tujuh

186 31 12
                                    

"Nona Chae, maafkan saya bila pertanyaan saya dinilai cukup lancang," ucap Tuan Han, sopir pribadi Dodo, "tapi, apakah Nona sedang ada urusan mendadak di pagi hari?"

Dodo menghela napas. "Ya."

Tuan Han segera mengangguk, tidak memberikan komentar apa pun lagi pada Dodo yang tampak gelisah walau wajahnya tampak tenang. Ada rasa tak nyaman di dalam dirinya—ia mencemaskan sesuatu yang tidak dapat disimpulkan oleh Tuan Han. Jangankan Tuan Han, bahkan Dodo sendiri tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan.

Perjalanan menuju kampusnya selalu diselimuti keheningan. Tidak ada perbincangan di antara keduanya dan Dodo cukup berterima kasih karena Tuan Han menghormati privasinya. Bila memang Tuan Han menyadari bahwa pada kali ini ada sesuatu yang berbeda dari Dodo, maka ia tidak menyebutkannya. Ia telah mengabdi pada Keluarga Chae sejak Dodo masih berumur satu tahun. Ia merupakan sopir pribadi Tuan Chae, kemudian ditugaskan untuk menjadi sopir pribadi bagi Dodo hingga hari ini. Dodo telah memercayai segala halnya pada Tuan Han, tapi ia tetap saja merasa bahwa urusannya saat ini dengan Yeojoo bukanlah tanggung jawab Tuan Han.

"Nona, kita sudah sampai," ucap Tuan Han yang telah membuka pintu bagi Dodo.

"Terima kasih." Dodo melangkah keluar dengan senyum simpulnya dan berjalan menuju gedung megah di hadapannya.

Langkahnya itu tiba-tiba terhenti saat Dodo melihat seorang perempuan mungil dengan rambut panjang yang diikat dua, berjalan bersama seorang perempuan yang tak lain tak bukan ialah Yoohyeon. Dodo yang biasanya anggun kini membiarkan mulutnya menganga. Kim Yoohyeon, seorang perempuan yang ia kira adalah temannya—bukan sahabat—ternyata telah mencoba untuk merebut Yoo Yeojoo darinya.

Dasar manusia bajingan!

Dodo bersumpah dalam dirinya ia akan membuat Yoohyeon menyesal. Ia tahu bahwa Yoohyeon pasti sudah mulai juga untuk mendekati Yeojoo, entah untuk dijadikan sebagai objek yang butuh perlindungan atau sebagai seorang kekasih. Bila Yoohyeon memulai permainan ini, maka Dodo akan senang hati untuk turut bergabung. Bukankah permainan lebih mengasyikkan bila ada dua pihak yang bermain dan saling melawan?

"Nona Chae?" panggil Tuan Han.

Dodo menyudahi lamunannya. Ia masih berada di tangga, belum memasuki gedung kampusnya. Ia tersenyum pada Tuan Han dan memintanya untuk menunggu Dodo sebentar. Tuan Han mengangguk, kemudian memerhatikan Dodo yang mulai menaiki anak tangga dengan cepat—sesekali bahkan kaki jenjangnya melewati dua anak tangga sekaligus untuk mempercepat langkahnya.




Dodo membuntuti Yeojoo dan Yoohyeon dari kejauhan walau pada akhirnya semua usahanya untuk membututi kedua perempuan itu hampir sia-sia. Dodo adalah salah satu mahasiswi yang sangat dipuja-puja oleh manusia lainnya di seluruh kampus. Pakaiannya selalu tampak mahal, rambutnya panjang dan berkilau, kakinya jenjang bagai model ternama, dan auranya begitu mengintimidasi, tapi di saat yang bersamaan mengundang siapa pun untuk berusaha mengenalnya dan menarik hatinya. Ia bagai medusa, bagai dewi Yunani yang diutus untuk mengunjungi kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis pula.

Dodo tidak peduli dengan apa yang orang ucapkan mengenai dirinya. Tepat di sekelilingnya, ia dapat mendengar bisikan-bisikan mengenai kemunculannya di pagi hari yang begitu mencengangkan. Tujuan utama Dodo hari itu adalah satu, Yoo Yeojoo.

"Kak Dodo!" panggil mahasiswi-mahasiswi baru yang mengganggu misi penting Dodo untuk mengejar Yeojoo dan Yoohyeon.

"Ah, ya?" Dodo menghentikan langkahnya, berpura-pura menghadirkan Dodo yang bersikap baik di hadapan orang-orang yang ia tidak kenal.

rivalover ; c.hw + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang