KENYAMANAN INI

55 2 0
                                        

Diperjalanan aku mulai merasa takut, ternyata benar apa yang dikatakan Andra, jalan yang akan dilewati ternyata sangat menakutkan, jalannya berbelok-belok, naik turun dan banyak lubangnya. Hingga akhirnya.....

"Aaaaaaaaaa.............."

Bruggggggg..

"Astagfirullah Nady" chandra menghampiriku.

"Ahhh... Andra sakit.. " ucapku yang telah tak berdaya, berada diatas tanah dan dibawah motor kitty.

Lalu Andra mengangkangkat kitty yang menindih kakiku. Aku terjatuh karena jalan yang yang berbelok dan kecil, selain itu jalannya juga sangat curam.

"Bangun Nad" ucap Andra.

Andra memegang tanganku yang bahkan tidak bertenaga untuk membalas pegangannya. Hingga Andra memilih memegang tangan dekat pundakku untuk membantuku berdiri. Namun nihil, aku masih belum kuat dan terbawa rasa takut. Bahkan karena takut dan rasa kaget yang mendalam, aku langsung memegang satu tangan Andra dengan dua tangan. Rasanya jantung ini masih belum stabil, aku masih kaget akan kejadian ini. Badanku bergetar, mataku tidak dapat berfokus pada apapun, bahkan yang terngiang dipikiranku adalah bagaimana nasib kitty kesayanganku.

Hingga akhirnya Andra berhasil membangunkaku, berhasil membuatku berdiri dan melangkah menuju motor Andra. Andra berencana untuk memboncengku dengan motornya, sedangkan kittyku dibawa oleh kakanya ke bengkel.

Sepanjang jalan aku hanya memikirkan kitty ku, hingga aku tak sadar selama perjalanan aku memegangi baju Andra. Ya ampun sungguh malu, aku pun melepaskan bajunya dan berharap Andra tidak merasakan bahwa selama ini bajunya ku pegangi.

Sesampainya di rumah kaka perempuan Andra, aku masih saja terdiam diatas motor Andra.

"Ayo turun, Nad berat nih mau aku standarin motornya" ucap Andra yang masih menaiki motor.

"Andra kaki Nady sakit" komentarku yang masih tetap diam ditempat.

Tak lama kaka perempuan Andra keluar dari rumah langsung menghampiri aku dan Andra.

"Ya allah ini kenapa?" Ucap kak Nida.

"Nady jatuh kak" jawab Andra.

"Astagfirullah jatuh dimana? Ayo sini Nady kakak bantu" kak Nida membantuku untuk turun dari motor dan menuju rumah kak Nida.

Saat tiba didalam rumah aku hanya memegangi kakiku yang benar benar terasa pegal, selain itu ternyata kakiku terluka, lukanya lumayan dalam juga. Ya ampun ini sangat perih.

"Kakak tinggal dulu ya, kakak mau beli plester ke warung , Andra jagain Nady". Ucap kak Nida yang sangat perhatian.

"Siap" jawab Andra.

Ya allah betapa bahagianya seorang Nady Humaira saat ini, baru kali ini aku mendapat perhatian dari seorang lelaki seperti dulu. Atas sekian lama aku merasa terpuruk akan kepergian Fian, kini aku merasakan suatu kehangatan yang benar-benar menyelimuti hatiku yang telah lama kedinginan.

"Sakit?" Andra membuyarkan lamunanku.

"Sakit, yang ini" tanganku menunjukan satu luka dikaki yang paling menyakitkan.

"Alay.... dasar orang kota" ucapnya dengan sedikit tertawa.

"Ihhhh... serius ini sakit" protesku dengan nada kesal.

"Ahahaha iya ... iya .. sabar ya.. tunggu kak Nida bawa plester" ucap Andra yang terus memandangi luka dikakiku.

Aku tidak mengerti, hari ini adalah hari yang ajaib, aku bisa dengan cepat merasa sangat akrab dan sangat dekat dengan Andra bahkan merasa hangat bersama Andra. Ya ampun apa yang aku pikirkan, lupakan.... Nady Humaira jangan jatuh cinta lagi, luka dihatimu belum sembuh kau sudah mau jatuh cinta lagi..

"Aaaaaa...... sakittttt ... Aaaaa enggak mau .. enggak mau ihh kakak sakit ... aaaaa enggak mau .... ih itu sakit itu sakit.. "

Betapa sakitnya saat plester itu menempel dikakiku yang baru dicuci dengan air bersih. Andra hanya memperhatikanku dengan senyumannya seakan-akan aku memanglah perempuan alay dari kota.

"Udah tuh ibu negara, udah nempel enggak akan sakit lagi, kecuali kalo dibuka hahahhaah" Andra tertawa.

Aku hanya memandangnya dengan tatapan sinis, heuh dasar rasakan kalo sampai jatuh terus penuh luka, sakitnya euhhhh enak banget deh Andra tampan.

"Andra gimana ya kitty aku?" Aku mulai cemas dengan kitty kesayanganku.

"Lagi diurusin sama kakaku" jawab Andra.

"Hmmmm" endusku tanpa gerakan apapun.

"Udah mau adzan, aku ke mesjid ya, tunggu disini sama kak Nida oke" ucap Andra yang tiba-tiba berdiri dari duduknya dan menatapku.

"Iya, jangan lama" ucapan yang refleks aku ucapkan pada Andra.

Jangan pernah pergi Andra, aku bahagia menjadi temanmu. Aku membutuhkanmu untuk pencapaianku melupakan luka yang diberikan Fian padaku. Seperti ucapan yang pernah kamu ucapkan Andra, kamu akan membantuku melupakan semua luka ini.





menuju HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang