I'll call you mine

7.7K 1.3K 71
                                    

"Tuan muda!"

Lucas melesat kearah Renjun yang baru saja di hempaskan oleh Jeno hingga menimbulkan debuman keras. Debu beterbangan di sekitar tempat Renjun.

"Ah aku kan belum selesai bicara, kenapa sudah melemparku begitu?"

Lucas menghembuskan napas lega saat sosok Renjun keluar dari reruntuhan bahkan sembari menepuk bajunya yang sedikit terkena debu. Tangan kurus Renjun mengangkat pedang ditangannya, menumpukan sisi tumpulnya di bahu dan melangkah mendekat pada Jeno.

"Ck ck, bajuku jadi kotor kan." Renjun mendongak menatap Lucas yang mulai turun di sampingnya. "Hei kurasa kau harus pergi keluar. Dia memanggil undead tadi."

Lantai yang di pijaki mereka sedikit bergetar beberapa saat.

"Baik tuan muda." Lucas kembali mengepakkan sayapnya, melesat keluar dari jendela setinggi tiga meter dari permukaan.

Benar saja diluar sana puluhan undead mengelilingi tempat yang dibangun paling jauh dari mansion utama ini.

"Hey Lee Jeno bodoh, kendalikan dong. Katanya tidak mau membunuhku."

Renjun melompat kebelakang dengan bertumpu pada pedang yang sedikit terseret menghancurkan lantai saat Jeno mulai menyerang lagi.

Sepasang heterochromia Jeno bergerak cepat mengikuti langkah memutar Renjun, surai putihnya sedikit terpangkas saat menghindari tebasan pedang Renjun.

"Disini."

Renjun yang sekarang berpindah di belakang Jeno menebaskan pedangnya kedepan, berniat memotong sayap di punggung Jeno atau benda aneh lainnya yang tadi menghempaskan dirinya.

Jeno memutar tubuh, menahan pedang Renjun dengan mudah dengan satu tangan sementara satu tangannya yang lain meraih leher Renjun, mencekiknya sejenak sebelum melemparkan tubuh mungil itu  ke dinding yang tak lagi terbentuk kokoh.

Renjun berdiri dengan bantuan pedang di tangannya, menyentuh lehernya yang beberapa detik lalu terasa benar-benar tercekik lalu menyeringai ke arah Jeno.

"Kau yang memaksa loh ya."

Sepasang sayap milik Renjun sedikit mengoyak bagian belakang pakaiannya, tangannya terangkat dan menjadikan reruntuhan di sekelilingnya melayang mengarah pada Jeno.

Jari telunjuknya menunjuk kearah Jeno, seketika puing-puing yang melayang di sekelilingnya melesat menghantam Jeno secara membabi buta.

"Ayo mundur sedikit lagi," gumam Renjun.

Ia terbang sedikit lebih dekat, mengepakkan sayapnya kuat untuk membuat tubuh Jeno yang kini sibuk bertahan dari puing-puing sedikit mundur.

"Sialan."

Renjun melesat turun dengan cepat, menghunuskan pedangnya cepat kearah Jeno menembus puing-puing yang masih berterbangan.

Jrash!

Darah segar segera mengucur deras, membuat lantai yang semula berwarna putih dengan sedikit debu kini dialiri darah.

"Gotcha!" Ujar Renjun dengan senyum kemenangan.

Sebelum akhirnya ia memuntahkan darah dan menjatuhkan pedangnya yang sempat di halau Jeno sebelum menembus dadanya, dengan satu tangan Jeno yang sekarang menembus perut Renjun dan membuat darah sang vampire mengalir di lantai.

Renjun mencengkram bahu Jeno, melangkah mendekat dan membuat lukanya bertambah dalam.

Seketika cahaya biru berpendar terang mengelilingi keduanya.

Full Moon (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang