Sudah 5 bulan berlalu sejak pertemuannya dengan Kyungsoo di minirmarket itu, Irene tidak pernah pergi ke minimarket itu lagi. Dan Kyungsoo benar-benar menghilang dari kehidupannya
Irene kira ia akan baik-baik saja, toh Kyungsoo juga belum lama hadir di kehidupannya. Ia juga sudah terbiasakan selalu ditinggalkan seperti itu, jadi kehilangan Kyungsoo jelas bukan masalah yang besar untuknya
Tapi sepertinya Irene salah, Irene tidak pernah benar-benar merasa bahagia lagi sekarang. Dadanya selalu terasa sesak dan kosong, gadis itu akan tiba-tiba menangis ketika pergi ke Taman atau tempat-tempat yang sering mereka kunjungi bersama
Kyungsoo, sudah meninggalkan luka besar pada dirinya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Irene, Suho sudah datang." Ayahnya berkata dengan sumringah
Irene menghela nafas lelah, ia meraih tasnya dan berjalan turun. Menemukan Ayahnya yang tengah mengobrol dengan Suho sambil sesekali tertawa
Apakah tidak apa seperti ini? Apa tidak apa menyakiti dan menanfaatku Suho seperti ini. Karena hati Irene kini sudah mati rasa, kedekatannya dengan Suho membuat hubungannya dengan Ayahnya menjadi membaik kini
Ayahnya tidak lagi kasar padanya dan banyak tersenyum padanya, Irene juga jelas tau jika Suho menyimpan rasa padanya. Tapi Irene berpura-pura tidak tau dan membiarkan Suho terus berharap padanya seperti ini, betapa jahat dan egoisnya Irene pada Suho
"Ayo berangkat," kata Irene
"Oh sudah siap, kami permisi berangkat dulu ya Tuan Bae." Kata Suho membungkuk hormat
"Astaga, bukannya aku sudah bilang panggil saja aku Ayah," ujar Tuan Bae tertawa pelan sambil menepuk pundah Suho
"Baiklah Ayah, kami permisi berangkat dulu." Kata Suho
"Hati-hati ya," gumam Ayahnya sambil mengusap rambut Irene lembut, Irene balas tersenyum tipis. Lalu berbalik lebih dulu keluar dari Rumahnya menuju mobil Suho
Suho duduk di kursi kemudi, dan menemukan Irene yang kini tengah menutup matanya dengan telinga yang sudah ia pasang earphone
Suho menghela nafas lelah, tapi akhirnya tetap menjalankan mobilnya menuju Kampus Irene
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kyungsoo melangkah pulang ke Rumahnya, pria itu memijat pelan pundaknya yang terasa pegal
Tangan Kyungsoo baru saja hampir meraih knop pintu ketika ponselnya berdering
"Hallo,"
"Iya dengan saya sendiri."
"APA??" Kyungsoo langsung mematikan ponselnya dengan segera berlari kencang dengan perasaan tidak karuan
Kyungsoo sampai di Rumah sakit dengan nafas tersengal-sengal, ia langsung menghampiri beberapa polisi
"Saya Do Kyungsoo, dimana Ayah saya?" Tanya Kyungsoo dengan panik
"Dia sedang di tangani di dalam," jawab si polisi, Kyungsoo langsung berlari menuju ruang IGD
Kyungsoo terduduk di kursi tinggu dengan perasaan cemas, mau sejahat apapun Ayahnya padanya. Dia tetap Ayahnya, Kyungsoo tidak bisa membencinya
Pintu ruang IGD terbuka, Kyungsoo buru-buru berdiri dan menghampiri Dokter
"Bagaimana keadaan Ayah saya Dok?" Tanya Kyungsoo
"Ia tertabrak cukup keras, membuat otaknya mengalami pendarahan hebat. Kami sudah berusaha yang terbaik, tapi ia hanya akan bisa bertahan selama beberapa jam saja." Kata Dokter itu lagi
"Apa namamu Kyungsoo?" Tanya si Dokter lagi
"Iya Dok, nama saya Kyungsoo."
"Sejak tadi ia terus memanggil namamu, segera masuk dan temui Ayahmu." Kata Dokter itu menepuk pundak Kyungsoo pelan dan berlalu pergi
Kyungsoo segera masuk ke dalam Ruangan, dan mendapati Ayahnya yang sudah tergelak lemah dengan banyak alat rumah sakit
"Ayah, ini Kyungsoo. Kyungsoo sudah datang Yah," kata Kyungsoo
Ayahnya meliriknya sekilas, lalu setetes air mata jatuh ke pipinya. "Maafkan Ayahnya, maaf jika selama ini aku belum bisa menjadi Ayah yang baik untukmu." Kata Ayahnya sambil merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sebuah buku tabungan
"Termialah ini dan hiduplah dengan bahagia, kejar mimpimu dan perjuangkan gadis yang kau cintai itu. Jangan terlalu bersedih, mungkin memang ini saatnya Ayah untuk menyusul dan menemani Ibumu."
Kyungsoo menggeleng dengan air matanya yang mulai jatuh, Ayahnya yang melihat itu tersenyum tipis dan mengusap pelan rambut Kyungsoo
"Ayah mencintaimu Nak, hiduplah dengan bahagia." Setelah mengatakan itu, terdengar suara nyaring dari alat pendeteksi jantung, tangan Ayahnya jatuh terkulai begitu saja
Kyungsoo langsung buru-buru memanggil dokter, dokter dan perawat. Dokter segera memeriksa Ayahnya lalu menggeleng kecil
"Waktu kematian, 11 Mei 2019." Si perawat menutup tubuh Ayahnya dengan selimut lalu berjalan keluar
Sedangkan Kyungsoo hanya bisa menangis sambil menatap Ayahnya yang sudah tiada
Kini Kyungsoo benar-benar sendirian
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.