"Berapa totalnya mbak?"
"Semua nya 35rb mas."
"Ini mbak uangnya."
"Sekalian mau isi pulsa mas?"
"Enggak, gausah mbak."
"Sekalian beli coklat nya mas, ini mumpung masih promo beli 1 dapet 3."
"Enggak mbak gausah, saya gak doyan coklat."
"Siapa tau kan buat pacar nya gitu loh mas hahaha," lalu mbak mbak kasir Indomart itu tertawa.
"Sialan, aku kan gapunya pacar, ngeledek nih si mbak," gumam ku di dalam hati.
"Ini mas belanjaan nya, terimakasih sudah berbelanja di Indomart."Setelah dari Indomart, aku langsung pergi ke kafe langganan ku. Biasanya aku mengambil tempat di dekat jendela, yang jarang sekali orang tempati, entah kenapa.
"Mas Yon, biasa lah, americano satu," karena sudah langganan, aku begitu akrab dengan Mas Yon. Kafe Mas Yon ini tidak terlalu jauh dari kosan, dan tempatnya asik bagi mahasiswa seperti ku.
Tak butuh waktu lama americano ku datang. Disini menjadi tempat favorit ku ketika melepas penat dari hiruk pikuk dunia perkuliahan.
***
"Kembali memperbaiki kesalahan, dengan kembali untuk mengulangi kesalahan, memang beda tipis, tapi kita tidak mau terjebak kesenangan sesaat."
Rangga Ilyas
***Kafe ini adalah tempat favorit ku untuk menulis ataupun menggambar, disini aku lebih banyak mendapat ide untuk menulis ataupun menggambar dibandingkan di kosan, ya memang sih, kosan ku itu tidak terlalu besar dan sumpek.
Kemudian, lonceng pintu kafe berbunyi tanda bahwa ada orang yang masuk atau keluar. Spontan saja aku merubah pandangan ku ke pintu masuk kafe, dan disana, aku melihat seorang cewek menggunakan masker, jaket denim, sepatu converse hitam, baju berwarna hijau toska, dan rambut yang diikat ponytail.
Sontak saja aku agak kaget melihat dia, "itu cewek yang kemarin kan?," tanyaku di dalam hati sambil melihat cewek itu. Cewek itu memesan pesanan nya lalu mulai mencari tempat duduk. Akhirnya dia duduk di pojok dekat jendela, hanya berjarak 3 kursi dari tempatku duduk. Aku terus curi curi pandang kepadanya, berharap tidak ketahuan karena sudah memerhatikan nya terus sedari tadi.
Tak lama kemudian, ada seorang cowok yang datang dan duduk di depan cewek itu. "Mungkin pacarnya, atau temen cowoknya kali," gumam ku di dalam hati, tak lama kemudian cewek itu membuka masker nya. Dan betapa kagetnya aku saat melihat wajahnya yang selama ini dia tutupi dengan masker. SALMA.. IYA ITU SALMA,"jadi yang aku lihat kemarin itu juga Salma, tapi kenapa dia bisa ada di Jogjakarta?" kataku di dalam hati.
"Kamu mau pesen apa?" ujar si cowok ke Salma.
"Oh aku sudah pesen kok, kamu pesen dulu sana, kamu kan baru dateng," ucap Salma ke si cowok.Si cowok itu lalu pergi untuk memesan makanan, di meja itu sekarang hanya ada Salma. Dengan rasa yang campur aduk, aku terus memerhatikan Salma yang sedang memainkan handphone nya.
Rasa ini campur aduk ketika tau kamu di Jogjakarta juga, Sal. Ingin rasanya bisa berbicara dengan mu lagi, banyak sekali yang ingin aku tanyakan padamu. Tapi bibir ini kelu.
Aku cuma bisa melihat kamu bersama kekasih mu dari sini, kuharap aku bisa menggantikan posisi laki laki itu. Tapi bisa melihat mu saja, sudah cukup bagiku..Aku mencoba untuk mendekatinya, ya hanya sekedar ingin menyapa dan menanyakan kabar. Tapi, sebelum aku melakukan itu, cowok itu sudah kembali. Lalu aku mengurungkan niatku itu dan memilih untuk kembali menggambar.
Tak lama kemudian, Salma dan pacarnya itu keluar dari kafe. Aku pun buru buru untuk mengikuti mereka.
Akhirnya aku mengikuti mereka sampai ke sebuah parkiran mobil, dari kejauhan aku melihat Salma masuk ke dalam mobil itu bersama pacarnya.
Setelah itu, mobil mereka keluar dari lahan parkir dan pergi menjauh. Makin jauh dan jauh, sampai aku tak bisa melihat mobil mereka lagi.
Awan hujan datang lagi, dan beberapa menit kemudian, Jogjakarta diguyur hujan deras. Aku masih berdiri dan menatap ke arah mobil Salma pergi. Hingga akhirnya hujan turun, dan aku masih tetap berdiri di tempat itu.
Aku menengadah kan kepalaku, merasakan air hujan yang membasahi sekujur tubuhku.
"Aku sangat suka hujan, Sal. Tau alasan nya kenapa?" kataku kepada Salma dahulu kala.
"Enggak, emang nya kenapa kamu suka hujan? hujan kan bisa bikin kamu sakit," ujar Salma.
"Aku suka hujan, kenapa, karena ketika aku sedih dan menangis di tengah hujan, orang orang tidak akan menyadari kalau aku sedang menangis."Rangga to Salma

KAMU SEDANG MEMBACA
Derap Langkah #1 (SELESAI)
Teen FictionMari berbagi rasa Dari relung hati Yang terdalam ... Ketika seorang Rangga Ilyas berjuang untuk mendapatkan hati seorang Salma Yumna Arisa, tapi memperjuangkan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan