12. Blushing berkali-kali.

11.1K 334 2
                                    

Ara duduk dengan gelisah. Tetapi Dito? Bagaimana bisa Dito setenang itu? Dari tadi jawabannya 'gampang-gampang' terus. Emang gak takut apa kalau Satya koar-koar terus dia dan Dito di keluarkan dari sekolah?

"Ditoo," panggilnya lagi.

"Apa?"

"Gimana?"

"Apanya?"

"Katanya lo mau bilang ke Ayah!"

"Udah beres. Lo gak usah bingung, semua udah di urus langsung."

"Tapi-"

"Udah. Mandi sana, udah sore." suruh Dito.

"Bentar," ujarnya. "To. Gue mau sekolah di Sma Pelita," tambahnya.

Dito menoleh, "Ngapain?"

"Biar bisa sama lo,"

"Heleh,"

"Beneran."

"Serah."

Ara melirik Dito malas. Dito pergi menaiki tangga, dan Ara menyusulnya.

"Tapi bo'ong" jawabnya. "Besok lo antar gue ke sekolah ya. Pulangnya jangan lupa jemput," lanjutnya lagi.

"Tumben,"

"Ya udah kalau gak mau."

"Ya udah juga."

"Ish Dito!"

"Apaan sih?"

"Lo itu gak peka banget!" ujar Ara lalu mendahului Dito memasuki kamar.

"Bikes. Bikes. Bikes. Gue kesel banget sama lo Dito muka datar!" ucapnya kesal sembari menghentakkan kakinya.

Dito yang mendengar dan melihatnya hanya diam saja. Ya mau gimana lagi?

Dia itu gak suka mikir yang berat-berat. Kalau mau apa-apa itu langsung bilang, gak usah ngode apalagi nunggu dia peka. Orang Dito itu orangnya malas mikir yang di pikir seorang cewek. Ribet!

•••

"Ara twinssssssss," teriak seseorang dari luar rumah sambil mengetuk pintu.

Dito sedang belajar, tidak mungkin ia menyuruh Dito membukakan pintu. Ya, yang selalu membuka pintu bila ada tamu adalah Dito. Bahkan Ara selalu tidak mau jika sekali saja ia yang membukakannya. 

Sehingga Ara harus lepas landas sendiri, untuk sekarang ini.

"Hah lama lo," gerutu Indri dan Friday yang langsung masuk seperti penyusup.

Ara menghela nafas melihat tingkah kedua sahabatnya yang main masuk rumah sebelum di persilahkan.

"Kok tumben lo berdua bawa sling bag yang besar. Biasanya slingbag mini?"

"Ya terserah kita dong," jawab Indri.

"Apa an sih yang lo bawa. Sini gue mau lihat."

"Gak usah. Kepo banget lo."

"Ya udah," ujar Ara. Tidak terlalu penting juga. Paling isinya make up aja. Sama barang-barang gak penting.

"Eh ada Dito," ucap Indri. Ketika memasuki ruang tengah.

"Gak usah ganggu dia. Dia lagi belajar, ayo ke kamar aja!" ucap Ara judes.

"Ye, posesif banget sih mbak. Siapa juga yang ganggu, orang gue cuma sapa aja,"

Mereka menyusul Ara yang berjalan menaiki tangga, setelah sampai tangga Indri berteriak,  "Ditooo, Ara itu suka sama lo, lo gak peka sih," teriaknya.

Married with KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang