5 tahun lalu---"Ibu...kau setega ini?"
Terdapat seorang pria muda dan seorang wanita paruh baya di hadapannya dengan seorang lelaki muda di disampingnya.
"Mulai sekarang dia adalah kakakmu Baek!" Ujar wanita paruh tersenyum.
"Dia bukan kakaku!" Bantah Baekhyun dengan air mata yang mulai deras.
"Baekhyun! Mulai sekarang dia adalah kakakmu! Apa kau tak mengerti makna dari perkataanku tadi?"
Baekhyun diam dengan airmata yang sudah menganak sungai di pipinya namun kepalanya masih ia pertahankan dalam posisi tegap.
"Aku tetap tak sudi mengakui gelandangan ini! Dia tak lebih dari selembar plastik jalanan!" -Baekhyun.
"Dia adalah pewaris B Company!" Baekhyun membelalakan matanya tak percaya dengan perkataan si Ibu.
"Maksud ibu aku akan ibu tendang?" Ujarnya lirih.
"Bukan ditendang! Sopannya lagi hanya digeser!" Ujar ayah pemuda yang terdiam sedari tadi.
"Baiklah! Lihat saja nanti! Aku akan membangun perusahaanku sendiri bahkan lebih besar dari B company!" Ujar Baekhyun marah lalu meninggalkan rumahnya.
"Lebih besar dari B Company? Kkk~~~ ayahnya saja tak bisa tapi dia? Berharap membangun sebuah perusahaan raksasa ! Cita cita yang tinggi kkkk~~~" ledek pria paruh baya tadi.
"Sebaiknya kau jangan remehkan Baekhyun suamiku! Jika ada niat dia lebih buas dari seekor harimau!" Ibu Baekhyun.
"Dia manusia! Tak mungkin sebuas Harimau!" Mereka bertiga tertawa karena lelucon si pria paruh.
"Ah kau ini....."
Baekhyun terdiam di meja makan dengan tatapan kosong yang ia tujukan kearah Seulgi dan Irene dihadapannya.
"Kakak! Apa yang kau pikirkan?" Seulgi menggenggam tangan Baekhyun seketika setetes air jatuh dari pelupuk mata Baekhyun.
"Tuan kau menangis?" -Irene.
Baekhyun mengusap cepat air matanya "aku mengantuk! Ayolah cepat selesaikan sarapannya! Seulgi ini hari pertama sekolahmu di tahun pertama shs bukan? Jadi giat lah belajar! Kami akan mengantarmu! Jadi cepatlah kami bisa terlambat!" Baekhyun mengalihkan pembicaraan.
Irene menatap bingung pada Seulgi yang menatap kakaknya sedih layaknya rasa bersalah.
"Seulgi! Kau tak apa?" -Irene.
"Kakak! Maafkan aku!" -Seulgi.
Baekhyun terdiam mendengar kalimat Seulgi.
"Sudahlah! Apa yang harus ku maafkan hm? Ayo makan! Kita akan berangkat!" Irene terpukau melihat sikap Baekhyun yang begitu hangat pagi ini.
Siang hari aktivitas di Byun Corp masih sama seperti tadi pagi tak terlalu gaduh dan tak terlalu tentram.
Seperti sebuah robot Baekhyun sedari tadi terus saja berkutat dengan komputernya.
"Huhft kenapa pekerjaan ini terasa begitu banyak?" Keluhnya.
Saking fokusnya Baekhyun pada lembar lembar pentingnya hingga tak memperhatikan orang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Kakak!" Seulgi duduk di sofa setelah melempar tasnya asal.
"Kau sudah pulang?" Baekhyun tak mengalihkan arah pandangnya sama sekali.
"Belum!" Jemari lentik Baekhyun berhenti menari di atas keyboard seketika.
"Lalu kenapa kau kemari?" Baekhyun mengerutkan alisnya tak suka mendengar fakta adiknya bolos dihari pertama.
"Kakak marah? Aku tak pulang karena masih disini! Kakak kira aku akan bertahan dirumah sebesar itu sendirian?" Seulgi menghampiri meja kerja Baekhyun.
"Wah,boleh aku membuat 1 laporan? Setelah selesai kakak boleh memeriksanya!" Ujar Seulgi girang.
"Silahkan!" Baekhyun memutar komputernya menghadap Seulgi.
Awalnya Seulgi nampak girang sebelum-
"Baiklah pertama aku harus membuka e-mail..."
Baekhyun tersenyum menatap adik kesayangannya. Dia tak sabar dengan reaksi Seulgi selanjutnya.
Seketika wajah girang Seulgi berubah menjadi kusut.
"Kerjakanlah!" Ujar Baekhyun tersenyum jahil.
"Eum tidak jadilah! Apaan ini? Kakak menunggak begitu banyak pekerjaan! Ada 443 pesan dan semuanya menggunakan bahasa inggris! Apa kakak bisa menyelesaikannya?" Seulgi menatap Baekhyun tak percaya.
"Pertama,aku tak menunggak pekerjaan! Pekerjaan itu saja yang tak habis habis! Dan kedua,menurutmu aku bisa atau tidak? Apa menurutmu perusahaan ini akan berdiri dengan pekerjaan yang tak selesai?" Baekhyun terkekeh melihat keterkejutan Seulgi.
"Dan ini yang menyebabkanmu kelelahan kak! Hah menjadi pemilik perusahaan bukan berarti menjadi yang paling bebas! Yang paling susah ada...."-Seulgi.
"Ya ya...kau istirahat sana! Nanti kau kelelahan! Di samping kamar mandi ada sebuah kamar kau bisa tidur disana!" Ujar Baekhyun.
"Iiiihhhhh,,,,kau selalu menyuruhku istirahat! Tapi kau mengerjap saja sepertinya tidak!" Seulgi memeluk erat leher kakaknya dari belakang.
"Ukhuk ukhuk...Se ulgi! Ak u ke ha bisan na-fashhhh!!!" Seulgi segera melepas pelukannya lalu menyengir.
"Maaf!" Ujarnya lalu berlari menuju kamar yang Baekhyun katakan tadi.
Baekhyun tersenyum melihat tingkah adiknya "melihatmu bahagia saja sudah menghapus segala letihku Seulgi! Tetaplah bahagia agar aku bisa bertahan!"
"Aish kata kataku terlalu menyedihkan! Seperti mau mati saja!" Baekhyun terkikik sendiri karena kalimatnya sendiri.
