Maaf banget ya ga up2 guys
~~~
Strass....
Sebutir telur ayam diceburkan ke dalam minyak goreng panas dalam sebuah wajan. Butiran kristal garam berjatuhan lalu hinggap di atas telur yang menggeliat kepanasan itu. Secuil garam ini sangat menentukan bagaimana rasa dari telur itu kelak saat Bhilla memakannya pada jam istiraha nanti. Kemudian spatula tiba-tiba datang untuk memberi kesempatan pada bagian atas telur merasai langsung panasnya permukaan wajan yang diberi bara api kompor. Setelah ke dua sisi matang, telur goreng pun akhirnya jadi. Bhilla pun memindahkannya ke dalam box kotak makannya yang telah penuh diisi nasi putih. Menu sederhana, nasi putih dengan telur mata sapi akan menjadi santapan makan siang oleh Bhilla.
Setelah menyimpannya dengan aman ke dalam tas, Bhilla melangkah cepat ke dalam kamarnya untuk mengambil tumpukkan kertas dari atas meja belajarnya yang sangat berantakan. Bhilla menghela nafas lelah, akhir-akhir ini banyak sekali hal yang dipikirkannya. Membuat kepalanya sering nyut-nyutan mendadak, bahkan susah tidur. Dan hari ini adalah hari perlombaan, namun lihatlah matanya ini. Hitam bak mata panda. Sebenarnya mata panda itu lucu, tapi kalau sudah nemplok di mata manusia malah terlihat mengerikan. Seperti itulah penampilan Bhilla hari ini.
Klik! Klik!
Pintu rumah dikuncinya dua kali sebelum melangkahkan kaki ketika mentari hendak menampakkan eksistensinya. Dengan berjalan kaki, butuh waktu sekitar 20 menit munuju sekolahnya serta akan menguras banyak tenaga bagi pemula. Namun Bhilla adalah pengecualian, ketika SMP ia bahkan harus berjalan selama hampir satu jam menuju sekolahnya. Jadi untuk 20 menit berjalan bukanlah hal yang begitu membebaninya. Alasannya tentu sangat jelas, ia tak ingin mengeluarkan uang untuk ongkos kalau jalan kaki masih mampu ia lakukan. Ia sudah hidup dengan sangat-sangat hemat, bisa dibilang ia sangat jarang diberi uang jajan oleh ibunya dulu. Kalau sekarang ia telah bisa menghasilkan uang serta menyisihkannya untuk kepentingannya pribadi. Walau begitu ia juga harus sangat-sangat hemat agar tidak mati kelaparan saat akhir bulan.
Tin! Tin!
Bhilla tersentak saat kalson mobil menyapanya dari arah belakang. Padahal pada hari biasa tak akan ada orang yang akan sampai jam segini di sekolah, kecuali dirinya. Bahkan pak satpam baru saja membuka gembok gerbang saat ia tiba. Dari posnya, Pak Darno sang satpam melongokan kepala dengan penasaran. Siapa gerangan yang pagi-pagi datang setelah Bhilla. Bhila pun sama, ia membalikkan badan kemudian bertanya-tanya kenapa ia sangat familiar dengan mobil putih itu.
"Udah gue duga lo jam segini udah nyampe sekolah, gila juga ya lo!" Cengiran bak orang bodoh Bhilla dapatkan dari wajah sang pengemudi. Bhilla tak merespon apa pun lalu kembali melangkah ke gedung kelas. Pak Darno sendiri telah menghilang di posnya, menyeruput kopi hitam panas sambil menyetel radio yang menyajikan lagu dangdut. Sedangkan orang yang telah dicuekin Bhilla malah semakin menyengir tak karuan.
"Dasar, cuek kayak biasanya. Dasar cewek ambisuius!" Senyum miring dari bibir si pengemudi, Zion. Lelaki itu dengan cepat memarkirkan mobil kemudian dengan lajunya berlari ke kelas Bhilla di lantai 3, lantai yang sama dengan kelasnya.
"Morning Miss cuek!" Zion menyapa dari pintu kelas dengan riang. Bhilla memilih tak membalas dan sibuk dengan kertas-kertas soal.
"Huh, cuek lo bisa dikurangin nggak sih? Gitu amat ke gue," rungut Zion yang sekarang telah duduk di sebelah Bhilla.
Hening~~
Bhilla tak menggubris seperti biasa. Zion terkekeh geli dengan tangan menopang dagu. Telah terbiasa dengan kecuekan Bhilla membuat Zion malah terhibur. Aneh memang, tapi itulah yang terjadi. Zion sendiri tak tahu kenapa juga reaksinya bisa senang walau hanya dianggap tidak ada oleh Bhilla. Sekali lagi, Zion terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl
Teen FictionZion Pradipta Wangsa. Lelaki tampan yang menjadi incaran semua cewek di sekolahnya. Mulai dari dedek gemez, kakel cantik, guru magang hot, sampai Mbak Afni penjual pecel ayam juga ikut kesem-sem. Tapi sayang, seperti orang banyak ketahui. Lelaki ta...