan kau pasti tahu apa sebabnya" bisik Zayn pada Britanny. Wanita itu mengangguk mengerti dan mengajak anak-anaknya menuju ruangan Zayn yang hanya berada dibawah lantai ruangan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time 2🇬🇧
Fanfiction[Book 2] Kepergiannya sungguh merubah hari-hariku, bukan hanya aku. namun juga putra kami. dimana Aaron yang dulu hanya sering menyebut namaku kini selalu menyebut nama ibunya. kami merindukannya. sangat!