"Assalamualaikum" Ucap seorang lelaki yang langsung duduk disampingku. Yaps ... this is Andra.
"Waalaikumsalam" jawab kak Nida.
"Jawab!" Lirik Andra padaku.
"Waalaikumsalam" jawabku dengan malu karena lupa menjawab salamnya.
"Ayo..." Andra seakan-akan mengajakku untuk pergi bersamanya.
"Kemana?" Jawabku penuh tanda tanya.
"Ih baru juga sebentar dirumah kak Nida, mau kemana Andra?" Kak Nida masuk ke obrolan aku dan Andra.
"Kerumah mama, mau dikenalin kalo mama ada di rumah mungpung Nady disini" jawab Andra tanpa ragu sedikitpun.
Tanpa basa-basi setelah diijinkan oleh kak Nady, aku mengikuti Andra menuju kittyku yang baru saja terparkir dan yang baru saja dicek keadaannya oleh kakaknya Andra.
"Naik" ucap Andra yang sudah siap untuk menyetir.
Aku langsung naik tanpa berkata apa-apa. Setelah kulihat-lihat kenapa Andra memakai baju yang berdeda? Apa sebelum jum'atan Andra pulang dan berganti baju? Andra rapi sekali hari ini, memakai baju berwarna merah dengan celana levis yang sangat serasi dengan tubuhnya dan sebuah topi merah yang menutupi sebagian rambutnya. Andra terlihat cool dan manis.
"Masih jauh?" Tanyaku.
"Pegangan jalannya kecil" respon Andra.
"Apa?? Pegangan?" Aku terkejut mendengar kata-kata Andra.
"Pegangan ke samping jok motor aja kali, siapa suruh pegangan ke Andra" ucapnya dengan tawa khasnya.
Aku hanya terdiam, melihat sikap Andra yang semakin menandakan bahwa aku dan Andra benar-benar telah menjadi teman dekat. Walau rasanya Andra banyak menjengkelkan tapi aku sangat menyukai sikapnya ini.
Hingga kami berdua tiba dirumah Andra. Rumahnya sangat sederhana, aku disuguhkan dengan pemandangan gunung didepan rumah Andra, ditambah juga banyaknya pepohonan dibelakang rumahnya membuat udara disinu sangat sejuk, jadi serasa ingin menucapkan "Andra, Nady suka disini, kapan bisa hidup disini deket Andra?" Tapi apa-apaan banget deh ngucapin itu, Nanti Andra mikir yang enggak-enggak gimana coba, terus kalo Andra baper sama aku gimana kan jadi brabe, aku kan lagi enggak mau ada hubungan apapun dengan laki-laki.
"Silahkan masuk dan selamat datang tuan putri" ucapnya saat membukakan pintu.
Aku hanya membalas sambutan itu dengan tersenyum dan menganggukan kepala dengan pelan seakan-akan aku memang seorang putri.
Saat aku memasuki rumah, ada seorang ibu yang mendekat padaku. Selain itu aku melihat ada seorang anak laki-laki yang kuperkirakan berumur 9 tahun dan seorang anak perempuan yang kuperkirakan berumur 7 tahun yang aku pikir pasti itu adalah adik adik Andra.
"Assalamualaikum ibu" sapaku pada ibunya Andra, dan langsung mencium tangannya.
"Waalaikumsalam, ayo duduk disana" ucap lembut ibu itu dengan senyumnya yang menenangkan hati.
"Terima kasih" senyum yang aku balaskan untuk ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
menuju HALAL
RomanceSemua berawal dari rasa sakit. Sejak kepergian seorang pria berwajah tampan, rasanya ingin sekali ku mengedit jalan hidupku. pria itu bernama Fian. Fian hadir selama 2 tahun lalu pergi begitu saja. Hidupku hancur..sangat hancur, sampai hari-hari ku...