Semuanya kembali seperti biasa. Ara yang kembali manja kepada Dito. Dan Dito yang harus selalu mengabulkan keinginan Ara walaupun itu sangat membosankan.
"Nah kalau ini bagus gak?" tanya Ara yang ke lima kalinya dengan menempelkan sebuah dress ke badannya.
Dari tadi, pilih baju. Ngaca sana sini, tanya sampai Dito bosan. Gak ada yang cocok?
Masyaallah.
Memang soal belanja itu paling ribet.
"Bagus banget,"
Ara cemberut. Ia tahu kalau Dito itu sekarang bosan, dilihat dari nada suara dan raut wajahnya. Gak ada ekspresi bahagianya gitu.
"Dahlah gak jadi beli,"
"Ha?" Dito melongo.
"Kenapa? Gak ada yang cocok?" tanya Dito.
"Lo nya ngebosenin sih,"
"Salah gue di mana?"
"Cari tahu aja sendiri, dasar gak peka!" sindir Ara.
Lalu Dito berdiri, "Heh, mau kemana?" tanya Ara.
"Gue carikan baju lah buat lo, dari tadi di sini terus pulang gak dapat apa-apa?"
Ara mencibik. Membiarkan Dito memutari sebuah rak baju.
"Gak bisa pilih baju buat cewek aja sok-sokan,"
"...."
Dasar cuek!
"Nah, ini cocok buat lo," ujar Dito dengan membawa sebuah baju setelan ke arah Ara.
Ara membolak-balikan baju setelan tersebut. Mirip baju tidur bermotif boneka beruang?
Datang ke toko baju terkenal cuma cari baju yang biasa-biasa aja?
"Ih Dito, masa iya gue pakai yang kayak ginian?"
"Ya gakpapalah. Daripada baju ketat, kurang bahan yang lo pilih tadi,"
"Gak mau gue pakai itu. Celana panjang, baju lengan panjang. Gerah!"
"Serah lo. Lo pasti imut deh pakai ini, beli ini aja. Mau berapa? Satu? Dua? Selusin gue belikan."
"Satu kodi,"
"Oke-oke siap. Nanti kemana-mana pakai ini aja, gue belikan satu kodi."
Ara mendelik. Mana ada Ara yang bohay trulala pakai baju yang gak ada bentuknya sama sekali. Bajunya aja cocok buat baju tidur.
"Mbak-mbak?" panggil Dito kepada seorang karyawati toko baju tersebut.
"Iya mas. Ada yang bisa saya bantu?"
"Baju kayak gini satu kodi ada gak? Motifnya gak sama gakpapa, yang penting kayak gini," tanya Dito.
Ara mencubit lengan Dito.
"Gila lo. Gue bercanda,"
"Lah gue gak bercanda,"
"Mbak-mbak. Gak usah di tanggapin pacar saya. Saya mau ambil baju ini dua pasang aja mba,"
Karyawati itu tersenyum, "Siap mbak. Permisi mas, boleh saya bawa ke kasir?"
"Oh iya silahkan,"
•••
"Assalamualaikum,"
"Permisi,"
Seorang laki-laki dan perempuan berdiri di depan sebuah pintu rumah mewah sembari memencet bel, menunggu sang tuan rumah keluar menemui mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Ketos
Teen FictionUsahakan follow akun author sebelum membaca:) •Aradina Twisnatya• Sekarang aku tahu, Cinta itu tumbuh karena terbiasa bersama, bukan karena terpaksa. •Dito Exsi Putra Previous• Ingat Sayang, Yang terpaksa bukan tidak mungkin untuk tetap bersama. Ha...