Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙
Happy Reading ~
Sorry for typo✏
_______oOo_______
Prilly terdiam sejenak.
"Bagaimana mungkin aku katakan pada kakak bahwa Ali, sengaja berbohong agar aku pulang diantar dengannya. Ya Allah, aku merasa bersalah atas hal ini," batin Prilly.
"Mengapa diam ?" Tanya Ochi.
"Apa yang harus aku katakan pada kakak? Jika dia tau kebenarannya, pasti dia akan sedih," Batin Prilly.
"Prill?"
"Hm...."
Prilly masih terus berpikir, mencari jawaban yang masuk akal.
"Ali... ini semua karenamu, jika saja kamu tidak berbohong maka aku juga tidak akan bingung," batin Prilly.
Ochi menatap Prilly, menanti jawaban dari Prilly yang membuatnya jadi penasaran karena Prilly nampak aneh baginya.
"Hmm.... diperjalanan tadi, aku mendadak tidak enak badan jadi minta pada Ali untuk menyampaikan ke Salsha bahwa dibahas nanti saja," jawab Prilly dusta.
"Kamu sakit? Astaga, apa yang kamu rasakan hah? Ayo katakan pada kakak sekarang Prill, biar kakak panggilkan dokter,"
"E.. tidak kak. Tidak usah. A..aku sudah membaik kok sekarang,"
Ochi bernafas lega setelah ia merasakan cukup panik karena pernyataan dari Prilly.
"Kamu bikin kakak khawatir saja Prill. Kakak takut kamu kenapa - napa,"
"Tidak usah cemas sekarang kak,"
"Ya sudah, kamu istirahat saja sekarang ya? Agar tidak sakit." Ochi bangkit dari duduknya.
Prilly menganggukan kepala seraya tersenyum tipis.
"Good night Prill." Ochi melontarkan senyuman di bibirnya kemudian ia berlalu dari pandangan Prilly.
Prilly menatap langkah sang kakak.
"Maafkan aku kak, aku sudah berbohong padamu. Padahal kamu begitu menyayangi aku kak, tapi aku tega berbohong.
Maaf, Aku tidak bisa bayangkan betapa sedihnya kakak jika tau yang sebenarnya. Aku sudah jahat. Aku tidak akan begitu dekat dengan Ali, walaupun niatku juga bukan sengaja mencuri kesempatan dan barangkali Ali memang ingin pulang bareng saja, tidak lebih dari itu, tetap saja kalau kakak tau dia akan salah paham," batin Prilly.Prilly memalingkan pandangan usai Ochi menghilang dari balik pintu kamar Prilly yang kini tertutup sejak Ochi keluar dari kamarnya beberapa detik lalu.
Prilly merubah posisinya menjadi berdiri, lalu berjalan beberapa langkah ke depan menghampiri ranjang tepat tidurnya.
Prilly duduk ditepian ranjang, kemudian ia melepaskan jilbab dan menyisakan Dalaman hijabnya saja.
[ di tempat lain ]
~ VIA TELPON ~
"Aku rindu padamu, Aldi,"
"Aku juga merindukanmu,"
"Kapan kita bertemu?"
"Nanti dipernikahan kita sayang,"
"Huft, masih lama,"
"Tinggal beberapa hari saja. Aku kan sibuk mengurus segalanya sayang,"
"Baiklah. Selamat malam."
Salsha mematikan telponnya. Ia menjatuhkan tangannya secara perlahan.
Lalu Salsha pun meneruskan langkahnya kearah ruang utama, menuju tempat Ali dan Cemal duduk berdekatan disofa yang tersedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Akhir Zaman ( End)
SpiritualAku, Prilly latuconsina. Aku Bukanlah sosok seorang wanita sempurna Tidak mungkin menandingi kemuliaan seorang siti khadijah Tidak juga bisa mendekati ketakwaan siti Aisyah Dan tidak mungkin sama dengan kemuliaan siti fatimah Aku sadar... aku hanyal...