Pagi ini Ara bangun sangat pagi untuk memasak tumis kangkung lagi. Karena hanya itu yang ia bisa dan yang paling mudah.
Ia melangkahkan kakinya menuju kamar, kemarin malam ia memilih tidur di sofa ruang tamu, tanpa selimut yang biasa Dito beri.
Ia sangat berhati-hati membuka pintu kamar, takut Dito akan terganggu tidurnya.
Jam lima pagi Ara sudah selesai berdandan dan memakai pakaian sekolah lengkap. Entah kenapa, ia hanya ingin waktu sendiri sekarang ini, jika Dito menghindar ia juga harus menghindar, itu pikirnya.
Kemarin ia merasa takut untuk sendirian, entah kenapa ketakutan itu pada saat ini mulai menghilang.
Dengan baju sedikit ketat, rok hitam di atas lutut rambut tergerai berwarna coklat, seperti itulah penampilan badgirl sekaligus model Smk Cakrawala.
Ara sesekali tersenyum mengingat perlakuan Dito kemarin. Tapi tidak untuk perlakuan yang selanjutnya.
Sad ending.
Tring tring
Satya is calling
"Ah Satya ternyata, gue kira Dito," sesegera ia langsung menekan tombol hijau pada layar ponselnya.
"Halo, ada apa Sat?"
"Gakpapa, gue cuma mastiin aja kalau lo baik-baik saja. Dari kemarin pikiran gue gak enak, mau hubungin lo gue takut lo di marahin sama saudara galak lo itu, hahaha,"
"Gue sekarang baik-baik aja, tapi tidak untuk kemarin,"
"Lah lo kenapa? Ada apa kemarin? Ada yang nyakitin lo? Lo di marahin sama saudara lo?"
"Udah nggakpapa, gue nggak mau inget kejadian kemarin. Udah ya, ini gue lagi di jalan,"
"Tumbe--"
Klik
Sambungan diputuskan secara sepihak oleh Ara.
To: Friday wikwik
Jemput gue sekarang di depan gedung GNI cepet, gue sendirian! Sekarang, awas kalau nggak cepet.
Astaga , tumben banget pagi-pagi lo udah ada di jalan.
Bct! Cepet.
Iya otw mbak. Sabar dong, gue nggak punya pintu ajaib buat cepet sampainya!
Read
Beberapa menit kemudian. Friday sampai. Untung Ara mempunyai sahabat yang baik dan ada di saat dia kepepet.
"Tumben!" tanya Friday setelah Ara masuk kedalam mobilnya.
"Gue lagi marahan sama Dito,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Ketos
Teen FictionUsahakan follow akun author sebelum membaca:) •Aradina Twisnatya• Sekarang aku tahu, Cinta itu tumbuh karena terbiasa bersama, bukan karena terpaksa. •Dito Exsi Putra Previous• Ingat Sayang, Yang terpaksa bukan tidak mungkin untuk tetap bersama. Ha...