Selamat datang di kisah Alfian yang penuh suka duka. Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga vote kalian di setiap bab, yaaa.
📖📖📖
Part 1
Mungkin bisa dibilang ini hari yang paling sial untuk Alfian. Bagaimana tidak, hari ini, cowok terkesan calm ini dihukum hormat bendera karena terlambat datang ke sekolah dan sebelumnya ia juga hampir ditilang akibat menerobos lampu merah. Untungnya ia bisa kabur dari kejaran polisi dipadatnya jalanan ibu kota.
Keringatnya bercucuran di bawah terik panas matahari. Dua jam berlalu. Namun, posisinya masih di tempat itu, padahal sebentar lagi bel istirahat akan bergema di saentaro gedung. Mau tidak mau, ia harus menjalankan hukuman ini, kalau tidak urusan akan bertambah panjang.
"Alfian," teriak seorang laki-laki setengah baya dengan tatapan tajam.
Cowok tinggi itu menoleh ke sumber suara dengan mata memicing akibat sinar matahari, ia tahu jelas siapa pemilik suara itu.
"Hukuman kamu selesai, lain kali jangan telat lagi!" tegas Pak Budi dengan mata melotot yang hampir keluar.
Kontan tangan Alfian yang di kepala langsung turun, dengan napas yang berhembus lega.
"Iya Pak," sahut Alfian mengangguk.
Pak Budi mengangguk. "Bagus." Ia lalu pergi meninggalkan lapangan.
Alfian berjalan lunglai mengambil tasnya yang terletak di pinggir lapangan. Ranselnya disandang sebelah tangan, ia duduk sejenak di sebuah kursi seraya mendinginkan tubuhnya yang terjemur bagaikan jemuran kain.
Bel istirahat akhirnya berdering nyaring, semua siswa berhamburan keluar kelas. Alfian masih nyaman duduk di sana meskipun siswa-siswa lalu lalang di depannya.
"Al, lo ngapain di sini sendirian?" tanya Julian menatapi Alfian yang terlihat sudah tidak bersemangat.
Alfian mengangkat kepalanya, menoleh ke samping, mendapati teman-temannya telah berada di sana.
"Tau nih anak, kirain gue gak datang, taunya duduk di sini," timpal Dafa seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok.
Alfian memasang wajah datar. "Gue habis dihukum karena telat."
Tawa teman-temannya pecah seketika, Alfian berdecak kesal mendengar suara yang menyebalkan itu.
"Senang, ya, lo, liat gue dihukum," kesal Alfian.
Semua menahan tawa begitu cowok yang kini berkeringat itu menggerutu.
"Gak gitu juga Al, emang lo dihukum ngapain?" tanya Bima.
"Hormat bendera dua jam," jawab Alfian, lalu menatap teman-temannya tajam.
Alfian menaikkan alisnya. "Kenapa? Mau ketawa lagi?"
Julian menggeleng cepat menahan tawanya. "Enggak."
"Kita ke kantin yuk, gue laper," ajak Dafa berkacak pinggang dengan sebelah tangan, dan satu tangan lagi mengelus-ngelus perutnya yang datar.
"Benar tuh, yuk ! Lo pasti laperkan Al, secara lo habis hormat bendera panas-panasan," kata Bima mengindahkan ajakan Dafa.
Empat sejoli itu pun memutuskan untuk ke kantin, makan siang. Alfian langsung menyambar sebotol mineral water dan meneguk hingga menyisakan setengah. Ia juga menarik beberapa helai tissue yang tersedia di meja, dan mengusap wajahnya dengan benda tersebut.
"Al, lo masih mau lanjut?" Julian menatap serius dan bertanya dengan nada rendah.
"Kenapa lo nanya gitu? Ya iyalah!"
"Udah, ngobrolnya dipending dulu ya. Nih makanan udah nyampe, pamali ngobrol di depan makanan. Lagian ngomong apaan sih?" celetuk Dafa. Ia kembali fokus pada makanannya.
