❤ 08

16.7K 2.3K 79
                                    

"Changbin, aku pinjem mobil kamu ya!" teriakku sambil mengikat tali sepatu, bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara pintu kamar terbuka setelah itu. Saat aku berbalik, Changbin sudah berada di belakangku sedang mengenakan jaketnya. Aku menatapnya bingung, aku yang mau pergi kenapa dia yang siap-siap?

"Kamu mau kemana?" tanyaku saat melihatnya juga ikut mengenakan sepatu.

"Aku anterin. Kamu dan Seungmin, mau ketemuan dimana?" Alisku terangkat heran. Padahal aku tidak meminta Changbin untuk mengantarku sebelum ini.

"Kamu bukannya sibuk? Aku bisa berangkat sendiri kok. Sini kunci mobilnya," pintaku, namun Changbin langsung memasukkan tangannya ke dalam saku jaket yang dia kenakan. Sangat jelas menolak memberiku kunci mobilnya.

Aku masih ingat kalau Kakek memberi pesan pada Changbin untuk menjagaku, tapi hanya untuk bertemu dengan Seungmin disebuah café aku rasa Changbin tidak perlu mengantarku seperti ini.

"Nanti kamu nabrak, mobilku mahal soalnya," ucapnya berhasil membuatku ternganga. Ia lalu berlalu keluar lebih dulu meninggalkanku yang mulai mendesah kesal.

Ternyata karena hal itu dia ingin mengantarku? Khawatir mobilnya rusak?

"Hey, aku punya SIM. Aku bisa nyetir loh!" Aku sedikit berlari untuk menyusul Changbin yang sudah menekan tombol turun pada lift diujung koridor.

Changbin tak menjawab perkataanku bahkan setelah kami berada di dalam lift. Sepanjang perjalanan menuju mobilnya yang terparkir di basement, aku terus memasang wajah cemberut. Segitunya kah Changbin tidak percaya padaku untuk membawa mobilnya?

"Mau diantar kemana?" tanya Changbin setelah kami berada di dalam mobil.

"Café Bonjour," jawabku ketus, masih kesal dengan Changbin.

"Dimana tuh?"

"Tuhkan nggak tau. Sini biar aku yang bawa mobilnya," aku bersiap merebut kunci mobil Changbin, namun dia menghindar dengan cepat.

"Tunggu," Changbin mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu disana. Detik selanjutnya terdengar suara familiar yang siap menunjukan arah menuju café yang aku maksud.

"Sekarang zaman udah canggih, loh. Ada Map," katanya berhasil membuatku ingin merosot dari kursi.

Seo Changbin, ternyata cerdik juga. Aku mengalah, membiarkan Changbin mengantarku sampai ke Café Bonjour.

Selama perjalanan aku hanya membuang pandanganku keluar jendela, menatapi pemandangan bangunan yang kami lewati. Rencanaku bepergian menggunakan mobil Changbin setelah bertemu dengan Seungmin tergagalkan karena pada akhirnya sang pemilik memutuskan untuk mengantarku.

Tak sampai dua puluh menit, akhirnya kami sampai di Café Bonjour. Changbin memarkirkan mobilnya bersebrangan dari lokasi café.

"Aku tunggu sini," aku hendak membuka pintu saat Changbin berucap. Lagi pula siapa juga yang mengajaknya ke dalam? Aku hanya mengangguk dan berlalu untuk menuju café.

Dari tempatnya, aku bisa melihat Seungmin melambaikan tangan ketika melihatku mulai memasuki ruangan. Dia juga telah memesankanku sebuah minuman untuk menemani kami berbincang selama beberapa menit ke depan.

"Ada apa nih mau ketemu?" tanyanya saat aku sudah duduk dihadapannya.

"Maaf ya tiba-tiba nelpon kamu buat ketemu. Lagi sibuk ya?"

Seungmin diam sejenak, "Sebenarnya saat ini, iya. Karena aku harus gantiin Changbin Hyung yang lagi cuti."

Ah benar juga. Seungmin pasti sedang sibuk karena ketidakhadiran Changbin di kantor. Tapi setelah itu dia menjelaskan, kalau Seungmin tidak mempermasalahkan kesibukannya karena telah menyelesaikan seluruh tugas dan rapat sebelum bertemu denganku siang ini.

somebody to love • changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang