Assalamu'alaikum Hilya | Part 22

5.1K 396 121
                                    

Dua minggu kemudian, tepatnya di sebuah hotel berbintang. Pernikahan Atta, yang mana adalah kakak dari Hilya di gelar. Berbagai tamu undangan turut hadir dan ikut berbahagia, pada malam yang penuh do'a dan cinta tersebut.

Hilya sendiri saat ini tengah duduk bersama dengan Anindya. Dia tengah menghibur Anindya yang sedang patah hati, karena di tinggal menikah oleh kakaknya. Karena seperti yang kalian tahu, gadis berambut panjang itu, sempat menaruh rasa pada Atta.

"Udah nggak usah manyun gitu."

"Nggak usah ngeledek deh. Aku ini lagi patah hati Hil, lihat abang Atta duduk di pelaminan gitu."

Dan Hilya pun terkekeh mendengar perkataan Anindya. Sebelum kemudian dia berkata, "Nggak usah patah hati. Intinya, kalian itu nggak jodoh Nin, nggak jodoh."

"Iya-iya, udah deh nggak usah pasang muka ngeledek gitu. Bikin kesel tahu nggak liatnya."

Namun bukannya berhenti meledek, tawa Hilya malah kian berderai, yang membuat Anindya, berdecak kesal.

"Ehh Hil, tapi malam ini kamu kelihatan cantik banget lho. Sumpah deh!"

Dahi gadis cantik itu berkerut heran. Tadi marah-marah dan ngambek. Sekarang muji kalau dia cantik. Sungguh aneh, sahabatnya ini.

"Muji atau ngeledek?" tanya Hilya.

"Beneran ikh, nggak percayaan banget deh. Yakin banget nih, pak dosen bakalan makin klepek-klepek ini, pas lihat kamu."

"Apasih Nin. Hussstt diem deh, jangan ngomongin orang."

"Cieeee cieee. Pipinya merah." goda Anindya lagi. Gadis itu sepertinya belum puas menggoda Hilya. "Tuh dia disana tuh, samperin gih." katanya sambil menunjuk keberadaan Alan, yang tengah mengobrol dengan beberapa orang laki-laki.

"Ngaco kamu!" ujar Hilya sewot

Tapi seperti yang di katakan oleh Anindya, tentang Hilya yang, terlihat begitu cantik malam ini, memang benar adanya. Gadis itu memakai dress berwarna silver, dengan hiasan bordiran rumit di bagian depan dressnya, yang membuatnya semakin terlihat cantik dan manis. Riasan natural pada wajah ayu nya, membuat Hilya terlihat anggun dan dewasa.

Hilya sepertinya belum menyadari sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hilya sepertinya belum menyadari sesuatu. Dimana di ujung meja sana, seorang laki-laki tengah memperhatikan dia sejak beberapa menit yang lalu. Tatapan penuh rindu, kagum, dan juga penyesalan.

Laki-laki itu tersenyum dengan sendu, ketika dia melihat Hilya yang tengah berebut cupcake bersama sahabatnya. Dia merasa tidak sanggup berada di dekat Hilya lebih lama, di saat gadis itu sudah akan menjadi milik orang lain, dalam beberapa bulan kedepan.

Hilya tidak menunggunya. Hilya tidak memilihnya. Akan tetapi, dia berusaha ikhlas menerima semuanya. Dia sadar, akan siapa dirinya dan juga siapa Hilya. Dia seorang pria yang mempunyai kehidupan brengsek di masa lalu, dan Hilya yang seorang gadis manis, cantik dan juga sholeha. Hal yang tidak sebanding dengan dirinya. Tidak akan pernah.

Hilya END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang