#2

92 7 0
                                    

Jangan lupa Vote dan coment

Happy reading

.

.

.

Aku menatap pantulan diriku di cermin besar, membenarkan kembali bajuku dan mengikat rambutku menjadi satu, menyemangati diriku sendiri dan bergegas pergi. Aku sampai harus mencari informasi tentang mereka diinternet agar dapat memahami mereka dengan baik. Aku sungguh tidak menyangka jika The Star sangat terkenal, aku merasa menjadi orang yang sudah tinggal di planet yang berbeda. Sejujurnya aku tidak begitu mengerti dan mengikuti perkembangan dunia entertainer di Korea. 

Aku mencatat beberapa pengarahan dan tugas-tugas yang harus aku lakukan dari Ryung-nim, maneger The star. Kemudian Ryung-nim memperkenalkanku kepada mereka berempat. Ini pertama kalinya aku melihat idol dari dekat. Aku bisa mengerti mengapa banyak wanita sangat menggilai mereka. Mereka memang setampan itu, seperti malikat. Aku sempat terpaku beberapa detik saat melihat mereka. 

"Kamu sudah tau kan tugasmu?" tanya Ryung-nim, aku mengangguk mantap.

"Kamu tidak perlu mengurus mereka semua, kamu hanya akan membantu beberpa tugasku yang sudah aku berikan kepadamu sebelumnya" ucap Ryung-nim. "Dan ada seseorang yang perlu kamu urus lebih" lanjut Rung-nim sambil menunjuk seorang laki-laki berkulit putih pucat mengenakan pakaian serba hitam yang sedang tidur di antara dua kursi yang di jadikan satu. 

Aku memandang Ryung-nim dengan tatapan bingung. "Min Yoongi" lanjut Ryung-nim. "Dan satu lagi" dia sempat ragu melanjutkan ucapannya, itu membuatku sedikit gugup. "Mohon bersabar dan Hwaiting!" lanjur Ryung-nim menyemangatiku dengan kedua tangannya membuat member yang lain tertawa. Aku tersenyum dan membalas tangannya. 

Tantangan pertamaku adalah membangunkan dia untuk bersiap ke acara selanjutnya. Aku berjalan mendekatinya perlahan mencoba seramah dan selembut mungkin "Min Yoongi-ssi. Yoongi-ssi" ucapku sambil menggoyang-goyangkan badannya, namun dia tidak berekasi. Aku mencobanya beberapa kali, namun dia hanya membalikkan badannya. 

"Kamu tidak mungkin membangunkannya" ucap Jimin dari arah belakangku. Aku masih tetap mencoba dengan sabar. Tidak, aku mencoba untuk tetap sabar.

"Sudah aku bilang dia tidak akan bangun dengan cara itu, itu hanya akan membuat dia lebih nyenyak tidur" ucap Jimin sambil menarik tanganku dan membuatku menatap kearahnya dengan jarak dekat. Wajah maskulin dengan kumis tipis dan dagu lancip, ah sungguh tampan. Aku mengalihan perhatianku dan menepis tangannya, membetulkan bajuku untuk mengalihkan kegugupanku.

"YA! Jimin jangan kamu ganggu asisten baru" sahut Hoseok dari ujung lain ruangan.

"Biar aku saja yang membangunkannya" ucap Jong Kook berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri kami dengan segelas air di tangannya. Jimin menarikku sedikit menjauh dan 'bbbyyuurrr' Jong Kook menyiram tepat di muka Yoongi setelah mengangkat topi yang menutupi mukanya.

"YA! Mau mati ya?" teriak Yoongi langsung bangkit dari tidurnya, Jong Kook langsung berlari menjauh dan aku hanya terkejut dan membeku. "YA! Joen Jong Kook" teriaknya lagi lebih keras yang hanya di balas tawa mereka semua. 

Aku mendekat perlahan menyodorkan tisu untuk mengeringkan wajahnya. Dia meraih tisu di tanganku dengan kasar lalu mengeringkan wajah dan lehernya yang basah. Aku terpaku beberapa saat melihat wajahnya dari dekat. Wajah putih pucat dengan bibir merah, rambut coklatnya membuat warna pucat kulitnya menjadi sangat bersinar. Dia melihat kearahku dengan tatapan kesal dan bingung. "Siapa kamu?" tanyanya membuyarkan lamunanku.

My Star : Min Yoon Gi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang