Dodo tidak mengirimkan pesan lagi kepada Yeojoo dan sejujurnya, Yeojoo merasa sedikit sedih. Akan tetapi, Yeojoo beranggapan mungkin saja Dodo sedang menyetir untuk menjemputnya. Lagipula, lebih baik Dodo tidak menggunakan ponselnya saat menyetir mobil daripada ia harus berhadapan dengan polisi atau bahkan mengalami kecelakaan.
Jangan sampai Kak Dodo mengalami kecelakaan!
Yeojoo segera memukul-mukul kepalanya, berusaha menghilangkan pemikiran negatif dari kepalanya. Sesekali ia berusaha memerhatikan papan tulis beserta penjelasan panjang dari dosennya, kemudian ia akan mencatat hal-hal penting untuk mengalihkan dirinya dari hal-hal buruk di otaknya. Akan tetapi, ia juga tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari kaca jendela yang menghadap koridor kelasnya. Ia menantikan kehadiran sosok perempuan tinggi dengan tubuh tegak dan dagu yang sedikit terangkat, ia ingin segera melihat Chae Dodo dengan bibir tebalnya yang bodoh dan wajah lesunya yang entah mengapa terlihat begitu memikat hati.
Ia beralih melihat papan tulis, menunduk untuk mencatat di buku tulisnya, sedikit demi sedikit melirik jendela—tetapi ia belum melihat Dodo—kemudian memerhatikan dosennya yang mulai menjelaskan hal mudah dengan bertele-tele. Yeojoo menutup buku tulisnya, memutuskan untuk menyudahi kelas kuliahnya lebih dulu untuk beristirahat dan meregangkan jari-jari mungilnya sambil menengok kea rah jendela.
Itu dia!
Perempuan jangkung dengan rambut cokelatnya yang panjang terurai berjalan menuju ruang kelas kuliah Yeojoo dan berhenti untuk bersandar di dinding seberang jendela. Pakaiannya hanya kemeja kuning pucat dan celana panjang kain yang memeluk pinggang langsingnya dengan elok—terlihat biasa saja, tetapi Yeojoo tahu harga satu set pakaian yang dikenakannya bahkan lebih mahal dibandingkan uang kuliah Yeojoo untuk satu semester. Yeojoo mengamati Dodo yang mengeluarkan ponsel mahalnya dari tas yang juga tak kalah mahal, kemudian ia terlihat sedang mengetik sesuatu dengan senyum di wajahnya.
Chae Dodo
Aku sudah berada di depan ruangan kelasmu.
Yoo Yeojoo
Iya, aku bisa melihat Kak Dodo dari sini.
Chae Dodo
Aku tidak sabar ingin segera memelukmu.
Yoo Yeojoo
Shh, diam! Aku sedang berusaha untuk berkonsentrasi!
Chae Dodo
Yoo Yeojoo sangat menggemaskan.
Tampaknya, Dodo memang senang menggoda Yeojoo. Andaikan Yeojoo ingin marah pun, ia tidak bisa membawa perasaannya untuk benar-benar kesal pada Dodo—bahkan, bisa dibilang Yeojoo tidak ingin Dodo berhenti merayunya.
Seraya mencuri pandangan ke arah kakak tingkatnya yang sedang menunggu di depan ruangan kelasnya, Yeojoo berusaha bertahan di dalam kelasnya hingga jam kuliah berakhir. Yeojoo menyadari beberapa kali, Dodo disapa oleh adik-adik tingkatnya yang merupakan penggemar berat Dodo. Dodo hanya akan membalas dengan senyum singkat dan anggukan, menunjukkan ketidakakrabannya pada orang-orang di sekitarnya. Yeojoo tahu bahwa Dodo memiliki wajah, tubuh, dan karisma yang menarik perhatian, membuatnya sangat digemari oleh para mahasiswa dan mahasiswi.
Ia membiarkan dirinya memikirkan hal-hal selain materi di mata kuliahnya, lebih berfokus kepada imajinasinya hingga dosennya menyampaikan salam dan menyudahi jam kelas di siang hari itu. Yeojoo segera merapikan barang-barangnya, menyisir rambutnya dengan jari-jarinya agar tampak layak di hadapan Dodo. Matanya tidak bisa lepas dari Dodo yang menyapa dan membungkuk saat melihat dosen Yeojoo keluar dari ruang kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rivalover ; c.hw + y.kh
Fanfictionrival /ˈrīvəl/ : (n) a person or thing competing with another for the same objective or for superiority in the same field of activity lover /ˈləvər/: (n) a person having sexual or romantic relationship with someone, often outside marriage Chae Dodo...