"Lama-lama lo kayak emak gue ya, di rumah emak gue juga bilang gitu," ejek Julian tersenyum di akhir kalimat.
"Enak aja lo nyamain gue sama emak lo," gerutu Dafa tak terima.
"Liat tuh, siapa di sana!" instruksi Bima melirik ke belakang Alfian.
Alfian mengikuti instruksi Bima, ia menoleh ke belakang dan mendapati dua orang cewek duduk di meja pojok. Tatapannya datar saat menatap cewek berambut hitam sebahu dengan seorang temannya. Dua orang cewek itu asik mengobrol sambil menikmati makanan masing-masing.
"Jadi ... kapan lo mulai beraksi, Bro?" tanya Julian sedikit berbisik. Bisa dipastikan hanya Alfian yang mendengar pertanyaan itu.
Alfian menaikkan bahunya seakan tak terpengaruh oleh pertanyaan itu.
"Mereka cantik ya," kata Bima terang-terangan, melempar senyuman jahil.
Lagi, Alfian menoleh ke belakang melihat sosok itu dengan wajah datar."Biasa aja!"
Gadis itu kini telah siap untuk meninggalkan tempat itu. Tidak ingin terpengaruh, Alfian kembali fokus menghabiskan makanannya tanpa mempedulikan ocehan receh teman-temannya.
"Biasa aja? Tapi buktinya lo dua kali ngelirik tuh cewek—temennya Monika," ujar Dafa memojokkan.
"Betul tuh, menurut yang gue tahu, ya. Lirikan pertama itu wajar, sedangkan yang kedua itu pasti ada sesuatu," timpal Bima tersenyum usil.
"Serah lo!" Alfian menengak minumannya hingga tak tersisa lagi.
Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring di setiap penjuru gedung. Dengan semangat juang yang tinggi, siswa-siswa berlari meninggal area untuk menimba ilmu itu.
"Alfian!" teriak seorang cewek berambut coklat.
Cowok itu pura-pura tidak dengar dan tidak menoleh sedikit pun. Ia fokus melangkah menyusuri jalan. Teman-temannya melirik melihat sosok gadis itu.
"Bro, Eriska manggil tuh," kata Dafa memberitahu.
Dengan terpaksa, Alfian menghentikan langkahnya. Eriska berlari kecil untuk menyejajarkan posisinya dengan Alfian.
"Al, gue boleh nebeng gak? Soalnya mobil gue lagi di bengkel," ujar Eriska dengan gaya manja.
"Yaa udah, ayoo!" balas Alfian pasrah.
Eriska tersenyum riang, ia mengiringi langkah Alfian hingga parkiran. Bima, Julian dan Dafa pulang dengan kendaraan masing-masing.
Alfian menyodorkan sebuah helm pada Eriska. "Nih, pakai!"
Eriska pun memakaikan benda itu di kepalanya. Alfian yang juga akan memasangkan helm full-face nya, tiba-tiba terhenti saat melihat sosok gadis yang tadi ia lihat di kantin sedang berjalan di koridor utama. Dari yang ia lihat, sepertinya gadis itu juga akan segera meninggalkan sekolah. Mata Alfian tak henti menatap sosok itu.
"Al, lo kenapa?" tanya Eriska heran, karena Alfian belum juga memasang helm-nya.
Alfian tersentak. Ia menggeleng santai, kemudian melanjutkan niatnya menyorongkan alat keamanan tersebut ke kepalanya.
"Ayo, naik!" kata Alfian setelah menghidupkan mesin motor ninja-nya.
Eriska pun naik, motor Alfian melaju melewati sosok gadis yang ia liat di kantin tadi sedang berjalan keluar gerbang sekolah.
-----------
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar, yaa.
IG : ogghykurniaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIAN [Completed]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA📍 Menghindar jauh-jauh dari gadis itu merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Namun semesta tidak berpihak padanya. Ketika gadis itu menganggap dirinya sebagai malaikat penyelamat. Semua berubah, membuatnya merutuki diriny...