Rebecca P.O.V
Setelah kepulangan Harry, aku memutuskan untuk segera bersiap. Aku harus ke kantor dan tak mungkin mengambil izin hanya karena hal ini, aku baru bekerja selama beberapa minggu disana.
"Hari ini aku tidak bekerja, apa kau mau menitip Oliv padaku?" tanya Calum saat aku turun kebawah, aku pun mengangguk mengiyakan ucapan Calum. Aku tak mau Olivia berkeliaran disana nantinya.
Aku berjalan menuju halte namun tiba-tiba sebuah motor berhenti disampingku, pria itu membuka helm dan memperlihatkan wajahnya.
"Hey Becca, mau berangkat bersama ku?" tanya Dann.
Tak ingin menolak aku pun langsung naik keatas motornya, sepanjang perjalanan kami berbincang banyak hal. Dan asal kalian tahu, sosok Dann yang sekarang sangat berbeda jika sedang dikantor. Saat dikantor dia pasti akan memerintah layak nya boss besar hingga membuatku kadang kesal. Namun sekarang aku paham, itu adalah sikap profesional nya.
"Dimana William?" tanyaku, pasalnya mereka biasa berangkat bersama.
"William sudah membeli motor untuk dirinya sendiri jadi yah, aku berangkat sendiri. Mungkin kita bisa berangkat dan pulang bersama setiap hari?" bukan hal buruk. Aku pun menyetujui usulnya itu, dari pada aku diantar oleh Harry dan itu pasti akan semakin membuat situasi memanas lantaran gosip-gosip yang menyebar.
Aku menyandarkan kepala ku dengan ragu pada punggung Dann, nyaman. Namun tak mampu membuat perutku serasa dikocok, jika bersama Harry. Dia menatapku saja sudah membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Benar-benar berbeda.
Perasaan macam apa ini?
"Kita sudah sampai jika kau mau tahu" ucapan Dann membuatku segera menegakkan tubuhku, aku menatapnya malu hingga membuatnya terkekeh.
Kami pun berjalan memasuki area kantor dan menuju ruangan kami, Dann masuk kedalam ruangannya sedangkan aku duduk ditempatku.
"Jadi...Mr. Styles sudah kau buang?" tanya Anna dengan nada menggoda padaku.
"Ya, ku pikir kau...-"
"Semuanya kembali bekerja!" teriakan nyaring dalam ruangan Dann membuat kami semua ciut dan langsung mengerjakan tugas masing-masing.
Berkutat dengan kertas-kertas yang juga disertai angka-angka yang begitu banyak membuat kepala ku pusing, aku sedikit tidak mengerti dengan hal ini walau pun sudah berminggu minggu bekerja disini.
"Rebecca Aline Hood?" Suara membuatku mendongak, dia adalah sekertaris Dann. Yang sangat jarang terlihat.
Aku mengangkat tanganku karena merasa dia bingung mencari pemilik nama itu.
"Aku mendapat telepon dari Sekertaris Mr. Styles, David. Bahwa kau diminta untuk keruangan Mr. Styles sekarang juga" aku meneguk ludah setelah mendengarnya, apa lagi ini? Kenapa aku diminta kesana."Aku rasa kau bisa mendengar ucapanku tadi Miss Becca" aku segera tersadar dan bangkit, mengabaikan tatapan penasaran dari seluruh staf devisi didalam sini.
Jantung ku terasa berdetak kencang, aku takut nanti Harry memecat diriku dan---Argh! Lagi pula mengapa dia memanggilku? Ingin mengulang kejadian semalam?
Percaya diri sekali kau Becca!
Batinku merutuk, ya walau pun aku tahu itu malam yang pan---
Ck! Shut up bitch!
Aku menggelengkan kepala, mengenyahkan semua pemikiran idiot yang bersarang dalam otakku, menekan tombol lift menuju ketempat dimana ruangan Harry berada.
Didalam lift aku menggigit kuku-ku gugup, otakku menerka-nerka dengan apa yang akan terjadi? Dipecat atau--
"Kau ingin terus disitu?" David yang berdiri didepan lift membuat lamunanku terpecah, aku tersenyum kikuk lalu melangkah keluar lift sedangkan dia masuk.
Aku berjalan pelan, mengulur waktu lantaran tidak siap bertemu Harry. Entah kenapa tadi pagi aku menangis dan mencarinya sedangkan sekarang aku takut menemuinya.
