Bagian 19 #1 (Akhir)

13 2 0
                                    

Akhirnya sampai di bab terakhir. Akhir dari kisah Mbak Salma dan Mas Rangga. Bab ini akan terbagi menjadi tiga part nantinya. Maaf jika selama ini ceritaku kurang memuaskan, dan semoga kalian terhibur. Setelah bab ini, mungkin aku akan membuat cerita yang lain atau mungkin kelanjutan cerita ini(?) Kita tunggu saja nanti.

Salam,


***

Seusai kelas, aku mengajak Liana menghampiri Rangga. Kebetulan Liana hendak mengembalikan sepatu Rangga yang ia pinjam beberapa waktu lalu.

"Sal, gue lagi naksir cowok."
"Beneran? Apa cuma iseng-iseng doang kayak yang dulu-dulu?"
"Dih. Seriusan, Sal, beneran suka, nih."
"Siapa namanya? Anak komunikasi juga?"
"Iya.. junior setahun di bawah kita. Ternyata anaknya suka naik gunung juga!"
"Cocok."
"Udah? Gitu doang, Sal? Kasih saran kek, apaan kek."
"Hmm... gue harus lihat dulu lo beneran serius sama dia. Gue nggak mau ya, Na, lo mainin perasaan cowok kayak dulu-dulu."
"Iya...iya... maapin..."
"Bukan apa-apa, tapi kalau ada laki-laki yang beneran sayang sama lo, kalau lo nggak bisa bales perasaannya, maka hargai perasaannya bukannya menyakiti. Jangan buat dia nyesel karena sayang sama lo."

Liana tercengang, ia mungkin tak menyangka aku bisa berucap panjang lebar seperti itu, ia segera memegang dahiku, memastikan aku sedang tidak demam. "Sal, lo pusing?"

Aku hanya membelalak, lalu meninggalkan Liana begitu saja. Rangga membawa perubahan baik pada diriku, dan sedikit demi sedikit mengubah diriku yang sekarang menjadi diriku yang dulu. Terbukti dari caraku berbicara, kini aku yang tak kelihatan ini, sudah senang kembali mengajak orang-orang di sekeliling berinteraksi, percayalah ini sudah lebih dari cukup, pikirku sambil meninggalkan Liana sendiri.

Di kelas, Rangga tak ada, mungkin sudah bubar. Akhirnya kita mencari ke kantin, dan sesampainya kita di sana, terlihat Rangga sedang duduk berhadapan dengan seorang perempuan. Jarang-jarang ia begitu. Akhirnya muncul keinginanku untuk bertanya pada Liana. "Siapa perempuan itu?"
"Masa lalu Rangga, Sal."

Ada sebuah rasa baru, muncul di dalam perasaanku. Sebelum-sebelumnya aku tak pernah merasakan ini. Aneh ketika mendengar bahwa Rangga memiliki masa lalu dengan seorang perempuan.
"Masa lalu?"
"Semua orang pasti punya masa lalu, Sal. Termasuk Rangga."
"Itu mantannya?"
"Iya, pacaran sejak baru masuk kuliah, sampai keduanya berusaha untuk bisa masuk ke fakultas yang sama, dan akhirnya mereka berhasil. Sayang, mereka putus setahun lalu."
"Putus kenapa?"
"Perempuan itu namanya Acha. Dia selingkuh. Saat itu juga Rangga mengakhiri semuanya. Bagian menyakitkannya adalah Acha udah selingkuh sejak beberapa bulan sebelumnya."
"Terus? Ngapain dia ngobrol sama Rangga?"
"Nyesel lah dia, Sal. Bayangin aja, siapa yang nggak mau sama Rangga? Dan dengan mudahnya dia ingin kembali, berharap Rangga masih mau nerima dia."
"Rangga bilang apa waktu dia minta balikan?"
"Dia bilang, dia udah punya lo sekarang."

Kalau dilihat-lihat, Acha jauh lebih cantik dariku. Wajahnya putih dan cerah, kelihatan sekali sering melakukan perawatan. Rambutnya hitam tebal dan panjang.

"Aneh dia, Na. Kata siapa gue punya dia."
"Sal, lo tau nggak sih, dia pernah bilang kalau dia nggak akan mau lagi kenal dekat sama cewek mana pun. Sampai akhirnya dia ngajak lo ketemu anak-anak di pinggir rel kereta. Sejak saat itu, dia udah jatuh cinta sama lo. Dia sendiri, kok, yang bilang ke gue."
"Ah, bercanda. Masa iya dia jatuh cinta sama gue secepat itu?"
"Salma, akan ada masa ketika jatuh cinta sama orang yang tidak diduga, di waktu yang juga tiba-tiba."

Derap Langkah #1 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang