tujuh

9.9K 699 51
                                    

"Aku pulang.." Ujar Jimin letih memijit sedikit bahunya yang terasa sakit memegang tas kerjanya, Yoongi segera datang dimalam itu sambil membawakan teh hangat dan mereka berdua duduk disebuah sofa didekat sana

"Kau terlihat lelah?" Tanya Yoongi sambil membantu melepaskan dasi Jimin, otomatis Jimin mendongakkan kepalanya tak dapat berkontak mata dengannya

"Ya lumayan, aku dapat lembur tadi oleh Tuan-"

"Yah! Aku sudah bilang padamu, pindah kerja! Aku tidak sama sekali menyukai tuan CEO mu itu, mentang-mentang kau tangan kanannya kau selalu yang mendapat lembur.." Dumel Yoongi melipat tangannya menatap Jimin marah

"Ah Changi kenapa kau bicara seperti itu? Dia memberiku gaji yang lebih kok, dia tidak seburuk itu, untuk Mingyu juga. Ah dia dimana? Aku ingin bicara dengannya.." Ujar Jimin sedikit berusaha membuat Yoongi melupakan tentang bos 'pemberinya lembur' itu.

"Dia sedang belajar.." Ujar Yoongi tiba-tiba dingin pada Jimin, Membuat ia gemas dan akhirnya mencium singkat bibir istrinya.

"Ahh~!" Geram Yoongi dengan suara lembut hampir menyerupai desahan lembutnya membuat Jimin tersenyum dimalam larut itu, smabil menunggu istrinya berangkat memanggil anaknya Jimin hendak menyeruput teh hangatnya

Tetapi sesuatu membuat Jimin tersentak kaget, "Yah anak kedelai Malika! Kesini cepat!"

"Pruutttt.. uhuk.. uhuk.." Jimin segera mengatur nafasnya karena tersedak-sedak mendengar teriakan istrinya yang memekakkan telinga, ia kira Yoongi akan segera berangkat menghampiri anaknya, Mingyu.

Nyatanya dia adalah Min Yoongi yang selalu ia kenal dengan kemagerannya.

"As-astaga.. uhuk.." Jimin segera mengambil jeda sebelum ia berbicara lagi

"Makanya jangan banyak bicara.." Omel Yoongi membuat Jimin menutup rapat mulutnya, Mingyu datang dengan wajah nagntuk plus lingkaran hitam di bawah matanya terlihat cukup jelas

"Yak, apa kau ingin begadang lagi hari ini? Lihat wajahmu sudah seperti arang.." Ujar Yoongi pedas.

"A-aku baru saja tidur eomma, lalu eomma membangunkan ku.." Tolak Mingyu dengan kenyataan yang utarakan eommanya itu

"Appamu ini ingin berbicara padamu, setelah itu siapkan air hangat untuk Jimin, aku ingin tidur.." Ujar Yoongi santai sambil merenggangkan kedua tangannya bersiap untuk tidur, Jimin hanya menggeleng memaklumi istrinya yang mager namun kalau sifat memarahi seseorang yang membebani Jimin, Yoongi selalu nomor satu.

"A-ada apa, Appa?" Tanya Mingyu sambil berusaha menahan bobot badannya dan duduk berhadapan dengan ayahnya.

Jimin menatap anaknya dengan senyuman di sejuknya rembulan malam, Mingyu terpaku dengan senyuman lembut ayahnya

"Apa akhir-akhir ini kau selalu mendekati Kim Jungkook?" Tanyanya mencoba dengan obrolan lembut

Mingyu menyeryit kan alisnya saking mengantuknya Mingyu harusnya punya waktu untuk mengumpulkan nyawa tetapi eommanya yang membuatnya menjadi anak yang penurut, menurutnya Yoongi adalah sosok eomma yang unik dan apapun Mingyu mencoba membenarkan kata-kata salah yang dia utarakan pasti Mingyu juga yang salah karena nyatanya paling galakan Yoongi.

"Mendekati? Maksud appa mencoba mengambil hatinya?" Tanya Mingyu mencoba mengerti apa yang di ucapkan ayahnya.

"Hm mungkin seperti itu, karena kau tahu kan Tuan Kim tidak suka anaknya disentuh, dia benar-benar menjadi pribadi yang dingin semenjak istrinya meninggal, dan hanya ada Kim Jungkook dihidupnya." Jelas Jimin, Mingyu menundukan kepalanya, mengangguk mencoba untuk tidak kesal dengan perkataan ayahnya yang pasti menyuruhnya menjauhi Jungkook, dan nyatanya Mingyu tidak bisa!

Pyscho DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang