Rumah adalah sebuah tempat di mana kita akhirnya akan pulang, tapi Irene tidak pernah merasa jika Rumahnya adalah sebuah tempat untuknya pulang
Rumahnya bahkan terasa asing bagi dirinya sendiri
Citra Keluarga harmonis yang di bangun di depan publik selama ini hanya palsu
Selama ini Ayahnya sudah berkali-kali berganti bermain bersama para perempuan-perempuan itu
Ibunya seolah sudah tidak peduli lagi, pernikahan itu bertahan hanya demi sebuah citra yang mereka jaga karena Ayahnya adalah seorang pejabat tinggi
Kehangatan Keluarga itu sudah lama hilang, bersama dengan perasaan Irene yang juga perlahan mati dan berubah beku
Irene baru saja pulang Kuliah, ketika mendengar suara teriakan Ayah dan Ibunya di lantai atas. Irene menghela nafas lelah, lalu akhirnya memutuskan kembali keluar dari Rumah itu
Cuaca siang ini tengah terik-teriknya, tapi gadis itu seolah tidak peduli. Ia berjalan menatap kosong ke arah jalanan yang sepi, tanpa tujuan yang pasti
Gadis itu tersentak saat merasakan bahunya tertabrak, ia termundur kebelakang dan hampir jatuh terjungkal
Irene baru saja berniat mengomeli siapapun yang berani membuatnya semakin kesal saat moodnya sendiri sudah jelek, namum gadis itu tertegun ketika mendapati Kyungsoo di depannya. Dengan wajah babak belur dan darah yang muncul diujung bibirnya
"Kyungsoo, kau kenapa?" Tanya Irene
"Ah, tidak apa. Aku hanya jatuh tadi," jawab pria itu
"Lukamu harus segera di obati, duduklah di bangku taman di seberang sana. Aku akan membelikan obat untuk mengobati lukamu," kata Irene
"Eh, kau tidak perlu melakukannya." Kata Kyungsoo
"Sudahlah, aku tidak menerima penolakan. Cepat duduk di sana dan jangan pergi kemanapun sampai aku kembali," setelah mengatakan itu, Irene langsung berbalik pergi dan mencari apotik terdekat
Tidak butuh waktu lama sampai gadis cantik itu kembali dengan membawa plastik besar
"Apa ini tidak berlebihan? Lukaku tidak seperah itu," kata Kyungsoo menganga terkejut melihat semua yang Irene bawa
"Sudah kau diam saja," kata Irene lalu mulai menuangkan alkohol pada kapas dan dengan perlahan mengobati luka Kyungsoo
Pria itu meringis kecil merasa kesakitan, tapi tidak berbicara banyak. Matanya hanya fokus menatap wajah serius Irene yang baginya terlihat lucu
"Kau sudah makan malam?" Tanya Irene
Kyungsoo menggeleng kecil dengan mata bulatnya yang melebar, membuat Irene tertawa
"Ayo kita makan, biar Kakak ini yang traktir." Kata Irene
"Haha tidak perlu, kau sudah mengobati lukaku. Aku tidak bisa membiarkan kau mentraktir makan malam untukku juga." Jawab Kyungsoo
"Aku benci makan sendirian, jadi tolong temani aku makan ya?"
Kyungsoo menghela nafas pelan, namun akhirnya mengangguk mengiyakan ajakan Irene
Malam itu mereka berdua habiskan dengan mengobrol banyak, rasanya Irene seperti menemukan teman lamanya yang menghilang
Rasanya nyama berbicara dengan Kyungsoo seperti ini. Dan malam itu, Irene melupakan tentang Rumahnya yang sudah berubah dingin, Ayahnya yang membuat hatinya patah, Ibunya yang penuh kepalsuan
Yang Irene lakukan malam itu hanya tertawa, dan semua itu karena Kyungsoo. Pria yang baru sekali ia temui
Pria yang sama dengan pria berwajah datar yang ia temui. Kini wajah datar itu sudah berganti dengan wajah penuh tawa yang menggemaskan, membuat perasaan Irene perlahan menghangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely ✔
Fiksi PenggemarYang pendiam terkadang lebih menyimpan banyak luka ©Lintangapsc, Desember 2018 Beautiful cover by Bwanana Design