Unpredictable Person

12.5K 1.8K 92
                                        

Kring!

"Selamat da- JENO!"

Pemuda yang baru saja berseru itu dengan segera melangkah meninggalkan meja kasir, menatap tak percaya pada seseorang yang baru saja masuk kedalam cafe miliknya tersebut.

Orang yang ditatapnya hanya tersenyum simpul, kemudian mengangkat tangannya memberikan sapaan kecil.

"Yo, apa kabar haechan?"

Haechan menggeleng kecil mengembalikan kesadarannya, dengan cepat tangannya melayangkan sebuah tinjuan pada bahu jeno.

"Apa-apaan dengan sapaan itu? Kau kemana saja huh? Adikmu berkali-kali datang kemari karena kau yang menghilang berhari-hari," ucap haechan.

Jeno tersenyum kecil barang sejenak, matanya beralih menatap ruangan cafe yang tampaknya tak terlalu banyak kedatangan pengunjung tersebut.

"Apa aku masih boleh bekerja disini?" Ujar jeno.

Haechan yang kini tengah melangkah menuju meja kasir itu berbalik, "tentu saja kenapa tidak? Nah sekarang cepat bersiap, sebentar lagi jam makan siang."

Jeno melebarkan senyumnya, kemudian dirinya menggantikan tempat haechan di balik meja kasir setelah memasangkan apron khas cafe tersebut.

"Hei kawan syukurlah kau kembali, aku sangat kerepotan beberapa hari ini," ucap haechan sembari mengulurkan satu cup ice coffee pada jeno yang dengan ragu di terima oleh pemuda itu.

"Kenapa? Bukannya kau bisa merekrut pegawai baru?"

Haechan menyandarkan punggungnya pada meja setinggi dada tersebut, wajahnya nampak seolah ia tengah memikirkan sesuatu.

"Aku sudah mencobanya, tapi yang mendaftar disini kebanyakan mahasiswa paruh waktu yang tak bisa mengatur jadwalnya jadi aku menolak mereka. Tapi belum lama ini aku mendapatkan satu orang, dan sebentar lagi mungkin dia datang."

Jeno hanya mengangguk saja mendengarkan ucapan haechan. Tak lama berselang setelah itu bunyi gemerincing dari bel diatas pintu masuk cafe terdengar, pertanda bahwa seseorang entah pengunjung atau bukan baru saja memasuki cafe.

Jeno terpaku menatap sosok mungil dalam balutan sweater oversize dan jeans biru itu juga topi baret berwarna senada dengan sweater yang dikenakannya. Sementara sosok yang tak luput dari pandangannya tersebut tampak tersenyum kecil dan melangkah mendekat kearahnya.

"Ah jeno, ini orang yang kumaksud tadi. Namanya huang renjun, dia biasanya mulai bekerja mulai pukul 12 sampai pukul empat sore."

Sepasang manik jeno masih terpaku pada sosok mungil yang masih tersenyum padanya tersebut, sementara itu haechan sudah meninggalkan keduanya karena seorang pengunjung.

"Ada apa dengan ekspresimu itu?" Ucap renjun.

Pemuda mungil yang tampak seperti manusia biasa dimata jeno tersebut melangkah mendekat padanya, membuat ia sendiri mau tak mau melangkah mundur seiring dengan tubuh renjun yang makin dekat dengan dirinya.

Punggung jeno yang menabrak meja tinggi dibelakangnya membuat renjun sedikit menyeringai. Dirinya sedikit berjinjit untuk sekedar mendekatkan bibirnya di samping telinga jeno.

"Kau pikir aku akan membiarkan vampire buatanku berkeliaran bebas tanpa pengawasan? Aku bisa mendapat masalah dari kerajaan jika melakukannya."

Renjun bersmirk tepat didepan jeno barang sedetik sebelum ekspresi itu kembali menjadi ekspresi bak seorang remaja polos.

"Nah! Sekarang silahkan bekerja," ucap renjun lalu dengan cepat dirinya telah berada diseberang meja yang jeno tempati.

"Oh ya satu lagi, aku mau tau seberapa lama kau bisa bertahan tanpa makan."

Full Moon (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang