Ambisi 3

1.2K 89 9
                                    

Tok! Tok! Tok!

"Mom! Mommy!" seru Zion di depan pintu kamar orang tuanya. Lelaki itu sudah siap dengan seragamnya lengkap. Tas pun sudah turut tersampir di bahu. Rambut telah tertata rapi. Tapi ia harus membutuhkan sesuatu sebelum pergi ke sekolah. Oh! Dan ada yang aneh pagi ini, ia sudah siap saat jam masih menunjukkan pukul setengah enam. Tampaknya setan rajin merasuki tubuh tegapnya itu.

"Mommy!!!!!!!" teriaknya lagi. Tapi masih belum terbuka juga pintu kamar.

"Mommy! Kalau belum dibuka juga aku dobrak, nih!" cara lain dengan ancaman. Dan ternyata itu berhasil, tak lama pintu itu terbuka dan menampilkan tampang kusut sang Mommy.

"Apa, sih! Kamu bangunin Mommy pagi-pagi gini. Ganggu tau!" kesel Wanita cantik itu dengan wajah berkerut. Zion menyengir dengan wajah tanpa dosa.

"Aku mau pinjam rok SMA kakak, dong. Masih ada nggak?" Sang Mommy keheranan. Apa tingkah aneh anaknya kali ini dengan meminjam rok SMA kakaknya? Kinar sang Mommy memicingkan mata.

"Mau kamu apain rok Kakak kamu? Mau kamu jual?"

"Ya, nggak lah, Momku sayang. Zion pinjem seminggu doang, kok. Nggak bakal Zion rusakin juga. Kalau robek mungkin," jawab Zion. Kinar memutar bola mata jengah. Walaupun menolak ia yakin anak laki-lakinya ini bakal memaksanya sampai ia sendiri jengah.

"Kali ini kamu ngapain, hah? Terakhir kali kamu pinjem BH Mommy trus kamu pakai di pertigaan lampu merah sana sambil goyang-goyang. Bikin malu aja, belum juga kapok kamu, hah?" omel Kinar seraya melangkah menuju kamar anak sulungnya yang sekarang pergi kuliah di salah satu Universitas ternama jurusan kedokteran. Anak gadisnya itu memilih tinggal di kosan dekat kampus itu. Jadi kamar bernuansa Maroon putih ini tak terhuni.

"Kami para lelaki, yah, harus tahan gituan lah, Mom. Masa karna itu doang langsung kapok, ya nggak lah! Cemen itu!" celetuk Zion dengan gaya songong. Kinar menggeleng pelan lalu memberikan sebuah rok abu-abu ke Zion.

"Emang muat sama kamu?"

"Muat! Ya, nggak lah Mom. Badan Kakak kecil gitu, masa muat sama aku."

"Trus gimana kamu makenya kalau nggak muat?"

"Dimuet-muetin, hehehehe." Kinar sudah biasa menghadapi tingkah aneh putranya kemudian Wanita itu berlalu keluar.

"Mama! Aku pinjem motor scupi Mommy, ya!" teriak Zion sebelum Kinar turun.

"Lalu Mommy pergi ke pasar sama apa dong?"

"Mobil Papa kan banyak, Ma. Kalau males nyetir suruh Pak Barjo aja."

"Huft, ya udah!" pasrah Kinar. "Makasih, Mom!"

"Kamu mau panggil Mama apa Mommy, sih?"

"Dua-duanya, hehehehe," Kembali Kinar menggeleng, kemudian turun tanpa hambatan dari sang putra.

💢💢💢

Jalanan lengang sudah menjadi teman setia Bhila saat berjalan ke sekolah setiap pagi. Sudah biasa ia pergi pagi-pagi buta, itu karena ia tidak mau terlambat. Untuk ongkos angkot menguras uang sakunya, terpaksa ia harus berjalan agar menghemat pengeluaran.

"Eh, neng Bhila. Selamat pagi!" sapa satpam penjaga gerbang sekolahnya. Bhila tersenyum hangat lalu membalas, "Selamat pagi juga, Pak. Semangat kerja, nih?"

"Weh, semangat dong neng! Neng juga yang semangat belajarnya, juga banyakin senyum." Bhila terkekeh kemudian berlalu menuju gedung. Namun suara motor membuatnya berbalik penasaran. Pasalnya selama ia sekolah di sini hanya dialah yang akan tiba saat jam seperti ini.

Ambitious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang