"A-appa~" Panggil Jungkook ketika dia merasakan pelukan hangat Appanya, Taehyung menggeram rendah menanggapi nya, lalu kemudian Jungkook meremat Kemeja Taehyung ada sesuatu yang segera keluar dari pelupuk mata nya.
Tesss... Air kristal itu mengalir ke pipinya begitu saja, Taehyung dapat mendengar kan isakan kecil anaknya di dekapannya, ia membuka sedikit selimut yang menutupi sebagian wajahnya, Jungkook mendongak melihat Appanya yang tengah menatapnya biasa bahkan atatapan biasa saja sudah seperti jarum yang menusuk telak hatinya.
"Hiksss...kenapa Appa melakukan ini? Hiks.." Jungkook menangis tertahan, Taehyung tak menunjukkan reaksi apapun disaat anaknya tengah menangis karena perbuatannya yang tidak seronoh tadi.
Pikiran Taehyung memproses, apa yang harus ia katakan? Sedangkan diluput hatinya yang paling dalam, dia mencintai anaknya, dia mencintai karena Jungkook adalah satu-satunya harta yang tersisa, tetapi kenapa seolah-olah gerak tubuh dan pikirannya tertuju untuk merusak Jungkook?
Taehyung tak mengerti dengan jalan otaknya, seperti nya setelah kematian Irene ia menjadi pribadi yang tidak dapat mengontrol apapun yang seharusnya tidak ia lakukan, Ia menghela nafasnya berat depan anaknya seolah beban pikirannya semakin memberat
"Kau anakku, Jung. Aku selalu ingin posesif terhadap apa yang aku miliki, apa kau mengerti?" Bisik Taehyung, Jungkook dapat mendengar jelas jawaban dari ayahnya sendiri, dia tidak tahu ingin senang atau sedih, pasalnya posesif ala ayahnya berbeda dengan kebanyakan orang
"Hiks.. lantas kenapa Appa memperkosaku.. hikss" Tanya Jungkook lagi dengan isakan yang tersedu-sedu
"Aku mabuk" Jawabnya singkat, jujur ia buntu ingin menjawab Appa, ia rasa tubuhnya dikendalikan oleh iblis rasanya satu sisi Taehyung itu ingin merawat apa yang ia punya juga menyayanginya dan ia juga punya sisi pemberontak dan agresif ingin merusak.
"Hiksss.. hikss.." Jungkook tak menjawab lagi melainkan tangisannya yang menjawab apapun yang ingin Taehyung tanyakan
"Maaf- sayang" Ujar Taehyung lembut dan rendah
Taehyung menarik lembut belakang kepalanya agar bibir tebalnya menyapu bersih mulut kecil anaknya yang bertekuk kebawah, ia mengecup kekanan dan kekiri membuat decikan halus terdengar oleh keduanya
Chupp~!
Seolah mereka tengah dikelilingi hujan badai dan hanya pelukan serta sedikit ciuman dari Taehyung Jungkook sudah merasa jauh lebih baik dari yang tadi
Isakan itu terhenti namun masih ada nafasnya yang tidak teratur membuat dadanya naik turun secara tak beraturan, "Hari ini aku akan bilang pada guru mu kau tidak masuk"
"Hiksss.. aku ingin sekolah, aku ingin bertemu Mingyu Hyung.." Taehyung menyeryit kan alisnya, Mingyu? Katanya? Anak Jimin, huh? dan Taehyung lalu menyadari sifat posesif nya sekarang, ia benar-benar akan posesif pada anaknya dan mencari tahu lebih tentangnya ia tak mau kehilangan jungkook karena pengaruh Irene yang pergi meninggalkan nya.
"Maaf sayang, tapi kau lelah dan terlambat hari ini.." Ujarnya diselingi senyum tipis, Jungkook terpaku melihatnya ia belum mengerjakan sifat baru ayahnya.
"A-ani aku masih bisa sekolah.. hiks.." Jungkook berusaha bangun walau lubangnya sangat perih
"Shhh.." Ringisnya ia bangun sampai akhirnya selimut itu tertanggal dari tubuh mulus tanpa helai baju nya, Taehyung meneguk air liurnya, sial tubuh anaknya bagaikan wanita, mulus, montok, putih porselin, dan tak lupa miliknya yang pink membuatnya ingin memegangnya.
"Shit.." umpatnya pelan, Jungkook tak kuat dengan bobotnya sendiri akhirnya menimpa tubuh ayahnya dan terjadilah peristiwa naked Jungkook tidur diatas tubuh Taehyung yang lengkap pakaian kantornya tanpa jas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyscho Daddy
FanfictionOn | Bajingan yang sialnya terlalu tampan, seksi serta kaya raya itu telah menjadikan aku anaknya dahulu, hingga akhirnya aku mengetahui nya dan menyesal pernah dimasuki olehnya Warning BXB! Don't read if you have a problem with gay couple. Thanks o...