Assalamu'alaikum Hilya | Part 42

4K 299 69
                                    

Jam menunjukkan pukul 21:25 malam, ketika Danish baru saja tiba dirumah, di karenakan dia memilih lembur, agar segera dapat menyelesaikan berbagai urusan kantor, sebelum dia mengambil cuti, menjelang proses persalinan sang istri.

Danish ingin menjadi suami siaga, untuk istri dan juga buah hatinya nanti. Dia ingin selalu ada untuk istrinya, pada saat gelombang cinta itu datang. Dia ingin, sebagai yang pertama menyambut kehadiran malaikat cintanya, bersama Hilya.

Pemandangan Hilya, yang sedang tidur dengan setelan baju tidur bermotif cupcake, menjadi hal yang pertama Danish lihat, ketika dia masuk kedalam kamar.

Senyum Danish mengembang, kala dia melihat dua lembar foto USG yang berada di atas bantal bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Danish mengembang, kala dia melihat dua lembar foto USG yang berada di atas bantal bayi. Danish tahu, jika istrinya ini, pasti tertidur setelah sebelumnya sibuk menghias calon kamar bayi mereka. Dan dua lembar foto, beserta bantal dan juga pakaian bayi yang tergeletak ini, pasti karena Hilya sudah jatuh tertidur, sebelum selesai membereskan semuanya.

Mengambil foto, bantal dan juga pakaian bayi, Danish lalu meletakkan itu, di dalam keranjang  kecil yang berada di atas meja. Tepat di samping tempat tidur.

Setelah itu, dia menghampiri Hilya. Di betulkannya, posisi tidur sang istri. Di tariknya selimut hingga sebatas dada, lalu dengan lembut dia kecup kening perempuan yang paling di cintainya itu, dengan penuh cinta.

"Selamat tidur sayang, mimpi indah ya, shalihahku."

Danish dan Hilya, baru saja selesai menunaikan ibadah sholat tahajud. Dan sekarang, dengan masih memakai mukena, Hilya menarik tangan suaminya itu, untuk duduk di sebuah sofa, yang berada di sudut kamar.

"Kenapa sih sayang? Kok narik-narik gitu? Mau manja-manjaan lagi?"

Mengabaikan pertanyaan suaminya, Hilya malah menyuruh suaminya untuk duduk, sedangkan dia sendiri, berjalan menuju rak buku, yang terletak di samping lemari. Di ambilnya sebuah buku, yang berjudul, Kisah-kisah, para wanita mulia pada zaman Rasullah. Lalu dia berikan kepada Danish.

"Bacain," pintanya, dengan nada manja.

Mengambil buku, yang di sodorkan oleh Hilya, Danish lalu menepuk sofa kosong yang berada di sebelahnya. Tanda, jika dia meminta Hilya untuk duduk disana, yang mana, hal itu langsung di turuti Hilya dengan senang hati.

"Lho, kok malah berdiri sih, mau kemana?"

"Ganti baju bentar sayang, ini koko nya kan mau di pakai sholat subuh nanti, di masjid." jelasnya, sembari melepas koko berwarna biru dongker, dan menggantinya dengan sebuah kaos berwarna putih.

Ksatria Berkuda Hitam.

Itulah sosok Khaulah binti Azur. Seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan juga tombak, dia juga terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.

Hilya END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang