Di pagi hari yang sedikit mendung, di sebuah sekolah para siswa siswi seharusnya bergegas masuk kedalam gedung besar sekolah tapi lain dengan sekolah satu ini.
Mereka malahan berdiri dengan pandangan yang terpaku pada satu titik yang sama.
Seorang siswi cantik keluar dari sebuah mobil yang atapnya sudah dibuka terlebih dahulu dan memperlihatkan seorang pria berjas hitam yang menutupi tubuh kekarnya.
Rambut hitam pekat dengan belahan di bagian depan,serta tatapan memikatnya,Byun Joonjae.
Dan seorang siswi cantik dengan kulit putih, rambut tergerai sedikit kecoklatan dan sedikit curly di bagian ujung, dimple tepat disamping bibir merah nan tipisnya,Byun Narra.
"Kak! Kenapa kau sangat senang memamerkan ketampananmu?" Ujar Narra kesal.
"Lalu apa yang kau lakukan? Tersenyum manis di sepanjang koridor, sesekali menyibak rambutmu! Apa itu tidak pamer KECANTIKAN adikku SAYANG?" Joonjae menaik turunkan kedua alisnya.
"Itu tindakan alami! Tapi ini? Aish sudahlah aku mau masuk dulu! Bye!" Ujar Narra dengan senyuman manisnya.
"Ya! Mana kiss nya?" Ujar Joonjae menunjuk pipinya.
"Oh maaf aku lupa!" Ujar Narra berbalik lalu mengecup cepat pipi sang kakak.
"Bye!" Ujarnya melambai.
Masih cukup pagi tapi para pekerja kantor Byun Corp sudah lengkap saat Joonjae baru saja melangkahkan kakinya menuju ruangannya.
Kalian pikir Joonjae sekarang adalah seorang CEO?
Kalian salah! Karena kepintaran seorang Joonjae, sampai sampai ayahnya Baekhyun memberinya jabatan lain di perusahaan.
Apa tadi dia berjalan menuju ruangan? Iya,yang disebut ruangan itu meja kubikel dengan satu komputer diatasnya.
Dia menjabat sebagai pekerja bukan petinggi. Awalnya dia tidak terima tapi ia mengerti bahwa ayahnya berniat ia merasakan rasanya memulai dari awal, itung itung cari pengalaman dulu.
"Joonjae ah!" Joonjae melihat paman seperjuangan ayahnya berjalan menuju kearahnya.
"Ayahmu mana? Dia tidak ada di ruangannya!" Ujar Sehun.
"Kurasa ayah ke kantor agak siang! Kenapa?" Joonjae heran melihat Sehun yang sedikit ngos ngosan seperti di kejar preman.
"Oh ya, terimakasih! Kerja yang benar!" Ujarnya sebelum pergi.
"Baek!" Sehun berlarian di rumah besar Baekhyun untuk mencapai dapur tempat Baekhyun dan Irene menyantap sarapan mereka.
Baekhyun menatap heran Sehun "tumben-"
"Baek bagaimana ini?" Potong Sehun dengan nada panik membuat Baekhyun memasang raut seriusnya.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Demi apapun aku tak pernah merasakan rasanya ketakutan seperti ini! Kumohon bantu aku! BANTU AKU! " Ujarnya seperti orang frustasi.
"Aku akan membantumu! Tapi apa masalah-"
"YOONA MELAHIRKAN BAEK!" Baekhyun dan Irene terdiam.
"Lalu apa yang kau lakukan disini?" Ujar Baekhyun lempeng tanpa ekspresi.
"Aku,,ah a aku-"
'TAK'
Sehun hanya diam menunduk menerima pukulan di belakang kepalanya.
"Sungguh! Kau bodoh sekali! Cepat kau kembali ke rumah sakit dan temani istrimu!" Ujar Baekhyun melotot yang hanya ditatap oleh Sehun.
"Apa kau tuli?" Baekhyun mengangkat sendok di tangannya.