Aku meneguk ludah saat sampai tepat didepan ruangannya yang pintunya sedikit terbuka.
"Dimana Jalang itu Harry?!"
Suara teriakan perempuan? Harry memiliki istri? Oh tidak mungkin karena dia mengatakan istrinya meninggal. Tapi itu siapa?
"Jalang apa Mom? Aku tidak memiliki Jalang, dan sebaiknya jangan berteriak dan bicara kasar. Disini ada anak-anakku Mom"
Mom? Ibunya Harry? Kenapa dia malah berteriak seperti itu, aku sedikit mengintip dengan mencondongkan tubuhku kedepan. Belum beberapa detik, aku langsung terhuyung kedepan.
Membuat semua yang didalam ruangan itu memusat padaku, aku menengok kebelakang dan melihat David dengan wajah tak bersalahnya. Sial!
"Ti-tifanny?" nama itu lagi? Kenapa setiap yang berhubungan dengan Harry selalu memanggilku Tifanny? Siapa dia?
"She's Rebecca"
"Dia Tifanny Harry!" Harry menarik Ibu nya yang ingin melangkah padaku.
"Duduklah dulu" setelah itu dia membawa Ibunya keruangan khusus didalam ruangan ini, sedang aku memilih duduk ditengah-tengah Emily dan Aaron..
"Hey Aunty!" Emily menyapaku dengan menyodorkan snack kentang miliknya, aku hanya tersenyum dan menolak.
Pikiran ku masih menerka-nerka tentang apa maksud dari semua ini, aku bingung dengan semuanya. Dipanggil kesini hanya untuk duduk saja?
Tak lama pintu ruangan itu terayun, Harry dan Ibunya keluar dari sana. Mata Ibu nya sembab, Apa Harry memukulnya karena memanggilku Tifanny? Oh itu tidak mungkin. Harry orang yang lembut dan penuh kasih sayang dia tidak mungkin melakukan itu. Setidaknya itu yang kulihat saat ia memperlakukan anak-anaknya.
"Kau bisa pergi Rebecca"
"Hah?"
"I said, you can go"
Aku melongo mendengar ucapannya, yang benar saja! Dia memanggilku hanya untuk duduk disofa empuk yang berada dalam ruangannya ini? Jika saja aku masih dibawah, pasti aku sudah selesai mengerjakan tugasku yang kutinggal tadi.
Aku menatapnya sinis, tidak peduli lagi dia boss ku atau bukan. Persetan dengannya yang telah membuang waktu berharga ku begitu saja, Oh apa dia memanggilku hanya untuk mencoba sofa baru itu? Ya sepertinya begitu!
"Bagaim--" aku melalui David begitu saja dengan mengacuhkan jari tengahku padanya, aku benar-benar kesal jika kalian ingin tahu!
Memasuki lift sambil menghentakkan kaki-ku, namun sedetik kemudian aku berhenti karena takut hentakan kaki ku bisa membuat lift macet dan menjebakku didalamnya. Pikiran bodoh, namun bisa saja terjadi kan?
Aku kembali ke meja ku dengan wajah kusut, mendaratkan bokongku. Mata ku tertuju pada meja ku disana ada kertas kecil yang sering dipakai untuk membuat note. Aku mengambilnya dan membacanya.
Regency Cafe pada jam makan siang, Aku menunggumu!
:)
Aku mengerutkan kening-ku saat membacanya, disana tidak ada nama pengirim atau apapun. Tidak ada clue siapa yang menulisnya. Ck! Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku.
🍁🍁🍁
Pada jam makan siang, aku pergi ke Regency Cafe. Sesuai yang tertera dinote itu. Sebenarnya aku tak ingin pergi namun aku begitu penasaran pemilik Note itu.
Memasuki Cafe dan mengedarkan pandanganku, aku yakin pemiliknya adalah seseorang yang ku kenal.
"Hey Becca"
🍁🍁🍁🍁🍁
Sorry yah guys! Pendek :v
Typo bertebaran! Ingatkan jika ada kesalah kata yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time 2🇬🇧
Fanfiction[Book 2] Kepergiannya sungguh merubah hari-hariku, bukan hanya aku. namun juga putra kami. dimana Aaron yang dulu hanya sering menyebut namaku kini selalu menyebut nama ibunya. kami merindukannya. sangat!