Kyungsoo masuk ke dalam Rumahnya dengan wajah lesu, ditangannya terdapat guci kecil yang menyimpan abu Ayahnya
Rumahnya berantakan, masih sempit dan pengap seperti biasanya. Kyungsoo berjalan gontai menuju kamar Ayahnya, begitu pintu terbuka yang Kyungsoo lihat hanya ada tumpukan botol minuman berakohol yang membuat kamar itu berbau menyengat
Kyungsoo meletakkan abu Ayahnya di atas meja, lalu ia membuka gorden dan jendela kamar Ayahnya. Membiarkan cahaya matahari masuk, lalu ia berjongkok dan mulai memungut botol-botol itu dan memasukkannya dalam kantung sampah
"Awww..." Kyungsoo meringis kecil sambil mengusap bahunya yang menyenggol lemari. Membuat sebuah pigura terjatuh tepat di depan Kyungsoo
Kyungsoo menatap pigura sebentar, lalu meraih pigura itu sambil mengusapnya penuh kerinduan. Pigura yang menampilkan Keluarganya, saat semuanya masih baik-baik saja
Kyungsoo memeluk pigura itu dengan erat, merasakan sesak pada dadanya. Ia kembali menatap pigura itu, menikmati tawa Ibunya di dalam foto itu
"Ibu, aku merindukanmu." Gumam Kyungsoo dengan lirih, dengan air mata yang mulai jatuh
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayah kini sudah menyusul Ibu, apa aku juga harus menyusul Ibu? Supaya kita bisa berkumpul bersama lagi dan berbahagia seperti dulu?" Gumam Kyungsoo, ia melatakan pigura itu, lalu mengambil pecahan botol tadi dan berniat mengarahkannya pada tangannya
Namun tangan Kyungsoo terhenti, sekelebat wajah Irene membuat tekadnya menciut. Ia merindukan gadis itu, ia ingin bertemu gadis itu dan memelum tubuhnya erat. Ia ingin kembali bersama gadis itu dan kembali berbahagia
"Iya, aku tidak boleh mati sekarang. Aku akan mengikuti apa yang Ayah katakan, aku akan berbahagia." Gumam Kyungsoo lalu kembali meletakkan kembali figura itu dan melanjutkan aktifitasnya membersihkan Rumah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene baru saja turun dari mobil milik Suho, pria itu tersenyum tipis dan berniat mengusap rambut Irene, tapi gadis itu buru-buru memalingkan kepalanya
Suho mengulum senyum tipis, berusaha menahan rasa sesak karena lagi-lagi mendapat penolakan
"Hubungi saja aku jika kau sudah pulang. Aku akan menjemputmu." Kata Suho masih tersenyum lalu kembali ke dalam mobilnya
Irene menghela nafas, agak merasa bersalah melihat wajah sedih Suho. Namun gadis itu menggeleng kecil, meyakinkan diri jika yang ia lakukan sudah benar
Gadis itu membenarkan letal tasnya dan berjalan masuk ke dalam kampus
"Apa kau sudah dengar berita mengejutkan?" Gumam Yiyeon yang baru saja lewat bersana Bona
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Bona penasaran
"Katanya Kyungsoo kembali Kuliah, Byungchan melihatnya tadi. Dan itu benar-benar Kyungsoo," kata Yiyeon
Irene langsung menghentikan langkahnya, terpaku mendengar itu. Ia memeriksa telinga, taku-takut ia salah mendengar
"Benarkah? Tapi bukannya dia cuti Kuliah?" Tanya Bona yang di jawab gelengan tidak tahu dari Yiyeon
Irene memundurkan langkahnya, lalu buru-buru berbalik dan berlari kencang menuju tempat di mana ia bisa menemukan pria itu. Taman
Irene memegang lututnya dengan nafas tersengal-sengal, ia kembali meluruskan punggungnya dan menatap sekeliling mencari keberadaan pria itu
Mata Irene membulat ketika benar-benar menemukan punggung pria itu di sana, tengah duduk di kursi dan posisi yang sama ketika mereka pertama kali bertemu
Irene berjalan ragu mendekati kursi itu, ia ingin benar-benar memastikan jika itu benar Kyungsoo. Mungkin pria itu memiliki telinga yang terlalu peka, jadi ia menoleh
Irene tersentak kaget, pria di depannya ini memang benar-benar Kyungsoo
"Apa kabar Bae Irene?" Tanya Kyungsoo dengan senyum tipisnya
Dan Irene merasa bagai di sambar petir siang itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.