"To, nanti lo jemput gue ya?" pinta Ara sembari berjalan ke arah mobil.
"Oh ya, lupa gue Ra. Nanti ada rapat persiapan pelantikan anggota osis baru. Jadi pulang gue terlambat,"
"Yahh," Ara mendengus. Lalu segera masuk ke dalam mobil.
"Nanti lo pulangnya nebeng ke Friday atau Indri aja."
"Hm,"
"Ngambek mirip kambing,"
"Katain aja terus!"
"Wkwkwk. Enggak sayang, bercanda."
--
Ara dari tadi mendengus kesal. Bawaanya pengin marah-marah ke semua orang. Apalagi kalau jam kosong kayak gini.
Nganggur. Dito enggak balas pesan whatsappnya. Friday dan Indri tidur di lantai belakang kursi. Dan akhirnya dia jadi orang pengangguran sendiri.
Masa iya harus main sama yang lain? Gak ah. Kan gak terbiasa.
"Diem-diem bae lo bambang?" goda Irfan. Teman sekelasnya.
"Apaan sih lo."
"Biasanya suara lo menggema sampai hati ini bergetar,"
"Najis!"
"Ye awas lo kepincut sama kegantengan gue!"
"Bodo! Minggir sana. Lihat muka lo rasanya mau mabok!"
"Gak asik lo. Pms ya?"
"Kalau ya gimana?"
"Dahlah. Males gue sama lo!"
Lagi.
Ia merasa gabut level tinggi.
Kenapa juga tadi Irfan ia usir?
Tapi salah Irfan sendiri, nyeselin banget jadi orang.
Tiba-tiba ponselnya merasa bergetar. Senyumnya mengembang. Pasti itu pesan dari Dito.
Kan.
Love you Dito.
Eh.
Gak jadi.
Wajahnya kembali kesal.
"Gimana kemarin pacar lo masih hidup?" Ara menggumamkan isi pesan yang dikirim kepadanya.
"Ngelunjak banget nih orang!" kesalnya.
To: Satya
Oh, jadi kemarin
orang kiriman dari lo
ya? Pengecut lo.Haha.
Lihat aja nanti.
Bakal ada hadiah
untuk lo Ara sayang.Kan.
Kesalll!
Apa sih maunya Satya?
Mau Ara pacaran lagi sama dia? Enggak ah. Ara gak mungkin mau!
"Woy!"
"Masya allah," sebut Ara.
"Sana ikut tidur sama anak buah lo. Mrengut aja disini. Kenapa? Putus sama si ketos?"
"Ngaco lo! Ya nggak lah. GAK MUNGKIN!"
"Ye ngegas lo bambang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Ketos
Teen FictionUsahakan follow akun author sebelum membaca:) •Aradina Twisnatya• Sekarang aku tahu, Cinta itu tumbuh karena terbiasa bersama, bukan karena terpaksa. •Dito Exsi Putra Previous• Ingat Sayang, Yang terpaksa bukan tidak mungkin untuk tetap bersama. Ha...