dua puluh satu

198 30 27
                                    

Terdapat perasaan kurang nyaman di dalam diri Yeojoo saat ia kembali menyadarkan dirinya bahwa ia sedang berada di kamar mandi kakak tingkatnya. Secara hubungan profesional, tentunya hal ini membuat Yeojoo semakin canggung dengan Dodo. Bila ia menghabiskan waktu terlalu banyak di dalam kamar mandi Dodo, tuan rumah tersebut pasti akan mulai mencurigai Yeojoo dan ia tidak ingin hal itu terjadi.

Dengan segera, ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang telah disediakan oleh Dodo—handuk tersebut Yeojoo yakini merupakan handuk berkualitas tinggi dan berharga mahal—kemudian memakai bajunya sambil menatap cermin. Ia memerhatikan pantulan wajahnya, menyisir rambutnya yang agak lembab terkena air dengan sisir, melakukan perawatan kulit dengan teliti, kemudian Yeojoo menarik napas dan meninggalkan ruangan tersebut untuk kembali berhadapan dengan Dodo.

Dodo masih berbaring di tempat tidurnya, tetapi ia mulai menatap layar ponselnya, sesekali tertawa kecil entah karena apa. Yeojoo dengan perlahan menutup pintu kamar mandi sambil memanggil sang tuan rumah.

"Kak Dodo, aku sudah selesai mandi. Apakah tidak apa-apa bila aku meninggalkan alat-alat mandiku di dalam kamar mandi?" ujar Yeojoo.

Dodo segera menengok ke arahnya, kemudian mengedipkan matanya beberapa kali dan terdiam. Dodo mengamati Yeojoo dari pucuk kepalanya hingga ujung kaki, kemudian kembali untuk menatap mata Yeojoo. Wajah Yeojoo terlihat lembab dan lembut, rambutnya ia kuncir tinggi dengan ujung-ujung rambutnya yang basah karena terkena air. Pakaian Yeojoo sebenarnya pakaian rumah biasa. Kaus bergambar kelinci yang kebesaran dan hampir menutupi celana pendeknya.

Bisa dibilang, Dodo semakin gugup melihat Yeojoo dengan penampilan Yeojoo yang begitu cantik.

"Um, Kak Dodo?" Yeojoo memanggil Dodo sekali lagi, mengingatkan pada perempuan itu bahwa Yeojoo masih hadir di sana.

"Oh! Um, ya, ya, tentu saja boleh. Aku akan mandi juga, setelah itu kita akan makan malam." Dodo mengambil pakaian yang telah ia siapkan di tempat tidur dan sempat tersandung selama ia dalam perjalanan menuju kamar mandi.

Begitu bodoh dan konyolnya ia di hadapan Yeojoo, wajah Dodo langsung menyerupai warna kepiting rebus! Setelah menutup pintu kamar mandi dan menatap cermin, ia tersenyum kikuk. Gila, mengapa ia bertindak bodoh di hadapan Yeojoo?

Dodo mengusap wajahnya, kemudian menanggalkan bajunya untuk bersiap-siap membasuh dirinya. Ia melirik rak yang bersandar pada dinding dan menemukan beberapa botol sabun dan sampo yang tidak ia kenali. Apakah ini milik Yeojoo?

Ia meraih botol sabun cair beraroma vanili dan membuka tutupnya. Secara perlahan, ia mendekatkan hidungnya dan mulai menghirup aroma manis dari botol tersebut. Aroma Yeojoo yang ia kenali mulai memenuhi indera penciumannya, membuatnya menutup mata dan menghela napas panjang. Pantas saja Dodo selalu menemukan wangi vanili yang samar dari Yeojoo dan ia akui, aroma vanili sangat cocok dengan diri Yeojoo. Dodo menarik napas panjang, menghirup aroma sabun mandi itu untuk terakhir kalinya sebelum ia meletakkan kembali botol sabun milik Yeojoo ke tempat semulanya.

Chae Dodo, mengapa kau mesum sekali? Dodo kembali mengusap wajahnya dan bersungut-sungut kepada dirinya sendiri. Ia merasa seperti orang mesum yang tergila-gila kepada seorang perempuan tak berdaya. Dodo ingin menampar dirinya sendiri, menghukum alam bawah sadarnya yang bekerja tanpa persetujuannya.

Dengan kecepatan kilat, Dodo melanjutkan kegiatan membersihkan dirinya agar tidak membuat Yeojoo curiga dengan gerak-geriknya. Ia keluar dari kamar mandi dan mendapati Yoo Yeojoo tengah tertidur di tempat tidurnya. Dodo pun berpikir apakah ia begitu memakan waktu di dalam kamar mandi hingga Yeojoo tertidur? Ia ingin membangunkan Yeojoo untuk bersama-sama pergi ke ruang makan untuk menyantap makan malam, tetapi ia tidak sampai hati untuk mengganggu tidur gadis itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar mencari salah satu pelayannya dan menyuruhnya untuk membawakan makan malamnya dan Yeojoo ke kamar. Suatu keberuntungan bahwa orangtua Dodo tidak mempermasalahkan Dodo dalam menyantap makanannya.

rivalover ; c.hw + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang