Aku menaiki anak tangga lalu memasuki kelas yang terlihat ramai. Dengan nafas ngosngosan akibat berlari dari gerbang, aku membuka pintu kelas. Nampaknya tidak ada guru. Akupun menuju tempat duduk dan tiba tiba kaki ini berhenti melangkah. Aku melihat ada yang hilang ditempat ini. Hmm sudahlah Nady sadarlah!! .. dia sudah pergi ..
Akupun duduk dikursi dan diam saja. Dengan kedua tangan diatas meja, tatapanku serasa kosong menatap papan tulis yang masih bersih. Siapa yang tidak merasa tersakiti, orang yang selalu bersama dengan kita sangat lama tiba-tiba pergi meninggalkan tanpa ucapan apapun.
"Nady.." Cika mengagetkanku. Lalu ia memegang pundakku. "Nady.. maafkan aku mengatakan ini, tapi aku harus. Fian pamit padaku sebelum dia pergi. Dia memutuskan pergi karna alasan yang masuk akal Nady." Wajah Cika tiba-tiba berubah menjadi wajah kesedihan.
"Cika.. salah aku apa Cik? Cik andai dia memiliki alasan yang masuk akal, kenapa dia tidak mengabariku? Kenapa dia pamit pada banyak orang, sedangkan dia tidak pamit padaku. Itu yang aku sakitkan Cik" ucapku dengan tetesan air yang terus mengalir dari mata ini seakan-akan mataku ini adalah gudangnya air.
"Nady... udah jangan nangis lagi, biarkan saja dia pergi. Mungkin menurutnya semua ini adalah jalanyang terbaik". Ucap Cika yang memelukku seakan akan aku ini adalah adiknya.
"Ta..tapi aku yang sakit Cik... " aku menangis tanpa ragu. Sakit ini adalah sakit yang harus aku kubur dalam-dalam. Nady kamu adalah perempuan kuat, kamu pasti bisa. Ambilah hikmah dari semua yang terjadi ini nady! Nady harus lebih baik! Ya, aku harus lebih baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
menuju HALAL
RomantizmSemua berawal dari rasa sakit. Sejak kepergian seorang pria berwajah tampan, rasanya ingin sekali ku mengedit jalan hidupku. pria itu bernama Fian. Fian hadir selama 2 tahun lalu pergi begitu saja. Hidupku hancur..sangat hancur, sampai hari-hari ku...