❤ 05

17.7K 2.5K 40
                                    

Kakek langsung pamit dari hadapanku untuk segera istirahat dibantu oleh beberapa asistennya setelah acara makan malam bersama selesai. Saat itu pula Changbin menyusul Ibunya yang telah lebih dulu meninggalkan ruang makan. Mungkin ada yang perlu mereka bicarakan, terutama latar belakang keluarga yang ternyata tidak sesuai kriteria misalnya.

Kini hanya menyisakan aku dan Seungmin yang sedang membantu pengurus rumah untuk merapihkan meja makan.

"Keluar yuk," setelah aku selesai mencuci tangan, Seungmin mengisyaratkanku untuk mengikutinya.

Dia membawaku ke taman belakang rumah yang tak kalah indahnya dengan taman di depan. Luasnya juga sama, ditambah dengan kolam renang yang cukup besar dengan lampu-lampu di tepi kolam yang menyala ketika malam hari.

"Kita ngobrol aja dulu disini, sambil nunggu Changbin hyung selesai ngomong sama Mama," katanya setelah kami duduk di kursi panjang. Angin malam ini cukup sejuk sehingga membuat kami yang terkena terpaannya merasa segar. Cocok sekali untuk menjernihkan pikiran atau sekedar ngobrol santai seperti yang sedang kami lakukan sekarang.

"Maaf ya, kalau tadi omongan Mama menyinggung perasaan kamu," Seungmin kembali membahas kejadian yang belum lama berlalu itu. Padahal aku sudah hampir melupakannya, "Kamu nggak marah, kan?"

Sebenarnya aku tidak marah, justru hal itu mengingatkanku kalau seharusnya aku ini tau diri sebelum menerima kontrak sebagai istri Changbin.

Aku menggeleng pelan sambil tersenyum, "Nggak usah khawatir, aku nggak terlalu mikirin kok."

Berhubung sedang membahas percakapan saat makan malam, aku jadi teringat kata-kata Kakek kalau dia khawatir Changbin sudah tidak menyukai wanita. Ini sama dengan gossip yang beredar mengatakan kalau Changbin adalah penyuka sesama jenis. Untuk itu aku berniat menanyakannya pada Seungmin guna memastikan kebenaran yang ada.

Tapi kemudian, Seungmin justru tertawa setelah mendengar pertanyaanku.

"Ah itu, Kakek pasti denger gossip di perusahaan yang bilang kalau Changbin Hyung gay, makanya dia ikut khawatir deh," ucapnya sambil bersandar di kursi, "kamu juga pasti sering denger gossip itu, kan?"

Sambil tersenyum aku mengiyakan, "Bener. Aku denger dari senior-seniorku sih."

"Terus kamu percaya?"

"Iya," tawa kami pecah bersamaan setelah aku menjawab, "awalnya doang kok."

"Karena terlalu sering denger berita itu, makanya Kakek jadi khawatir. Meskipun Changbin hyung berkali-kali mengkonfirmasi kalau dia normal, Kakek tetap nggak percaya. Makanya dia minta Changbin untuk menikah secepatnya."

Bibirku membentuk bulatan sempurna setelah mendengar penjelasan dari Seungmin. Tak kusangka, gossipnya akan berdampak sebesar itu. Aku tidak tau siapa yang pertama kali menyebar gossip, tapi itu benar-benar keterlaluan. Karena pada akhirnya berhasil merubah kehidupan Changbin secara keseluruhan.

"Jadi itu alasannya media mengumumkan berita pernikahan?" tanyaku yang langsung dibalas anggukan Seungmin.

"Setelah menemukan calonnya, Kakek langsung memintaku memberi tau media soal pernikahan itu. Sedangkan Changbin Hyung sendiri baru tau malam harinya. Aku ingat betul wajahnya panik begitu Kakek mau menikahkan dia dengan seorang perempuan." Seungmin tertawa, teringat bagaimana ekspresi sang kakak malam itu.

Aku dapat membayangkan bagaimana terkejut dan panik Changbin saat mengetahui berita itu. Pasti sangat lucu, hingga tanpa sadar membuatku tersenyum dengan sendirinya.

"Yang jadi pertanyaan terbesar dalam hidupku, kenapa bisa aku yang jadi calon istrinya?" senyumku pudar ketika mengingat hal ini.

Sebenarnya pertanyaan ini masih menjadi sebuah 'utang' yang belum Changbin jelaskan padaku. Tapi selagi bisa bertanya pada Seungmin dan mengetahuinya lebih dulu, kenapa tidak?

somebody to love • changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang