"Aku akan baik-baik saja."
Entah sudah yang keberapa kali hyena mengucapkan kalimat itu, tapi jeno tetap terus menerus menanyakan hal yang sama sepanjang perjalanan.
Hari ini ia resmi pindah di asrama sekolahnya, tapi vampire bangsawan yang menemuinya malam itu tak juga muncul hingga pria yang ia tau bernama lucas yang mengantar dirinya, tentu saja dengan jeno yang ikut serta.
Jeno tampak menghela napas panjang kemudian memegangi kedua bahu hyena. "Hubungi aku kalau ada yang mengganggumu."
Hyena mengangguk mengiyakan ucapan jeno, ia memeluk jeno sejenak sebelum berbalik memasuki gedung asramanya.
"Aku sudah mengurus semua administrasinya, sekarang kau bisa ikut denganku."
Entah mengapa jeno sudah mulai terbiasa dengan kedatangan para vampire itu didekatnya secara tiba-tiba dan hampir tak terlihat itu, ia berbalik menatap lucas sejenak kemudian mengangguk.
Sampai jumpa, hyena.
.
.
.FULL MOON
.
.
.Sepasang netra berbeda warna milik jeno yang tak lagi ia tutupi dengan softlense itu memandangi ruangan bergaya victorian yang terakhir dilihatnya beberapa minggu lalu, terlihat sangat sepi hingga langkah kakinya dan juga langkah kaki lucas terdengar jelas menggema.
Jika dipikir kembali, ia tak melihat sosok itu sejak malam itu.
"Hei dimana dia?"
Lucas menghentikan langkahnya, menoleh pada jeno sejenak lalu melangkahkan kakinya lagi. "Ikut denganku."
Jeno hanya menurut, mungkin saja renjun sibuk? Ia juga sedikit tidak terlalu peduli.
"W-woah..."
Tanpa disadarinya, jeno sedikit membuka bibir takjub melihat sebuah ruangan dengan pintu menjulang tinggi yang diukir sedemikian rupa dihadapannya, sementara itu lucas menggerakkan tangannya dan pintu besar itu berderit terbuka.
"Ayo."
Jeno tak tau ia dibawa ketempat apa, ia tetap melangkah mengikuti lelaki yang terus memasang wajah datar itu dengan pasrah, toh ia pernah mengalami yang lebih mengerikan sebelumnya.
Sekali lagi ia bergumam kagum saat lilin-lilin yang berjejer di tiap sudut ruangan mulai menyala seiring dengan langkah keduanya.
Sorot matanya langsung terpaku pada sebuah benda yang terletak tepat ditengah ruangan dikelilingi oleh lilin.
Sebuah peti dengan permukaan hitam mengkilat menyapa pandangannya, ia mulai merinding dan berpikiran negatif apalagi saat lucas mulai menggumamkan kata-kata yang ia tak ketahui.
Pikiran negatifnya mulai terkikis saat peti itu mulai terbuka perlahan, menampilkan tubuh pucat seseorang yang bahkan masih mengenakan pakaian yang sama dengan yang ia lihat terakhir kali.
Kedua matanya tertutup damai, bahkan dadanya tak bergerak sedikitpun untuk menandakan bahwa ia masih bernapas.
"Tuan muda kehilangan kesadaran setelah membiarkan kau meminum darahnya dalam keadaan tak sadar malam itu, aku bisa mengatakan itu beresiko karena kau bisa saja mengambil semua kehidupannya tanpa kau sadari. Lalu dengan sedikit tenaga tersisa tuan muda malah menggunakannya untuk mengeluarkan sayapnya dan terbang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Moon (End) ✔
FanfictionJeno yang hampir meregang nyawa dan membuatnya menjalani kehidupan yang 180 derajat berbeda dengan kehidupan yang ia jalani sebelumnya. Warn! Shounen-ai!