Maya menginjak usia kehamilan satu bulan. Banyak interaksi-interaksi dari jabang bayi dalam perutnya.
Keingingan ngidam mulai bermunculan.
Wanita yang sedang mengandung itu kebingungan dengan tingkah suaminya. Terkadang, ia bagaikan anjing yang setia pada majikannya. Hingga pada saat bulan bersinar, ia menemukan serigala yang bertaring tajam.
Herannya, perlakuan suaminya ini baru ia sadari setelah kabar kehamilannya mencuat.
Hari-hari Meera terus saja bertemu dengan rekan kerjanya, mesin kasir. Di tengah-tengah pekerjaannya, ia menerima telepon.
"Tom, gantiin aku sebentar!" meneriaki Tommy.
...
"Halo?"
"Iya mbak, ada apa?""Huuuuuuu" Maya terisak.
"Kenapa mbak?"
Mendengar cerita dari kakak iparnya, terburu ia melepas ikatan celemek, berlari ke arah Haykal.
"Pak, maaf. Saya ada urusan mendadak. Saya akan kembali beberapa hari lagi. Maafkan saya, jika berkenan bapak bisa memotong gaji saya"
Di tengah kepanikannya, ia menerima penelepon lain.
"A" nama penelepon itu.
"A?" ia heran.
"Halo? Siapa ini?" suaranya terengah.
"Kenapa terdengar panik?"
Aiden rupanya.
"Aku harus pulang sekarang"
"Ada apa, kamu dimana?"
Aiden bersama kendaraan roda empatnya mengantar Meera kembali ke kampung halamannya.
"Mbak Maya?" membanting pintu.
"Meer?" mendekati Meera dalam keadaan masih terisak.
"Astaga"
Prihatin melihat kondisi Maya yang memiliki lebam di lingkaran sekitar mata. Ia menangis karena ini. Raka pun tidak terlihat ada di rumah.
"Ini ada apa mbak? Kenapa bisa begini?"
"Beberapa hari terakhir, aku melihat orang lain dalam diri Raka. Terkadang dia bersikap hangat padaku. Namun di sisi lain dia juga bersikap dingin padaku"
"Dia juga menjadi sering minum alkohol pada malam hari. Hingga pada saat aku menegurnya, dia menyeret serta mendorongku. Pagi ini, aku mencoba mencegahnya keluar. Namun ini yang aku dapatkan" jelasnya panjang lebar.Sementara Meera mencoba menenangnkan kakaknya, Aiden menunggunya di sofa ruang tamu.
"Ceklek" suara decitan pintu.
Aiden yang awalnya berdiam diri, tiba-tiba berdiri sigap begitu melihat Raka di depan pintu. Sama halnya dengan Aiden, Raka pun membelalakkan matanya begitu bertemu seseorang yang tak ia kenal ada di dalam rumahnya.
Maya sedikit merasa tenang begitu handuk basah ditempelkan pada lingkaran matanya.
Meera yang hendak mencuci baskon serta handuk yang baru saja ia gunakan untuk mengompres lebam, melihat mereka berdua yang saling bertatapan.
Meera tak bisa mengatakan apapun saat itu. Tak lama, Raka menyadari kehadiran adiknya yang kemudian pergi menuju tempat istrinya berada.
Takut akan terjadi lagi, Meera berusaha mengikutinya.
"Kamu kenapa?"
Dia seolah tidak menyadari perlakuannya sendiri terhadap istrinya. Dia memasang topeng beraut cemas melihat lebam di wajah istri.
![](https://img.wattpad.com/cover/171909068-288-k33591.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Meera
Fiksi RemajaKehidupan Meera benar-benar hancur ketika resmi menerima surat pernyataan dari sang kepala sekolah. Dia yang jauh dari keluarganya tidak ingin memberitahukan hal ini sebab tidak ingin mengkhawatirkan mereka. Untuk memenuhi kehidupannya, ia rela menj...