Ibu

1.8K 143 2
                                    




Baekhyun berusaha mengangkat kelopak matanya saat mendengar hentakan benda tumpul yang beradu dengan lantai kaca kamarnya.

Baekhyun sudah membuka matanya namun masih setengah. Yang ia lihat hanyalah bantal berwarna hitam miliknya,yajelas dari semalam dia tidur dengan posisi tengkurap tanpa busana atasan hanya celana tidur saja yang ia kenakan.

"Tuan cepatlah! Kita sudah terlambat!" Irene masih saja berlari kesana kemari saat Baekhyun sudah merubah posisinya menjadi terlentang namun masih dalam posisi tidur.

"Apa terlambat berlaku untuk ku?" Baekhyun mengubah posisinya mejadi duduk.

"Ooohhhh kau mau pamer sekarang? Aku tahu kau itu seorang CEO sang pemilik perusahaan tapi bukan begitu caramu memimpin! Kau saja sering mendisiplinkan para pekerjamu tapi kau? Malah lebih buruk! Lihatlah dirimu! Para pekerjamu sudah mulai bekerja tapi kau mandi saja belum apa kau tak--"

"Pasang kancing yang benar!" Potong Baekhyun kemudian keluar dari kamar.

Irene mengalihkan pandangannya kearah kancing kemeja putihnya. Ternyata benar, bahkan 2 kancing dari atas lupa ia kancingi hampir saja memperlihatkan belahan dadanya.

"Kalau melihat yang seperti ini memang para lelaki cepat sekali!" -Irene.

"Itu sebabnya berhati hatilah dengan lelaki!" Irene terkaget mendengar suara Baekhyun yang masuk ke kamarnya kembali untuk memakai kaos oblongnya lalu keluar lagi.

Irene membuntuti langkah Baekhyun sampai dapur.

Irene hanya menyaksikan Baekhyun yang dengan lihai nya memotong segala bahan masakan tanpa ragu.

"Tuan bisa memasak juga? Wow...." -Irene.

"Kau sungguh jauh dari kata konsisten!" -Baekhyun.

"Apa? Kenapa?" -Irene.

"Kau dan tuan semuanya digunakan tetapkanlah salah satunya!" -Baekhyun.

"Dasar hobinya memang meng kritik yah gitu!" Gumam Irene.

"Aku mendengarnya!" -Baekhyun.

"Ah sudahlah! Sana mandi! Kita akan semakin terlambat!" -Irene.

"Aku tidak ke kantor hari ini!" -Baekhyun.

"Kenapa? Lalu aku?" -Irene.

"Temani aku dirumah!" -Baekhyun.

"Mana boleh begitu! Seharusnya aku di liburkan!" -Irene.

Baekhyun tak bergeming.

"Ya aku mengerti!" Irene bisa menebak arti diamnya Baekhyun.







"Tuan dan sekretarisnya tak datang!" Chanyeol dan para pekerja khusus serta kolega sedang mengadakan rapat.

"Apa dia kelelahan karena semalam?" -Tuan Kim.

"Memangnya semalam dia melakukan apa?"

"Mungkin pulang dari pesta mereka tidur bersama!"

"Lalu itulah yang terjadi!" Para anggota rapat tertawa.

"Aku penasaran sampai berapa pelepasankah tuan mampu menundukan sekretarisnya itu!" Tawanya semakin keras.

"Jika aku bilang 20 pelepasan apa kalian puas?" Seketika ruang rapat menjadi senyap.

"Aku tidak ada disana bukan berarti aku tak mengetahui apa yang kalian lakukan dan bicarakan! Mataku ada dimana mana!" Baekhyun terlihat duduk menyandar di sebuah kursi dengan kaos putih oblongnya.

Chanyeol tertawa cekikikan melihat ekspresi ketakutan para pegawai. Dialah orang yang menghubungi Baekhyun via video lalu menghubungkannya pada projektor hingga wajah seorang Baekhyun terpampang jelas pada papan rapat.

Perfect BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang