Setelah selesai shalat dengan sekuat tenaga, aku berusaha melangkahkan kaki menuju ruang tamu rumah kak Nida. Lalu aku duduk dan menatap keluar jendela. Ternyata sungguh indah pemandangan disini. Aku tidak menemukan pemandangan pegunungan yang indah jika aku berada dirumah, sedangkan disini aku merasa disuguhkan oleh pemandangan yang sangat memuaskan. Mungkin peradaban aku dan Andra bisa dibilang sangat berbeda jauh, tetapi aku sangat menyukai tempat tinggal Andra, udaranya masih sangat segar, peradabannya tidak padat sepadat ditempat tinggalku, dan pemandangannya sungguh menyejukan mata. Sedangkan didaerah tempat tinggalku jika siang hari udaranya terasa kotor dan terasa menyatu dengan polusi juga asap pabrik. Aku menyukai tempat ini, baru pertama kali ketempat seperti ini, dan aku telah jatuh cinta pada pemandangannya walau nyatanya aku sangat serba tidak tau mengenai tempat ini.
"Nady..." kak Nida membuyarkan lamunanku.
"Ahhh... iya kak Nida?" Responku.
"Gimana? Suka disini? Maaf ya disini hanya seadanya, maklumlah ini kampung" ucap kak Nadi dengan senyumannya.
"Ahhh kak Nida.. malahan Nady suka kak, Nady suka sama tempat tinggal kak Nida" jawabku dengam ramah.
"Ouh iya Nad, Andra belum pernah loh ajak perempuan kesini" ucapan kak Nida membuatku berpikir tanpa alur.
"Ohhh ya? Jadi... jadi Nady adalah perempuan pertama yang Andra bawa?" Ucapku penuh ramah.
"Iya cantik, Andra belum pernah membawa perempuan kemari. Mau ikut pengajian kak Nady?" Tanya kak Nida yang tiba-tiba terbangun dari tempat duduknya.
Perempuan pertama yang Andra bawa kesini, Andra nelum membawa perempuan kesini.. kata itu memenuhi pikiranku. Kenapa aku? Kenapa harus aku yang pertama?
"Iya, Nady mau ikutan pengajian, Nady pengen menyibukan diri" aku tersenyum.
"Ouh, apa alasan ingin menyibukan diri?" Tanya kak Nida padaku, sambil menyuguhkan makanan ke atas meja.
"ahhh alasannya ada aja , hmm mungkin itu tidak bisa diceritakan. Eh kak Nida jangan repot-repot" Aku membantu kak nida menata makanan dimeja.
"Maaf ya disini enggak ada apa-apa" ucap kak Nida.
Kita berduapun berbincang-bincang sebentar, dan tersenyum,tertawa bersama.
Sebenarnya alasan aku ingin menyibukan diri adalah karena Fian, masih berhubungan dengan Fian. Aku ingin melupakan Fian, aku ingin menghapus semua luka ini dengan kesibukan positifku, dan dengan Andra juga. Semoga apa yang menjadi tujuanku dapat tercapai, dan aku dapat memulai kehidupan yang lebih baik tanpa luka di hati.
Yang dapat menghapus luka sebenarnya adalah diri kita sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
menuju HALAL
RomanceSemua berawal dari rasa sakit. Sejak kepergian seorang pria berwajah tampan, rasanya ingin sekali ku mengedit jalan hidupku. pria itu bernama Fian. Fian hadir selama 2 tahun lalu pergi begitu saja. Hidupku hancur..sangat hancur, sampai hari-hari ku...