lima belas

111 25 7
                                    

Dodo menganga. Apakah ia tidak salah mendengar? Seorang Yoo Yeojoo mengajaknya ke kos?

"Ya Tuhan, tampar aku sekarang," gumam Dodo di bawah napasnya hingga Yeojoo tidak bisa mendengarnya.

"M-maksudku, daripada Kak Dodo menunggu di kampus sendirian, b-bukankah lebih baik menunggu di kosku agar bisa berbincang dengan Tante Hyunja?" Yeojoo berusaha menjelaskan situasinya dengan panik.

Yeojoo beberapa kali menjilat dan menggigit bibirnya, menahan gemetar. Pipinya semakin merah, dihiasi dengan jingga sore hari dan mata cokelatnya memantulkan sinar matahari. Dodo dapat melihat Yeojoo sedang dikecupi matahari dengan lembut, warna kulitnya semakin tampak hangat.

Yeojoo gugup dan Dodo tidak dapat berbohong bahwa ia tidak gugup pula. Akan tetapi, Chae Dodo berusaha menutupi perasaannya yang sesungguhnya dengan tawa. Ia tertawa. Tertawa sangat keras dan mengejutkan Yeojoo. Mata Yeojoo membelalak, berpikir apakah ia telah melepaskan sebuah iblis dari dalam diri Dodo?

"Yoo Yeojoo!" Dodo tertawa, menyerukan nama Yeojoo. "Sumpah, mengapa kau begitu panik?"

Yeojoo terdiam.

"Iya, iya, ayo ke kosmu." Dodo mengambil tasnya, kemudian melingkarkan lengannya di pundak Yoejoo. "Jarak kosmu dari sini tidak jauh, kan?"

"Tidak,"

"Baiklah, ayo, tunggu apa lagi?"

Dua gadis itu akhirnya pergi, meninggalkan segala masalah di balik punggung mereka dan berjalan menuju matahari tenggelam.




Dodo ditipu! Ia merasa dikhianati oleh Yeojoo. Bagaimana tidak, letak indekos Yeojoo ternyata cukup jauh bila ditempuh dengan kaki! Penyesalan segera merasuki diri Dodo.

"Katamu tadi kosmu tidak jauh!" seru Dodo, meminta pertanggungjawaban dari Yeojoo yang sibuk menertawai penderitaan Dodo.

"Memang tidak jauh, kok! Kak Dodo saja yang sudah jompo, kau baru saja jalan kaki sedikit dan sudah mengeluh tidak kuat melangkah lagi!" balas Yeojoo, iseng.

"Aku tidak setua yang kamu kira!"

Yeojoo tertawa geli, tawanya lepas hingga ia berulang kali melemparkan kepalanya ke belakang dan bertepuk tangan seperti anjing laut di sirkus. Yeojoo sangat konyol, berbeda dengan apa yang selama ini Dodo lihat selama ini. Di depan matanya kali ini, ia melihat Yeojoo yang memancarkan jiwa mudanya, matanya penuh sinar kekanak-kanakan, tawanya hingga cekikikan. Yeojoo di masa orientasi kampus tidak ada apa-apanya. Mungkin Dodo telah menghakiminya tanpa mengenalnya sama sekali.

Dodo terlalu sibuk tenggelam dalam pikirannya hingga ia tidak menyadari bahwa Yeojoo sudah selesai tertawa, menyeka air matanya. Senyum manis Yeojoo masih terpasang di wajahnya, tetapi kali ini ia diam, memandang ke depan.

"Yeojoo?" panggil Dodo lembut, tetapi Yeojoo mengabaikannya.

Dodo penasaran, ia mengikuti arah pandang Yeojoo dan menemukan seorang laki-laki bertubuh tegak sedang berusaha membuka pagar indekos Yeojoo.

"Apakah indekosmu adalah kos untuk perempuan dan laki-laki?" tanya Dodo pelan, tapi lagi-lagi Yeojoo benar-benar tidak menghiraukannya!

"Kak Hyunwoo!" seru Yeojoo sambil berlari meninggalkan Dodo.

Pria yang bernama Hyunwoo itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya. "Ah, Yeojoo! Mengapa kau baru pulang?"

Yeojoo tampak menjawab pertanyaan Hyunwoo, tetapi Dodo tidak mendengar percakapan mereka selanjutnya karena ia sibuk memerhatikan motor besar yang diparkir di depan pagar—ia memperkirakan motor itu milik Hyunwoo—dan tentunya, ia bertanya-tanya siapakah Hyunwoo dan apa hubungannya dengan Yeojoo? Mengapa wajah Hyunwoo tampak familiar?

rivalover ; c.hw + y.khTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang