Bila Dodo tidak peduli untuk menyimpan jatah bolosnya untuk hal-hal mendesak, ia yakin pada saat ini, ia sedang berada di kamarnya sambil berlindung di bawah selimut tebalnya dan beralaskan matras empuknya yang mahal. Akan tetapi apalah daya seorang Chae Dodo. Uang melimpah atau kecantikannya tidak dapat membuatnya bolos kuliah. Ia telah berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya di semester-semester lalu bahwa bila ia mengikuti keinginan duniawinya, ia akan terjebak dalam lingkaran tak ada habisnya untuk mengulang mata kuliahnya yang belum memenuhi kriteria. Bukan salah Dodo pula bahwa ia mengulang beberapa mata kuliahnya, ia menyalahkan dosen-dosennya yang tidak becus dalam mengajar. Menurutnya, mereka adalah makhluk penjilat yang kerjanya hanya memakan gaji buta dan menyiksa mahasiswa.
Memikirkan hal-hal yang menyebalkan membuat Dodo semakin lapar, semakin agresif memasukkan potongan ayam goreng ke dalam mulutnya. Oh, tidak, tidak, tidak. Tidak ada seorang pun yang boleh melihat seorang Chae Dodo, mahasiswi terkenal yang paling diagung-agungkan itu, berusaha membunuh sepotong ayam di piringnya yang bahkan sudah dibumbui dengan bumbu terbaik dan digoreng hingga mencapai kematangan yang sempurna. Ia harus tampil anggun di depan publik maka ia menyingkirkan pikiran buruknya dan fokus pada makanannya.
Ia menyuapi dirinya perlahan, mengunyah makanannya tepat sebanyak 30 kali. Ia mengulanginya lagi, sesekali meneguk minumannya untuk memberikan kesegaran pada tenggorokannya. Saat dirasanya ia bisa melanjutkan menyantap makanannya kembali, ia menundukkan kepalanya dan mulai menyuapi dirinya lagi.
Dodo tidak pernah memecah konsentrasinya dari makanan di hadapannya hingga ia melihat pergerakan pada kursi di seberangnya yang sedari tadi kosong. Suara kursi kantin digeret adalah hal yang biasa Dodo dengar, tetapi ia tidak pernah mendengar ada seseorang yang menarik kursi di mejanya untuk diduduki dan bukan hanya untuk ditarik menuju meja lain. Ia berhenti mengunyah, menengadah untuk melihat orang di hadapannya, dan betapa terkejutnya ia saat ia melihat seorang perempuan meletakkan nampan makanannya di meja Dodo.
"Apakah Kak Dodo keberatan kalau aku duduk di sini?" tanya Yeojoo yang tampak agak ragu meletakkan makanannya di meja Dodo.
"Tidak." Dodo menelan makanannya, hampir lupa bahwa ia masih menyimpan makanan di mulut penuhnya. "Tidak sama sekali."
"Baiklah." Yeojoo meletakkan nampannya dan menempatkan dirinya dalam posisi nyaman di kursi. "Selamat makan."
Dodo memandangi perempuan di hadapannya mulai mengisi mulut kecilnya dengan nasi dan lauk tanpa henti. Perempuan jangkung itu terkesima dengan cara Yeojoo menyimpan makanan di pipinya seperti hewan pengerat di musim dingin. Ia bahkan melupakan makanannya yang hampir habis karena begitu terpikat pada pipi Yeojoo.
Yeojoo merasakan tatapan yang tidak ada henti-hentinya itu dari manusia di hadapannya. Ia melirik Dodo, melayangkan tatapan tajam yang bisa membunuh lawannya.
"Apa?" tanya Yeojoo setelah ia berhasil menelan seluruh makanan di mulutnya.
"Mengapa," mulai Dodo, "mengapa kau duduk di sini?"
Yeojoo mengangkat kedua bahunya. "Meja yang lain sudah ditempati oleh orang lain, aku tidak punya pilihan lain."
Setelah menjawab pertanyaan Dodo, Yeojoo kembali menyibukkan diri dengan mengisi perutnya dengan makan siang yang dirasanya sangat enak. Dodo mengambil kesempatan itu untuk melihat-lihat sekelilingnya. Saat itu memang sedang jam makan siang, kantin memang dipenuhi oleh orang-orang, tetapi Dodo menyadari sebenarnya masih ada kursi-kursi kosong pada beberapa meja. Entahlah, ia tidak tahu mengapa Yeojoo mengucapkan hal yang berlawanan dengan kenyataan.
"Baiklah..." bisik Dodo.
Oh, betapa canggungnya Dodo dan Yeojoo saat mereka harus duduk berhadapan satu sama lain tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Yeojoo begitu fokus dengan makanannya—entah fokus atau berusaha untuk tidak melihat Dodo—dan Dodo juga tidak tahu apa yang harus ia ucapkan. Bukankah lebih baik ia menutup mulutnya rapat-rapat daripada melontarkan komentar-komentar menyakitkan yang akan membuat Yeojoo menjauh dari jangkauannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
rivalover ; c.hw + y.kh
Fanfictionrival /ˈrīvəl/ : (n) a person or thing competing with another for the same objective or for superiority in the same field of activity lover /ˈləvər/: (n) a person having sexual or romantic relationship with someone, often outside marriage Chae Dodo...