Kyungsoo dan Irene duduk di kursi taman dalam keheningan, Irene sendiri kini sudah menunduk dalam. Kyungsoo menoleh dan menyadari jika bahu Irene sudah bergetar
Kyungsoo menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya memegang bahu Irene lalu membawa gadis itu ke dalam pelukannya
"Sudah-sudah, semuanya akan baik-baik saja." Gumam Kyungsoo di sela-sela tepukan lembut telapak tangannya pada bahu Irene
"Aku..aku hanya ingin mereka berhenti memmbicarakanmu. Mereka tidak tahu apapun tentangmu, aku benci mendengar mereka memmbiacarakan hal buruk tentangmu." Gumam Irene sambil terisak
Kyungsoo melepas pelukannya, menatap wajah Irene lalu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Irene
"Irene dengarkan aku, aku tidak peduli mereka mau membicarakan apa tentang aku. Hal yang terpenting adalah kau tau bagaimana aku sebenarnya, dan itu sudah cukup." Kata Kyungsoo lembut sambil tersenyum manis
Irene yang mendengar itu jadi makin terisak lalu memeluk Kyungsoo erat
"Maafkan aku ya malah membuat semuanya semakin memburuk," gumam Irene
"Tidak apa, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama jika jadi kau." Kata Kyungsoo yang langsung membuat Irene tersenyum
~~
Kyungsoo baru saja turun dari bus yang membawanya, ketika dua orang berbadan kekar dengan kemeja hitam dan tampang sangar menghadang langkahnya
"Apa apa? Siapa kalian?" Tanya Kyungsoo was-was
"Tuan Bae Johyuk ingin bertemu dengan anda," kata salah satu orang tadi sambil menunjuk kearah mobil super bagus yang terpakur tidak jauh dari tempatnya sekarang
Sebentar, Bae Johyuk?
Bukannya itu adalah salah satu anggota parlemen, yang berarti pria itu adalah Ayah Irene?
Akhirnya Kyungsoo mengiyakan dan menuju mobil tadi, si pengawal membiarkan Kyungsoo masuk, lalu segera menutup pintu mobil. Menyisakan Kyungsoo dan Bae Johyuk di dalam mobil, sedangkan mereka mengawal di luar
"Do Kyungsoo?"
"Iya, saya Do Kyungsoo. Senang berkenalan dengan anda," gumam Kyungsoo tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya, namun diabaikan oleh Tuan Bae
"Saya sedang sibuk jadi saya tidak akan berbasa-basi, tolong jauhi anak saya." Kata Tuan Bae
Kyungsoo mengerjap pelan, "Memangnya kenapa ya Tuan?" Tanya Kyungsoo
"Irene adalah anak petempuan saya satu-satunya, dan dia menjadi pembangkang setelah bertemu dengamu. Kau membawa pengaruh buruk baginya," kata Tuan Bae
Kyungsoo menoleh menatap Tuan Bae yang masih menatap lurus ke depan, "Tuan, tolong sekali saja habiskan waktu bersama Irene. Dia itu kesepian Tuan, dia butuh kasih sayang Ayah dan Ibunya." Kata Kyungsoo
Tuan Bae menatapnya dengan kesal, "Tau apa kamu tentang Irene dan Keluarga saya?"
"Coba Tuan sekali saja tanyakan tentang Irene, bagaimana harinya di Kampus." Kata Kyungsoo lagi
"Sudah cukup, jangan sok memberi saran. Jauhi Irene, saya sudah memberikkan uang 60 juta untuk Ayahmu yang tadi tengah di hajar karena mencuri uang di perjudian. Jika kau masih berani mendekati Irene, maka kau harus mengembalikkan uang itu."
Kyungsoo membulatkan matanya terkejut, apa-apaan semua ini?
"Saya rasa pembicaraan kita cukup sampai disini, silahkan keluar dari mobil saya." Kata Tuan Bae
Kyungsoo hanya terseret pasrah ketika salah satu pengawal tadi menyeretnya keluar dan mendorongnta kasar hingga terjatuh
Lalu mobil itu pergi begitu saja, meninggalkan Kyungsoo yang hanya bisa mengacak rambutnya frustasi. Lagi-lagi Ayahnya membuat masalah
~~
Irene baru saja merebahkan tubuhnya pada kasur empuk di kamarnya ketika Ayahnya membuka pintu kamarnya dengan kasar
Irene duduk di pinggir ranjang sambil menatap Ayahnya
"Apa-apaa ini Bae Irene, membuat masalah di Kampus. Untung Ayah segera mengurus agar media tidak membesar-besarkan hal itu, bukannya Ayah sudah bilang untuk menjaga sikap!!" Kata Ayahnya marah
Irene hanya menatap Ayahnya malas, terlalu lelah hanya untuk membalas perkataan Ayahnya
"JAWAB BAE IRENE!!"
"BERHENTI MENGURUSI KEHIDUPAN IRENE AYAH, JANGAN SOK PEDULI!! SEJAK DULU YANG AYAH PEDULIKAN HANYA KEKUASA ---"
Perkataan Irene terhenti ketika Ayahnya menampar wajahnya dengan keras, Irene tersenyum miring. Sedangkan Ayahnya sendiri terlihat terkejut
"Irene maaf, Ayah tidak bermaksud,"
Irene sendiri hanya menatap sinis Ayahnya, lalu akhirnya memilih kembali berlari pergi dari Rumahnya itu. Atau sekarang Irene bisa menyebutnya Neraka
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.