Typo Everywhere!
--------------------------------Author Pov-
"MOMMY! AUSTIN MENANGIS!!"
"MOM! ALEA POOP"
"MOMMY! KEMANA BAJUKU?!"
Harry menggeram mendengar pekikan anak-anaknya itu, pagi-pagi begini ia sudah harus keluar dari mimpi indahnya. Ini bahkan masih terlalu pagi untuk dirinya meninggalkan dunia mimpi. Dengan tidak rela dia membuka matanya dan menatap 2 bayi kecil didepannya menangis sambil mengangkat tangan diudara sedangkan Olivia dan Aaron berada diatas adik-adiknya itu.
"Dimana Mommy kalian?" tanya Harry dengan suara serak khas bangun tidurnya, menatap kedua anaknya bergantian.
"Mommy sedang memasak sarapan Dad," ucapan Aaron membuat Harry berengut, jika Tifanny sedang memasak itu berarti dia yang harus menenangkan 5 kurcaci yang tingkat keributannya luar biasa. Terutama Emily yang sangat hobi berteriak meminta pakaian padahal ia hanya duduk ditepi ranjang tanpa mau mencari pakaiannya sendiri.
Dengan malas Harry duduk dihadapan 2 bayi gembul dengan wajah serupa itu, Harry mulai membagi tugas dengan menyuruh Aaron mengambil susu kedua adiknya dilemari pendingin dan menyuruh Olivia untuk mengambil popok, serta perlengkapan adik-adiknya.
Tangan Harry dengan cekatan membuka popok Alea yang sudah tak berwarna putih lagi, membersihkan bokong bayi kecil itu lalu menyuruh Olivia membuang popok yang sudah penuh dengan poop itu. Dengan tampang jijik, Olivia mengangkat popok itu menggunakan jari telunjuk dan jempolnya sambil menutup hidungnya. Lalu langsung berlari keluar kamar dan membawa popok itu ketempat sampah yang berada didepan rumahnya.
Tak lama kemudian Aaron datang dengan membawa 2 botol susu yang sudah dihangatkan oleh Tifanny dan memberinya pada Harry.
---------Tifanny terkekeh saat melihat melihat Aaron berlari menaiki tangga dengan 2 botol susu yang sudah ia hangatkan, itu adalah asi miliknya yang dibekukan didalam freezer. Mengingat ia tak akan bisa menyusui kedua bayi kembarnya secara bersamaan jadi ia memilih memerah asi miliknya hingga terkadang membuat Harry tertawa sendiri saat melihatnya dan berkata. "Lebih baik aku yang memerah susu mu dari pada menggunakan alat aneh itu." sambil menekan-nekan puting Tifanny.
Tifanny menyajikan sarapannya diatas meja makan, belum ada niat untuk naik kelantai 2 dan membantu suaminya yang mungkin saja kerepotan diatas sana mengingat 2 bayi kembarnya itu sangat rewel.
Dari arah luar, Amy--wanita 30 tahun yang bertugas mengasuh Austin dan Alea datang dengan senyuman lebarnya. Semenjak Austin dan Alea lahir, Harry memang memaksa dirinya untuk membayar seorang pengasuh karena semua anaknya masih kecil-kecil dan Harry tak ingin Tifanny kelelahan hanya karena mengasuh anak-anak mereka.
"Naiklah keatas, kurasa Harry kerepotan mengurus si kembar. Setelah itu turunlah kemari dan ikut sarapan bersama kami." ucapnya pada Amy dan hanya dibalas anggukan oleh Amy.
Tifanny melangkah kan kakinya menuju kamar Emily, dimana gadis kecil itu duduk dengan wajah ditekuk dipinggir ranjang.
"Hey princ--""Don't call me lika that! Itu menggelikan Mom!" tukasnya dengan melipat tangan didada hingga membuat Tifanny terkekeh.
"Okay, Emily. Kenapa kau masih menggunakan handuk? Hmm?" ia duduk didepan lemari Emily sambil menatap semua baju Emily.
"Aku mau mommy yang memilihkan bajuku seperti yang mommy lakukan pada Oliv dan Rich."
"Rich? Richard? Kau memanggil Aaron dengan nama tengahnya? Bukankah ia tidak suka dipanggil dengan nama tengahnya."
"Biarkan saja! Dia menyebalkan, aku akan membuatnya kesal terus menerus karena memberi diriku boneka barbie menggelikan dengan rambut tipis yang jelek!" cerocosnya dengan berapi-api, bahkan handuknya sudah terjatuh dan menyisakan celana dalam bergambar beruang.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time 2🇬🇧
Hayran Kurgu[Book 2] Kepergiannya sungguh merubah hari-hariku, bukan hanya aku. namun juga putra kami. dimana Aaron yang dulu hanya sering menyebut namaku kini selalu menyebut nama ibunya. kami merindukannya. sangat!