Kehidupan Meera benar-benar hancur ketika resmi menerima surat pernyataan dari sang kepala sekolah. Dia yang jauh dari keluarganya tidak ingin memberitahukan hal ini sebab tidak ingin mengkhawatirkan mereka. Untuk memenuhi kehidupannya, ia rela menj...
Karena sebuah pesan dari ibunya meera sedang kalang kabut.
"aku harus bilang apa?"gumamnya.
Keadaan semakin tegang,Ibunya menghubungi meera. "huhh....aku harus bilang apa?" "ehem...halo bu,apa kabar?"Sapanya.
"Alhamdulillah, kamu apa kabar? Bagaimana ujiannya? Sukses?"
"Ah...uhm..baik bu. Ujiannya....lancar....bu" ia terbata-bata.
"Kapan kamu akan pulang? Dua minggu lagi pernikahan kakak kamu, kamu tidak lupa kan?"
"Mana mungkin bu, aku pasti akan pulang"
Otak terus berputar mempertimbangkan ini semua. Bagaimana ia harus berbuat, bagaimana ia menanggapi, bagaimana pula ia menghadapi.
"Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua. Untuk para calon penumpang kereta api express akan tiba pada jalur dua dari barat"
Seorang laki-laki memasuki gerbong kereta sesuai dengan apa yang tercantum pada tiket. Pakaian rapi, gagah nan tampan, dilengkapi jam tangan keren melingkari pergelangan tangan kiri.
Laki-laki itu membelalak melihat seorang gadis jelita duduk dekat jendela sedang membaca sebuah buku. Ia membelalak menunjukkan kekaguman namun menjorok pada terkejut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seolah jarum jam tidak berputar, suasana hening seperti telah memberinya kesempatan memandang gadis jelita tersebut. Namun, setelah ditelaah, pandangan laki-laki ini sebagian besar adalah pandangan terkejut sekaligus terheran.
Laki-laki berjalan mendekat, Meera mengkhawatirkan hal tersebut.
Laki laki tersebut duduk di depan meera. Gugup,ia mengangkat rasa gugup itu dengan terus menerus membaca buku hingga kereta berangkat.
Mata tidak seutuhnya membaca.Sesekali melirik pada seseorang di hadapannya.Dari atas hingga kaki.
"Hum?sepatu itu ........" ia membelalak begitu melihat Sepatunya. "Nggak,banyak toko yang menjual sepatu yang sama"ia terus bergeming dalam kalbunya.
Tetapi entah mengapa seorang itu seakan takut dengan tatapan meera. Ia duduk dengan tidak nyaman. Entah karena tatapan Meera,entah hal yang lain.
Dia,lelaki itu mencuri curi pandang terhadap meera yang tertidur. Dikarenakan tidur dalam posisi yang tidak nyaman. Ia nyaris terjatuh. Dengan sigap laki laki di hadapan meera yang sedari tadi memperhatikan menyangkal jatuhnya Meera.
Laki laki itu menangkap kepala meera menatapnya dengan belas kasihan.Ia mengambil keputusan untuk memindahkan posisi duduknya sesisi meera.Perlahan,kepala meera ia sandarkan pada bahunya.
"Gadis yang malang"celotehnya. "Wangi rambutmu membuatku tenang" katanya dalam hati,mengusapkan kepalanya pada kepala meera.
"Kemana dia?"bertanya dalam hati sebab orang dihadapannya menghilang yang tanpa sadar ia telah meminjam bahunya.