Tidak Percaya 2

14 1 0
                                    

Selasa, 00.11

Lagi, Meera terbangun karena angin yang seolah membekukan tubuhnya.

"Pantesan, jendelanya aja nggak ditutup" gerutunya.

Begitu Meera menutup jendela, pikirannya tertuju pada Aiden. Lantas, Meera hendak menuju loteng.

Saat Meera mau keluar kamar, Meera melihat kotak yang asing diatas laci.

"Apa itu?" tanyanya.
"Handphone?" herannya.

"Sudah kuatur semua. Kamu tinggal memakai sesuka hati. Disini juga sudah ada nomorku. Jika ada apa-apa kamu tinggal meneleponku" tulis Aiden pada kertas kecil.

Sejak saat itu juga, Meera menelepon Aiden. Namun tidak ada jawaban dari Aiden.

Meera telah sampai di loteng. Tetapi Aiden juga tidak ada disana.

"Kemana dia?"

Meera mencari Aiden di segala sisi maupun sudut loteng. Namun tidak ada.

"Mumpung disini, liat-liat dulu aja nggakpapa kan? Apa aja sih yang dia simpan disini?"

Mata Meera tertuju pada rak buku.

"Aiden sering membaca buku kesehatan?"
"Buat apa?"
"Bukannya dia ada di jalur bisnis?"
"Tapi disini buku kesehatan lebih dominan dari buku bisnis. Mungkin dari kecil dia ingin jadi dokter" gumam Meera.

Meera membuka halaman demi halaman buku kesehatan yang ada ditangannya. Sulit dipercaya, Aiden bahkan menggambar anggota tubuh sesuai dengan materi yang ada pada buku tersebut. Jadi, dalam satu bab saja, Aiden menggambar sedikitnya 3 gambar anggota-anggota tubuh, beserta pengertian dengan sangat detail.

Terhitung ada 4 buku yang iseng Meera buka. Namun, dari buku terakhir ini kebingungan mulai muncul.

Yang membuat Meeea bingung ialah ketukan antara buku yang tebal dengan rak buku kayu yang terdengar saat Meera mengembalikan buku tebal itu pada tempatnya.

Anehnya, ketukan terakhir ini begitu nyaring dibanding 3 ketukan sebelumnya. Yang mana, 3 ketukan sebelumnya, memiliki suara yang berat. Sedangkan, ketukan yang terakhir ini terdengar seperti mengetuk penutup ruangan yang hampa dan kosong.

"Kenapa suaranya berbeda dari yang sebelumnya?"

Tok...tok....tok
Meera mencoba mengetuknya sekali lagi.

Ada permukaan yang berbeda dibalik buku-buku itu. Meera berusaha membuka permukaan yang sedikit menjorok.

Saat berhasil dibuka, Meera menemukan satu kantong warna hitam dan kotak kecil.

"Apa ini?"

Meera mulai menarik tali yang mengikat kantong hitam itu. Dia kebingungan.

Yang pertana ia temukan adalah sebuah topi hitam yang pernah Meera lihat. Jantung Meera langsung berdegup kencang.

Topi hitam, masker hitam, jaket hitam, dan sepatu.

Sepatu yang sama dengan sepatu yang pernah Meera lihat di gedung tua, dan gerbong kereta saat-saat pertama Meera bertemu Aiden.

Jaket hitam yang terlipat Meera babarkan. Meera langsung teringat saat-saat Meera melihat jaket itu.

Beberapa ingatan yang ada dipikiran Meera saat itu,

Hari pertama Meera diculik.
"Assalamualaikum cantik" ucap salah satu dari mereka.
Namun, satu dari yang lainnya nampak tidak nyaman dengan kehadiran gadis buronannya. Dia malah pergi begitu saja meninggalkan yang lainnya (5 orang temannya), yang kemudian disusul teman yang lain.

MeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang