"I love you Ara," Dito mengulang lagi kalimatnya.
Benar.
Dito mengucap kalimat itu untuk Ara.
Ulang tahun?
Ara melepas pelukan Dito dengan wajah yang sedikit tidak percaya.
"Ini tanggal berapa?" tanya Ara.
"Lo lahir tanggal berapa?" tanya Dito balik.
Ara melirik malas, "Tanggal 31 Oktober lah,"
"Nah. Itu tahu."
"Jadi gue ulang tahun hari ini?"
"Dasar jadi cewek pikun banget lo. Ulang tahunnya aja gak ingat!"
"Kok lo malah ngatain gue?"
"Eh. Gak jadi ngatain," ujar Dito.
Lalu Dito kembali ke sofa di susul oleh Ara. Dito bertanya kepada Ara ingin kado seperti apa. Tapi Ara bilangnya gak mau apa-apa.
Kan yang mau ngado Dito. Kenapa harus tanya Ara? Gak surprise dong.
Dasar cowok gak romantis!
"Gimana kalau kadonya lo gue cium?" Dito memincingkan matanya.
"Heh. Enak aja lo. Gak ah,"
"Katanya kalau gue beli kado ini itu malah buang-buang duwit! Kan nyium lo gratis,"
"Lo kira gue apaan. Gratis-gratis!"
Salah lagi.
"Ya udah kalau gitu gue cium Viva aja," goda Dito.
Ara mendelik, ngapain Dito cium Viva segala.
"Cium sana. Serah lo."
"Jadi boleh?"
"Ntar gak usah balik lagi ke rumah!"
Ara pergi meninggalkan Dito setelah mengucapkan kalimat itu.
Kenapa sih gitu aja Ara ngambek mulu.
Pms kali ya?
Ah. Hampir lupa kalau dia belum mandi.
Di sisi lain. Ara mencibik kesal di dalam kamar.
Kenapa sih Dito sering sekali menggodanya.
Gak tahu apa dia itu sayang Dito pakai banget! Takut kalau Dito benar-benar ngelakuin itu.
Dito masuk ke dalam kamar. Ara masih setia dengan wajah cemberutnya.
"Ngambek mulu."
"Serah gue." jawab Ara ketus.
"Lo lagi Pms ya?"
"Enggak! Gue lagi diare."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Ketos
Teen FictionUsahakan follow akun author sebelum membaca:) •Aradina Twisnatya• Sekarang aku tahu, Cinta itu tumbuh karena terbiasa bersama, bukan karena terpaksa. •Dito Exsi Putra Previous• Ingat Sayang, Yang terpaksa bukan tidak mungkin untuk tetap bersama. Ha...