Dia Menjauh

1.4K 188 8
                                    

Do Kyungsoo menghindarinya, pria itu langsung berbalik setiap melihat Irene. Irene berusaha mengabaikannya saja, toh dulu juga ia terbiasa sendiri. Jadi jika pada akhirnya ia harus sendirian lagi, seharusnya itu bukan masalah besar baginnya

Tapi kenyatannya kini ia merasa lebih kesepian dari pada dulu, ia merasa ada sesuatu yang kurang pada kesehariannya yang membosankan ini

Tidak ada senyum tipis Kyungsoo yang menghiburnya, tidak ada mata bulat Kyungsoo yang melebar saat terkejut. Dan tidak ada lagi omelan Kyungsoo yang dulu Irene tidak sukai itu

Irene duduk di kantin siang itu, dengan satu nampan berisi makan siang dan satu botol jus yang ia beli di mesin minuman yang ada di pintu masuk Kantin yang ramai, matanya menangkap Kyungsoo yang baru saha masuk ke dalam kantin

Pria itu kembali seperti Kyungsoo yang dulu tanpa senyum, di wajahnya terdapat bekas memar lagi. Irene berusaha menahan diri agar tidak menghampiri pria itu dan menanyakan ada apa lagi dengan wajahnya

Pandangan Irene terhalang saat tiba-tiba saja seseorang duduk di seberang meja gadis itu, Irene mendengus kesal dan mendongak menatap siapaun orang yang sudah menganggunya itu

"Hallo Bae Irene, mau bergabung denganku di meja sana. Kau tampak lebih baik bersamaku dari pada pria menyedihkan itu, dan jika kau bergabung bersamaku dan juga teman-temanku, kau pasti akan menjadi terkenal dan punya banyak teman." Kata Mino dengan senyum lebarnya

"Minggir sana, kau menghilangkan nafsu makanku saja!" Kata Irene galak

Mino tertawa tidak percaya, "Hey Bae Irene, jangan merasa berkuasa di sini hanya karena Ayahmu pejabat tinggi. Kau itu menyedihkan,"

Mereka berdua kini sudah menjadi tontonan, bahkan Kyungsoo kini sudah berdiri tidak jauh di sana. Hanya bisa menatap itu semua seperti pengecut

"Lalu mengapa kau mencoba mendekati wanita menyedihkan ini Tuan Mino? Aku juga tidak butuh teman dan kepopuleran, semua temanmu itu palsu, begitu pula kau," kata Irene

"Apa katamu!!!" Mino mengangkat tangannya berniat menampar wajah cantik Irene, Irene sendiri hanya memejamkan matanya, tidak berniat menghindar

"Hentikan dasar pengecut!" Suara berat itu terdengar jelas ditelinga Irene, ia membuka matanya dan mendapati Mino kini sudah tersungkur ke lantai sambil meringis kecil memegangi tangannya

"Bukannya kau ya yang selama ini sombong, menggunakan kekayanmu hanya untuk menakuti yang lemah, dasar menyedihkan."

Mino berdecih kesal, namun memilih pergi dari sana. Kyungsoo menarik tangan Irene dan menariknya keluar dari sana, dengan kembali diiringi oleh bisikan dari orang-orang yang kembali membicarakan mereka

"Lepaskan! Jangan berlagak peduli padaku, seharusnya kau biarkan saja dia menamparku." Kata Irene sambil berusaha melepaskan peganggan Kyungsoo pada lengannya

Tapi Kyungsoo seolah berlagak tuli dan terus menarik Irene menuju Taman tempat biasa Irene berdia diri

"Lepaskan!! Menangnya kau kira kau siapa bisa datang dan pergi sesuka hatimu? Memangnya kau siapa bisa membuat aku merasa kesepian seperti ini? Aku membencimu! Aku membencimu karena kau sudah membuatku merasa seperti ini!" Irene memukul tubuh Kyungsoo yang bisa ia jangkau sekencang mungkin, tangisnya sudah pecah dan Kyungsoo hanya bisa membiarkannya

Setelah entah berapa kali, akhirnya Irene berhenti dan berjongkol sambil menenggelamkan wajahnya. Kyungsoo ikut berjongkok di depan Irene dan mengangkat wajah gadis itu yang sudah basah oleh air mata

"Maafkan aku, maaf karena aku sudah menjadi begitu bodoh dan malah mendengarkan apa kata orang lain. Maaf," gumam Kyungsoo sambil membawa tubuh Irene dalam pelukannya, gadis itu kembali terisak disana

Akhirnya siang itu Kyungsoo habiskan untuk berusaha menangkan Irene yang masih terisak menyedihkan

Akhirnya siang itu Kyungsoo habiskan untuk berusaha menangkan Irene yang masih terisak menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lonely ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang